PENDIDIKAN

Indeks Guru PAI 62,34, Kemenag Perketat Syarat Baca Al-Qur’an

MONITOR, Jakarta – Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Kemenag menggelar survei indeks pendidikan agama di sekolah. Hasilnya, indeks pemahaman guru PAI terhadap ajaran dasar agama sebesar 62,34.

Survei ini dilakukan Dit PAI bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Pusat Strategi Kebijakan Pendidikan Agama dan Keagamaan (Pustrajak Penda) pada Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) serta Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran (PTIQ) Jakarta. Tujuannya, melakukan indeksasi pendidikan agama di sekolah sebagai data dasar (baseline data) yang objektif, terstandar, dan berkelanjutan guna mengukur keberhasilan pendidikan agama di sekolah. Baseline ini sekaligus menjawab kebutuhan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kemenag, dan Kementerian/Lembaga terkait indeks PAI.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Amin Suyitno, mengatakan indeksasi PAI dikembangkan dengan pendekatan pedagogis. Karena itu, Kemenag menggunakan Taksonomi Bloom sebagai kerangka konseptual utama dalam penyusunan Indeks Pendidikan Agama.

“Pendidikan agama di sekolah berada dalam ranah pedagogis. Capaian pembelajaran diukur melalui tiga domain utama, yakni kognitif, psikomotorik, dan afektif,” kata Amin dalam ekpose hasil Asesmen di Jakarta, Selasa (30/12/2025). Ekspose ini dipandu Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik, Setjen, Kemenag Thobib Al Asyhar.

Menurut Amin, pendekatan tersebut memastikan hasil pengukuran benar-benar mencerminkan keluaran dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah. Indeksasi pendidikan agama bersifat komplementer terhadap berbagai survei keberagamaan yang telah ada. 

Selama ini, kata dia, sejumlah lembaga menggunakan teori religiositas Glock dan Stark yang lebih menyoroti praktik dan ekspresi keberagamaan masyarakat dari perspektif sosiologis. “Indeksasi yang dikembangkan Kemenag secara khusus memotret hasil pendidikan agama di sekolah. Fokusnya pada kompetensi pedagogis peserta didik dan guru, bukan semata tingkat keberagamaan sosial,” ujarnya.

Direktur PAI Kemenag, M Munir mengatakan, pada tahap awal, asesmen Indeks Pendidikan Agama Islam Tahun 2025 difokuskan pada jenjang sekolah dasar (SD). Pemilihan jenjang ini didasarkan pada pertimbangan bahwa SD merupakan fase pendidikan paling dasar dan fondasi dalam membangun literasi keagamaan, pemahaman ajaran pokok, sikap sosial, serta kebiasaan ibadah peserta didik.

Munir menyebut, pelaksanaan survei dan pengolahan indeks dilakukan oleh tim peneliti lintas institusi yang melibatkan BRIN, dosen dari berbagai perguruan tinggi, serta Pusat Strategi Kebijakan Pendidikan Agama dan Keagamaan (Pustrajak Penda) pada Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM).

“Seluruh rangkaian kegiatan dilaksanakan secara nasional sepanjang 2025 dengan menjunjung prinsip validitas, reliabilitas, dan akuntabilitas data,” kata Munir.

Munir mengatakan, hasil asesmen terhadap 160.143 guru PAI di seluruh Indonesia menunjukkan pemahaman ajaran dasar agama sebesar 62,34, pengamalan ibadah pokok sebesar 85,96, pengamalan ibadah sosial sebesar 88,68, sikap sosial sebesar 82,80, serta sikap terhadap lingkungan (hidup, budaya, dan negara) sebesar 88,78. 

Sebagai bentuk triangulasi, lanjut Munir, kemampuan membaca Al Quran guru diuji melalui perekaman langsung dan dinilai oleh pakar dari PTIQ. “Hasilnya, kategori membaca mahir tercatat 11,35 persen, kategori menengah 30,39 persen, dan kategori dasar 58,26 persen, dengan rata-rata nasional 57,17 persen,” ujarnya.

Sedangkan asesmen terhadap peserta didik SD difokuskan pada siswa kelas V. Survei dilakukan dengan metode sampel dan tingkat kepercayaan 95 persen, melibatkan 13.582 siswa dari total populasi nasional 23.836.575 siswa dan 3.251.617 siswa kelas 5 SD.

Hasil asesmen siswa menunjukkan pemahaman pada Aspek kognitif pemahaman ajaran dasar agama indikator terlemah adalah memahami rukun iman (57.43); indikator terkuat adalah memahami ihsan (74.15).

Untuk Aspek psikomotorik, pengamalan ibadah ritual indikator terlemah pada mendaras Al-Quran (77.46); indikator terkuat adalah berdoa (81.55). Aspek psikomotorik pengamalan ibadah sosial indikator terlemah pada shalat berjamaah (80.69); indikator terkuat adalah memberikan sebagian harta (infak dan sedekah) (87.26).

