MONITOR, Jakarta – Upaya Gubernur Jakarta Pramono Anung dalam mengurai dan menyelesaikan masalah tawuran di Jakarta khususnya daerah Manggarai Jakarta Selatan melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat seperti Manggarai Bersholawat menuai dukungan dan apresiasi.
Analis Sosial Politik Keagamaan yang juga Direktur Eksekutif Jaringan Muslim Madani (JMM) Syukron Jamal menyebut upaya yang dilakukan oleh Pramono Anung dengan program Manggarai Bersholawat salah satunya adalah bentuk pendekatan humanis yang patut diapresiasi dan bisa efektif mencegah serta mengatasi problem sosial di masyarakat Jakarta khususnya.
“Menyalurkan energi dan ekspresi kepada saluran yang positif dalam hal ini ritual kegiatan keagamaan secara jangka panjang akan efektif dalam membendung dampak negatif dari kehidupan dan lingkungan sosial di daerah rawan tawuran seperti Manggarai Jakarta Selatan,” katanya kepada media, Sabtu (17/5/2025).
Pendekatan Humanis yang dilakukan Pramono Anung dalam mencegah penyakit masyarakat seperti tawuran terang Syukron juga menunjukan bagaimana sosok Gubernur Jakarta tersebut begitu memahami problem lingkungan sosial secara komprehensif yang menjadi penyebab tawuran di wilayah tersebut seolah menjadi sebuah tradisi rutin.
“Banyak faktor yang memicu kepada tawuran marak terjadi di daerah tersebut salah satunya karena kondisi ketidakberuntungan secara sosial dan ekonomi. Kemiskinan, pengangguran, tingkat pendidikan sampai pada minimnya kesempatan untuk dapat keluar dari zona tersebut,” tuturnya.
“Hal ini juga diperparah dengan minimnya sarana dan prasarana anak-anak muda khususnya dalam menyalurkan mengekspresikan segala bentuk kegelisahannya tersebut. Pun juga tidak minimnya ketersediaan ruang dalam mengeksplorasi bakat, minat dan potensi diri yang kemudian menjadi pemicu mereka memilih jalan yang salah,” jelas Syukron.
Dosen Universitas Pancasila dan Universitas Islam Depok itu juga menyinggung Global Flourishing Study yang dirilis oleh jurnal Nature Mental Health dimana Indonesia menempati negara paling bahagia di Dunia karena tingginya kualitas hubungan sosial, rasa kebersamaan, serta makna hidup yang dirasakan masyarakat. Nilai-nilai seperti gotong royong, kedekatan keluarga, hingga keterlibatan aktif dalam komunitas menjadi faktor utama yang membuat Indonesia unggul dibanding negara-negara maju, termasuk Amerika Serikat dan Jepang.
“Menghidupkan nilai-nilai keagaman seperti salah satunya program Manggarai Bersholawat dapat membangkitkan ketenangan dan kebahagiaan jiwa. Ini juga berlaku bagi masyarakat non muslim dengan bentuk yang tentu menyesuaikan pada kepercayaan masing-masing,” ungkapnya.
“Selain Bersholawat, kedepan program ini saya kira bisa juga dikembangkan lebih massif dan variatif misalkan gerakan magrib mengaji, kajian dan wisata religi secara rutin dan lain-lain,” kata Syukron.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapkan rencananya untuk membuat program “Manggarai Bersholawat” sebagai upaya penyelesaian tawuran yang kerap terjadi di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan.
Menurut Pramono, salah satu faktor pemicu maraknya terjadi tawuran di wilayah tersebut karena ketidakberuntungan anak-anak muda di sana mulai dari pengangguran, kurangnya sarana prasarana olahraga dan lain-lain.
Penanganan tawuran di Jakarta sendiri ujar Pramono nantinya tak hanya berfokus pada program “Manggarai Bersholawat”.
“Dalam menangani persoalan tawuran, maka energi orang yang mau tawuran itu harus disalurkan. Apakah dengan olahraga, dengan bekerja, dengan beraktifitas, dengan berimprovisasi, dan dengan lebih mendekatkan diri kepada keagamaan,” kata Pramono di Jakarta Timur, Kamis (15/5/2025).