MONITOR, Jakarta – Selama pandemi Covid-19, proses belajar mengajar di Jakarta masih dilakukan secara online di rumah. Namun hal ini rupanya dikeluhkan sebagian besar warga karena tak mampu membeli paket kuota internet yang harganya cukup mahal.
Bahkan tak sedikit warga yang menyatakan sudah tidak sanggup untuk membeli paket kuota internet. Warga pun akhirnya berbondong-bondong mendatangi Gedung DPRD DKI, dengan harapan keluhan mereka didengar anggota dewan dan disampaikan ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Seperti yang dilakukan sejumlah warga dari Jakarta Timur. Mereka mendatangi Gedung DPRD DKI agar para legislator Jakarta itu mau mendengar keluhan mereka. Kehadiran warga Jakarta Timur ini langsung diterima oleh Fraksi Golkar.
“Terus terang dengan proses belajar mengajar secara online ini, ternyata jadi beban buat kami. Dimana kami harus membeli paket kouta yang tidak sedikit dan itu benar-benar menguras keuangan kami,” keluh Sonata perwakilan warga Jakarta Timur, saat menyampaikan keluhannya ke Fraksi Golkar
Menurut Sonata, saat ini warga sangat mengharapkan adanya kebijakan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengatasi persoalan warga dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar di rumah disaat masa pandemi Covid – 19 ini.
“Ditengah situasi sulit seperti ini seharusnya pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan yang membebani warga. Seharusnya pemerintah hadir dengan kebijakan-kebijakan yang bisa meringankan beban warga,” harapnya.
Semetara itu, Ketua Fraksi Golkar, Basri Baco, mengatakan, kalau fraksinya berjanji akan menjembatani keluhan warga Jakarta Timur tersebut kepada Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta untuk dicarikan solusi.
“Fraksi Golkar terbuka buat semua warga Jakarta yang ingin menyampaikan aspirasi atau keluhan mereka,” ujar Baco.
Dikatakan Baco, Fraksi Golkar pun nantinya akan memberikan beberapa opsi kepada pihak Disdik dalam menyelesaikan keluhan warga terkait mahalnya biaya penggunaan paket internet.
“Opsi itu diantaranya, Pertama, Fraksi Golkar mengusulkan adanya jaringan wifi di pos pos RW sehingga akses internet bisa dijangkau warga, khsususnya murid agar bisa digunakan untuk program belajar mengajar online di rumah. Kedua, metode program belajar mengajar online dirubah yaitu pemberian tugas dan materi yang di share para guru melalui group wa. Jika mau di review oleh pihak guru minimal seminggu sekali. Dengan demikian biaya kuota internet tidak boros,” paparnya.
Opsi ke tiga, lanjut Baco, berhentikan sementara waktu program belajar mengajar sampai tiga bulan kedepan sampai situasi normal kembali. Terutama buat pelajar sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Sebab mereka masih terlalu muda dan imun mereka masih lemah jadi sangat mudah tertular wabah covid19.
“Masalah ekonomi dan kesehatan tidak bisa ditunda tetapi masalah pendidikan masih bisa ditunda. Jadi tidak ada salahnya aktivitas belajar mengajar jika diliburkan sampai beberapa bulan kedepan,” terangnya
Kata Baco, beberapa opsi yang disampaikannya tersebut akan disampaikannya kepada Kepala Dinas Pendidikan saat ada rapat kerja Komisi E yang membidangi soal pendidikan.
“Kebetulan saya anggota Komisi E, jadi saya bisa langsung sampaikan keluhan warga Jakarta Timur ini dalam rapat kerja Komisi E dengan Disdik,” pungkasnya.