Sabtu, 27 April, 2024

Ketua DPR: Generasi Milenial Target Perang Proxy

MONITOR, Jakarta – Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan bahwa tingginya gelombang penyelundupan narkoba patut dipahami sebagai bukti nyata perang proxy yang menargetkan generasi milenial Indonesia. Bamsoet, sapaan akrab Ketua DPR RI itu menegaskan, kondisi tersebut jelas dapat mengganggu masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Selama dua dekade belakangan ini, anak dan remaja Indonesia nyata-nyata menjadi target perang proxy. Modusnya, menggoda dan mencekoki mereka dengan aneka ragam produk narkoba (narkotika dan obat-obatan) terlarang,” ucap Bamsoet, Selasa (19/2).

Dikatakannya, ruang publik kini terus dibanjiri ragam produk narkoba akibat masih tingginya intensitas penyelundupan. Data resmi yang dipaparkan ke publik oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan hingga Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) patut digarisbawahi oleh semua pihak.

“Maret 2018, KPAI mengungkap data tentang korban kelompok anak. Dari total 87 juta populasi kelompok anak, sebanyak 5,9 juta sudah menjadi pecandu narkoba. Untuk menggugah kepedulian bersama, BNN berulangkali mengingatkan dengan data, setiap harinya 50 orang muda meninggal karena mengonsumsi narkoba,” papar politisi Partai Golkar itu.

- Advertisement -

Menurutnya, jumlah tersebut akan terus bertambah jika persoalan narkoba hanya diserahkan kepada penegak hukum. Kepedulian keluarga dan komunitas menjadi sangat penting dan strategis, karena kejahatan ini masih sulit dibendung. Generasi milenial menjadi target perang proxy karena ragam produk narkoba itu diselundupkan oleh sindikat internasional, bekerjasama dengan antek-antek mereka di dalam negeri.

“Tahun lalu, BNN mengidentifikasi 83 sindikat internasional yang menyelundupkan dan mengedarkan narkoba di dalam negeri. Tahun sebelumnya tercatat 99 sindikat. Barang haram itu dimasukan diedarkan pada 654 daerah penyebaran narkoba,” tandas mantan Ketua Komisi III DPR RI itu.

Bamsoet menyatakan, sebuah strategi baru harus digagas untuk menghentikan atau minimal mereduksi kejahatan ini. Penyalahguna dan ragam akibat pemakaian narkoba jangan lagi hanya dilihat sebagai ekses kenakalan anak, remaja maupun orang dewasa.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER