MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani, menyoroti persoalan kesehatan di Indonesia yang kian mengkhawatirkan seperti tingginya angka TBC, stunting, dan risiko penyakit katastropik seperti jantung, stroke, diabetes, dan kanker.
Untuk itu, ia mendorong peningkatan alokasi anggaran kesehatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 10 persen.
“Dalam rangka mewujudkan visi Presiden untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul, berkualitas, dan berdaya saing, sangat penting untuk mengalokasikan anggaran yang memadai di sektor kesehatan,” ujar Netty dalam keterangan persnya, Sabtu (10/6/2023).
Namun saat ini, kata dia, alokasi anggaran kesehatan masih minim dan tidak sebanding dengan urgensi dan kompleksitas masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat.
“Kesehatan adalah komponen fundamental dalam upaya membangun SDM yang unggul. Oleh karena itu, kami mendorong pemerintah untuk meningkatkan alokasi anggaran kesehatan sebesar 10 persen dalam APBN guna mengatasi masalah kesehatan yang semakin meningkat,” terangnya.
Netty yang merupakan anggota Panitia Kerja (panja) RUU Kesehatan juga menyoroti masalah ketidakteraturan sebaran fasilitas kesehatan primer (Faskes) di berbagai daerah. Banyak Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang tidak memiliki dokter, dan sarana prasarana Faskes yang terbatas.
“Hal ini menjadi hambatan serius dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan merata bagi seluruh masyarakat Indonesia,” tandas Ketua DPP PKS itu.