MONITOR, Jakarta – Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Seminar Nasional Diseminasi Hasil Riset Dosen di Auditorium Prof. Dr. Suwito, M.A, Kampus 2 UIN Jakarta, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Kamis (4/12/2025). Kegiatan ini menjadi ruang bagi para dosen untuk mempresentasikan hasil penelitian terbaru sekaligus memperkuat tradisi akademik di lingkungan kampus.
Direktur SPs UIN Jakarta, Prof Zulkifli, menyebut kegiatan diseminasi ini merupakan bagian dari komitmen SPs dalam membangun budaya riset. Ia menegaskan bahwa setiap dosen dituntut memiliki publikasi ilmiah minimal satu artikel per tahun sesuai tagline SPs, “one lecture, one purpose, in one year.”
“Para dosen tidak hanya bisa menguji, tapi juga diuji oleh para mahasiswanya. Kita ingin menunjukkan bahwa dosen Sekolah Pascasarjana juga berkarya dan rutin melakukan riset,” ujar Prof Zulkifli.
Guru besar bidang sosiologi ini menjelaskan, sebagian riset yang dipresentasikan merupakan penelitian yang masih berproses namun sudah menghasilkan temuan awal yang signifikan.
“Beberapa sudah masuk jurnal dan menunggu proses penerbitan. Ke depan, kegiatan ini akan dilaksanakan secara rutin sesuai roadmap riset masing-masing dosen,” katanya.
Temuan Riset soal Bimbingan Perkawinan
Salah satu pemapar riset, Dr Suwendi, membahas efektivitas Kepdirjen Bimas Islam Kemenag No 172 Tahun 2022 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan Perkawinan (BINWIN) bagi calon pengantin.
Menurutnya, keberhasilan BINWIN tidak hanya ditentukan oleh regulasi, tetapi juga oleh paradigma dan komitmen para penyelenggara di lingkungan Kementerian Agama.
“Dari tujuh daerah yang kami teliti, ada yang menjalankan BINWIN dengan sukses dan ada yang tidak. Kuncinya adalah paradigma. BINWIN tidak bisa hanya formalitas, tetapi perlu didukung budaya sosial seperti budaya anti perceraian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya persiapan pernikahan,” ujar Suwendi.
Dia menilai bahwa kebijakan BINWIN perlu melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh adat secara lebih proporsional, karena selama ini implementasinya masih didominasi unsur kementerian dan lembaga.
Penelitian tersebut menggunakan metode campuran (mixed methods) melalui kajian literatur, dokumentasi kebijakan, pengumpulan data kuantitatif Kemenag dan BPS, wawancara dengan pejabat Kemenag, serta telaah hasil riset sebelumnya. Penelitian ini berlangsung sekitar lima bulan.
Temuan Riset soal Motivasi Mahasiswa Muslim Indonesia Kuliah di China
Riset lain dipaparkan oleh Prof Arif Zamhari, Guru Besar Antropologi Islam, tentang motivasi dan pengalaman belajar mahasiswa Muslim Indonesia di China. Penelitian ini terinspirasi dari hadis “utlubul ‘ilma walau bi al-shin” tentang pentingnya mencari ilmu hingga ke negeri Cina.
Menurut Prof Arif, motivasi mahasiswa Indonesia kuliah di Cina dipengaruhi berbagai faktor, mulai dari peluang beasiswa, minat belajar bahasa dan budaya Cina, hingga reputasi akademik universitas-universitas di negara tersebut.

“Ranking universitas yang tinggi, kualitas staf pengajar, dan fasilitas internasional menjadi daya tarik utama. Selain itu, biaya hidup dan makan relatif murah dibanding negara-negara Barat,” jelas Prof Arif.
Dia menyebut bahwa kemudahan proses visa, keamanan, dan prospek kerja sebagai faktor pendorong lainnya. Sebaliknya, negara-negara Barat dinilai kurang menarik karena proses visa lebih sulit, biaya tinggi, dan isu keamanan.
Penelitian ini, ujar Prof Arif, menggunakan model Push-Pull Factor dengan wawancara mendalam terhadap 22 mahasiswa Muslim Indonesia di China.
Berikut temuan lengkap yang menunjukkan alasan mahasiswa memilih Cina meliputi: (1) ketersediaan beasiswa dan kesempatan pendidikan lanjut, (2) kualitas universitas, staf, dan infrastruktur, (3) biaya kuliah serta hidup yang lebih terjangkau
(4) proses visa sederhana, (5) jaringan bisnis dan prospek kerja yang lebih baik, (6) keamanan personal dan posisi strategis Cina, dan (7) pengembangan ekonomi dan teknologi yang pesat
Sebagai informasi, kegiatan ini berlangsung selama 2 sesi sejak pagi hingga sore. Pada sesi pertama, seminar dibuka dengan pemaparan dari Prof. Dr. Ik Arifin Mansurnoor, M.A., Guru Besar bidang Sejarah Islam Modern UIN Jakarta. Setelah itu, beberapa dosen menyampaikan hasil penelitian mereka masing-masing.
Para pemapar terdiri dari Direktur SPs Prof. Dr. Zulkifli, M.A.; Wakil Direktur SPs Prof. Dr. Yusuf Rahman, M.A.; Ketua Program Doktoral SPs Prof. Dr. JM Muslimin, M.A.; serta dosen SPs UIN Jakarta, Fuad Jabali, Ph.D. Jalannya sesi pertama dipandu oleh Rindha Widyaningsih, S.Fil., M.A., dosen UIN Suka Purwokerto yang saat ini juga menempuh studi pada Program Doktoral SPs.
Memasuki sesi kedua, seminar menghadirkan Prof. Dr. H. M. Atho Mudzhar, MSPD, Guru Besar Sosiologi Hukum Islam UIN Jakarta, sebagai narasumber utama.
Sejumlah akademisi turut memaparkan materi riset mereka, di antaranya Prof. Arif Zamhari, M.Ag., Ph.D., selaku Guru Besar Sosiologi Agama; Dr. Suwendi, M.Ag., selaku dosen SPs UIN Jakarta; dan Hamdani, Ph.D., selaku Ketua Program Magister SPs.
Sesi ini dimoderatori oleh Siti Muawanah, S.Pd.I., M.A., peneliti BRIN sekaligus mahasiswa Program Doktoral SPs.