Selanjutnya, Aspek afektif sikap sosial indikator terendah pada sikap kesetaraan (64.03); indikator terkuat adalah kerjasama (82.60). Aspek afektif sikap terhadap lingkungan (alam, budaya, dan negara) indikator terendah pada sikap terhadap budaya (75.07); indikator terkuat adalah sikap terhadap alam (79.58).

Munir menambahkan, triangulasi kemampuan membaca Al Quran siswa dilakukan melalui pengujian langsung oleh 680 enumerator dan dinilai oleh guru serta pengawas PAI yang ditunjuk Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi.  “Hasilnya, kategori mahir 3,2 persen, kategori madya 29,3 persen dan kategori pratama 67,5 persen,” terangnya.

“Temuan ini menunjukkan bahwa tingginya karakter religiositas masyarakat Indonesia belum sepenuhnya ditopang oleh literasi dasar keagamaan yang memadai, khususnya kemampuan membaca kitab suci dan pemahaman ajaran dasar agama,” tandasnya. 

Dia menegaskan pentingnya pengukuran keberhasilan pendidikan agama melalui pendekatan pedagogis yang spesifik.

“Keberhasilan pendidikan agama di sekolah tidak cukup diukur melalui indikator keberagamaan sosial semata, tetapi harus dilihat dari capaian pembelajaran peserta didik dan kompetensi guru,” ujar Munir.

Karena itu, berdasarkan hasil indeksasi tersebut, Kemenag merekomendasikan Penguatan kompetensi profesional guru PAI SD/SDLB. Intervensi khusus bagi guru PAI SD/SDLB yang masih pada kategori pratama dalam membaca Al-Quran. Penilaian kemampuan membaca Al-Quran dalam proses rekrutmendan penilaian karir fungsional guru PAI SD/SDLB. Reorientasi program sertifikasi guru PAI SD/SDLB dengan memasukkan indikator kemampuan membaca Al-Quran. Pelibatan pesantren, perguruan tinggi keagamaan Islam, lembaga pendidikan Al-Quran dan stakeholders lainnya sebagai mitra strategis dalam penguatan kemampuan baca Al-Quran dan PAI. Dukungan studi lanjut untuk guru PAI SD/SDLB. Serta Evaluasi berkala melalui asesmen nasional baca Al-Quran dan PAI.

Untuk peserta didik, Kemenag merekomendasikan penetapan kemampuan baca Al-Quran dan PAI sebagai Kompetensi Wajib Nasional pada jenjang SD/SDLB. Pelibatan pesantren, perguruan tinggi keagamaan Islam, lembaga pendidikan Al-Quran dan stakeholders lainnya sebagai mitra strategis dalam penguatan kemampuan baca Al-Quran dan PAI. Mereformasi pembelajaran PAI SD dengan penguatan aspek kognitif (pemahaman rukun iman dan rukun Islam). 

Selanjutnya, Memberikan afirmasi khusus kepada sekolah negeri dan sekolah berakreditasi rendah dalam meningkatkan kemampuan baca Al- Quran dan PAI. Mengembangkan program pendampingan literasi beragama berbasis keluarga, khususnya bagi keluarga low middle income. Evaluasi berkala melalui asesmen nasional baca Al-Quran dan PAI.

Recent Posts

Warga Pulau Pari Gugat Holcim, Prof. Rokhmin: Suara Nelayan Kecil Bisa Jadi Tonggak Keadilan Iklim Dunia

MONITOR, Jakarta - Gugatan warga Pulau Pari, Kepulauan Seribu, terhadap perusahaan semen multinasional Holcim dinilai…

33 menit yang lalu

Kunjungi Aceh Tamiang, Menteri Maman Luncurkan Klinik UMKM Bangkit

MONITOR, Aceh Tamiang - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman meluncurkan Klinik…

59 menit yang lalu

Kemenag: Literasi Al-Qur’an Jadi Syarat Sertifikasi dan Karir Guru PAI

MONITOR, Jakarta - Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) Amin Suyitno menyampaikan…

3 jam yang lalu

Wapang TNI Pimpin Sertijab Tiga Jabatan Strategis di Mabes TNI

MONITOR, Jakarta - Wakil Panglima TNI Jenderal TNI Tandyo Budi R mewakili Panglima TNI Jenderal…

10 jam yang lalu

Kemenag Luncurkan Peta Jalan Pendidikan Islam 2023–2045 Menuju Indonesia Emas

MONITOR, Jakarta - Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Amien Suyitno, menyampaikan laporan kinerja dan…

12 jam yang lalu

KM Putri Sakinah Karam, DPR Soroti Lemahnya Pengawasan Wisata

MONITOR, Jakarta - Insiden kecelakaan laut yang menimpa kapal semi pinisi KM Putri Sakinah kembali…

13 jam yang lalu