MONITOR, Lampung – Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri memberikan kuliah umum pada acara sarasehan mahasiswa bertema “Menyemai Spirit Patriotisme dan Heroisme bagi Milenial di Era 5.0” di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL), Bandar Lampung, Senin (8/5/2023).
Dalam paparannya, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University tersebut membeberkan prediksinya tentang ekonomi Indonesia di tahun 2023 sebagai tantangan pembangunan nasional yang harus dipahami oleh segenap mahasiswa dalam upaya menyemai spirit dan heroisme generasi milenial di era society 5.0 agar berkontribusi mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Hanya IMF, AMRO atau Asean +3 Macroeconomic Research Office, Kemenkeu, dan Bank Indonesia yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bisa mencapai 5 persen. Kalau lembaga internasional lainnya seperti World Bank, ADB, Bloomberg, dan OECD memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih rendah dari 5 persen,” katanya.
Rokhmin menuturkan tahun lalu di 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,3 persen. Target pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,3 persen, ini data Kemenkeu tahun 2023. Ketua Dewan Pakar Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN) itu menjelaskan enam poin penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini.
Pertama, belum tuntasnya pandemi Covid-19 dan krisis properti di China, kedua krisis perbankan di AS atau SVB dan Eropa atau Credit Suisse. Ketiga perang Rusia vs Ukraina yang mengakibatkan disrupsi rantai suplai global. Keempat, ketegangan geopolitik dan fragmentasi global yang kian meningkat. Kelima, perlambatan ekonomi global, dan terakhir ialah rendahnya produktivitas, daya saing, dan sustainability ekonomi Indonesia.
“Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023, dari lembaga IMF per Mei 2023 adalah 5,0 persen, World Bank per April 2023 adalah 4,9 persen, ADB per April 2023 itu sebesar 4,8 persen, konsensus Bloomberg per April 2023 sebanyak 4,9 persen dan terakhir dari OECD per Maret 2023 sebesar 4,7 persen,” terang Member of International Scientific Advisory Board of Center for Coastal and Ocean Development, University of Bremen, Germany tersebut.
Selain itu, Honorary Ambassador of Jeju Islands dan Busan Metropolitan City, South Korea tersebut juga memaparkan hasil riset dari berbagai lembaga terkait dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami penurunan mulai dari tahun 2011 hingga 2022. “Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2011 hingga 2022 terus mengalami penurunan. Tahun 2011 tercatat 6,17 persen, tahun 2023 turun 5,31 persen, dan tahun 2020 turun mencapai -2,07 persen,” ucapnya.
Ketua Bidang Kelautan, Perikanan dan Nelayan DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Periode 2019 – 2024 itu membeberkan bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara-bangsa yang maju, adil-makmur, dan berdaulat yaitu Indonesia emas.
Dalam kesempatan itu, Rokhmin Dahuri, MS menjelaskan, society 5.0 adalah manusia yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi industri 4.0 dan berpusat di teknologi. Society 5.0 diperkenalkan oleh pemerintahan Jepang pada tahun 2019. Banyak tantangan dan perubahan yang harus dilakukan di era society 5.0 ini, terutama dalam bidang Pendidikan.
“Perguruan tinggi berperan dalam menghasilkan lulusan yang kompeten dan mampu menghadapi society 5.0. Proses pembelajaran yang diharapkan memiliki tiga komponen, yaitu kemampuan memecahkan masalah yang kompleks, berpikir kritis, serta berkreativitas,” jelasnya.
Konsep Society 5.0, tegasnya, mengusung keseimbangan dalam 5 unsur utama yang ada dalam kehidupan seorang manusia yakni: emosional, intelektual, fisikal, sosial, spiritualitas untuk keseimbangan. 5 Kompetensi untuk menghadapi Society 5.0: Leadership, language skill, IT literacy, writing skill.
Menurutnya, Perguruan Tinggi (PT) memegang peran yang paling sentral dan strategis di dalam membangun SDM unggul dan kapasitas inovasi bangsa Indonesia. Untuk itu, Perguruan Tinggi harus terus meningkatkan kapasitasnya (a World-Class University) untuk menghasilkan 3 output utamanya/TRI DARMA: lulusan SDM unggul, invensi dan inovasi, dan pengabdian kepada masyarakat yang mensejahterakan rakyat. “Serta turut membangun Dunia yang lebih sejahtera, adil, damai, dan berkelanjutan (sustainable),” tuturnya.
Lanjutnya, Prof. Rokhmin Dahuri memberikan gambaran Umum perguruan tinggi Indonesia. Pada 2020 ada 4.593 Perguruan Tinggi, 8,48 Juta Mahasiswa terdaftar, 29.413 Program Studi, 312.890 Dosen.
Mengutip Kemenristek Dikti/Kemendikbud Ristek, Prof. Rokhmin Dahuri menguraikan, strategi pembangunan pendidikan. Antara lain: Pertama, Kualitas dan Layanan Pendidikan Merata. Kedua, Peran Masyarakat dalam Pembangunan Pendidikan. Ketiga, Profesionalisme Guru dan Perubahan Metode Pembelajaran. Keempat, Budaya Sekolah dan Baca. Kelima, Pendidikan Vokasi, Enterpreneurship, dan Karakter.