MONITOR, Jakarta – Semakin mendekati batas pendaftaran Capres-Cawapres, sejumlah parpol gencar melakukan manuver. Termasuk Partai Demokrat. Tidak tanggung-tanggung, partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu bersedia merapat ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Langkah Demokrat merapat ke PDIP beberapa waktu lalu merupakan manuver ekstrim. Pasalnya, selama ini Demokrat dan PDIP tidak pernah sejalan.
Meski diakui bukan atas instruksi partai, kedatangan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto ke kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat boleh disebut bagian dari manuver Demokrat. Agus juga mengakui kunjungannya itu untuk membahas konstalasi politik jelang Pilpres.
Pengamat Politik dari Universitas Mercubuana Maksimus Ramses Lalongkoe menilai, kedatangan elit Demokrat ke kantor PDIP tentu bernuansa politik. Ia meyakini kunjungan Agus juga membahas Pilpres.
Bahkan, Ramses juga mengakui, kedatangan Agus ke kantor PDIP diketahui oleh partainya. Hanya saja, Demokrat menunggu respon dari publik.
”Menurut saya ini bagian dari strategi komunikasi lintas partai. Soal dia hadir tanpa sepengetahuan Demokrat dan SBY itu soal lain lagi. Atau bisa saja elite Demokrat tau tapi sengaja lempar pernyataan demikian,” kata Maksimus saat dihubungi MONITOR, Senin (16/7/2018).
”Kader partai memang nggak masalah lakukan komunikasi lintas partai sepanjang untuk kepentingan bangsa dan negara,” tambanhnya.
Bila benar begitu, lanjut Ramses, yang dilakukan Agus merupakan inisiatif yang baik sebagai kader dengan membangun komunikasi ke parpol lain.
”Iya bisa saja itu inisiatif Agus untuk melakukan komunikasi dengan partai lain. Tapi kan lucu juga masa demokrat gak tahu. Agus itu Wakil Ketua DPR dari Demokrat. Saya yakin sudah ada komunikasi” ujarnya.
Direktur Eksekutif Lembaga Analisa Politik Indonesia itu juga mengatakan, fokus Demokrat saat ini, bagaimana mengamankan posisi partainya di tengah riuh koalisi dan memperhitungkan kemungkinan menyandingkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Jokowi pada Pilpres nanti.
”Ya manuvernya tak lain mendorong AHY dipasangkan dengan Jokowi sehingga segala upaya dilakukan,” tandasnya.