MONITOR, Jakarta – Sejumlah kalangan tak berhenti menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo yang bernada tantangan terkait kebijakan utang yang dilakukan pemerintahannya saat ini.
Seperti halnya anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan. Ia mengaku siap diundang kapanpun untuk beradu argumen dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengenai kondisi utang Indonesia yang telah mencapai Rp4.000 triliun tersebut.
“Siap dong (menerima tantangan Presiden, red),” kata Heri kepada MONITOR, Jumat (27/4).
Heri menjelaskan, utang Indonesia pada 2014 hanya sebesar Rp135 triliun. Akan tetapi, sambung dia, pada 2018 adanya trend kenaikan utang yang signifikan mencapai Rp 238 trilunnya, dan utang itu tiap tahunnya bertambah sekitar Rp400 triliun.
“Sementara kewajiban membayar bunga utang 2018 sebesar Rp238 triliun dibayar dengan utang baru yang dilakukan pemerintah,” sebut politikus Gerindra itu.
Artinya, kata Heri, selama tiga tahun lima bulan pemerintahan Jokowi berjalan, ada sebesar Rp. 1.532 triliun, sehingga per akhir Maret 2018 total utang mencapai Rp4.136 triliun.
“Utang baru setiap tahun bertambah lebih dari Rp400 triliun, artinya gali lubang tutup lubang dan gali lubang baru,” ujarnya.
“Kerja, kerja dan kerja tapi utang setiap tahun tambah lebih Rp400 triliun,” sindir anggota dari Dapil Jabar IV itu.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi mempersilahkan para politikus oposisi untuk beradu argumen soal utang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Hal itu disampaikan presiden dalam acara stasiun televisi nasional, Rabu (25/4).
Dikatakan presiden, saat dirinya dilantik pada 2014 lalu, utang Indonesia itu sudah di angka Rp2 ribu triliun, dengan bunga kurang lebih 250-an triliun.