EKONOMI

Pidato di KTT Global Pertanian Tiongkok, Prof Rokhmin Paparkan Strategi Ketahanan Pangan Berkelanjutan

MONITOR – Anggota Komisi IV DPR RI, Prof Rokhmin Dahuri menjadi pembicara kunci dalam ajang KTT Global tentang Pertanian Berkelanjutan yang digelar di Hainan, Tiongkok, Jum’at (5/12).

Pada kesempatan tersebut Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB itu menyoroti isu fundamental bagi masa depan umat manusia yakni terkait sistem pangan yang bergizi, sehat, inklusif, dan berkelanjutan demi menjamin ketahanan pangan dunia.  

Dalam paparannya, Rektor Universitas UMMI Bogor ini menegaskan bahwa meskipun dunia telah mencatat kemajuan pesat dalam teknologi pertanian, termasuk penerapan smart farming dan peningkatan volume produksi berbagai komoditas pangan, sistem pangan global saat ini masih gagal memenuhi kebutuhan dasar manusia. 

Ia mengungkapkan, lebih dari 2,6 miliar orang di dunia tidak mampu membeli pola makan sehat, sementara lebih dari 500 juta jiwa diperkirakan akan mengalami kekurangan gizi kronis pada tahun 2030.  

“Lebih buruk lagi, pada saat kebutuhan masa depan menuntut peningkatan produksi pangan sebesar 50%, produktivitas sistem pangan justru menurun, sebagian karena meningkatnya risiko iklim,” ujar Prof. Rokhmin dalam pidatonya bertema “Mengembangkan Sistem Pangan yang Bergizi, Sehat, Inklusif, dan Berkelanjutan untuk Ketahanan Pangan Dunia.”  

Ia menekankan bahwa perubahan iklim memperparah cuaca ekstrem, menekan hasil panen, dan mengganggu stabilitas produksi pangan. Selain itu, industri agripangan global turut berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan dengan mendorong hilangnya keanekaragaman hayati, degradasi lahan, serta krisis air dunia. “Industri pangan bahkan menghasilkan hampir sepertiga emisi gas rumah kaca global,” tambahnya, merujuk pada laporan IPCC 2022.  

Prof. Rokhmin Dahuri menyerukan perlunya transformasi holistik dalam sistem pangan dunia. Menurutnya, ketahanan pangan tidak bisa hanya diukur dari jumlah kalori yang diproduksi, melainkan dari kualitas gizi yang tersedia dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. 

Menteri Kelautan dan Perikanan era Presiden Gus Dur dan Megawati itu menawarkan sejumlah langkah strategis, antara lain: Pertama, Memperkuat keragaman pangan dengan meningkatkan ketersediaan buah, sayuran, kacang-kacangan, serta protein hewani yang diproduksi secara berkelanjutan.  

Kedua, Mendorong biofortifikasi dan pengembangan varietas tanaman kaya nutrisi. Ketiga, Mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan yang saat ini mencapai sepertiga dari total produksi dunia dan Keempat Mengintegrasikan kebijakan gizi dengan perencanaan pembangunan pertanian, akuakultur, dan perikanan.  

Lebih jauh, Prof. Rokhmin menekankan pentingnya inklusivitas dalam sistem pangan global. Petani kecil, nelayan tradisional, perempuan, generasi muda, dan komunitas adat harus diberdayakan agar dapat berpartisipasi aktif dalam rantai pangan dunia.

“Inklusivitas bukanlah amal, melainkan strategi. Ketika lebih banyak orang terlibat dan memperoleh manfaat dari ekonomi pangan, sistem pangan global akan menjadi lebih makmur, tangguh, dan berkelanjutan,” tegasnya.  

Ia juga menyoroti perlunya penerapan inovasi ramah lingkungan, seperti pertanian cerdas iklim, irigasi hemat air, pertanian regeneratif, rantai pasok rendah karbon, serta sistem pangan sirkular yang mengubah limbah menjadi sumber daya baru.  

Selanjutnya, Prof. Rokhmin mengingatkan bahwa ketahanan pangan adalah fondasi keamanan manusia. “Ini adalah tanggung jawab moral, keharusan ekonomi, dan kebutuhan lingkungan. Mari kita berkomitmen membangun sistem pangan global yang bergizi, sehat, inklusif, dan berkelanjutan. Bersama-sama, kita dapat menciptakan dunia di mana sektor pangan tidak hanya memberi makan manusia, tetapi juga memperkuat komunitas dan melindungi planet ini,” jelasnya.  

TransformasiHolistik

Prof. Rokhmin Dahuri menegaskan bahwa dunia tengah menghadapi tantangan serius dalam sistem pangan global. Ia mengungkapkan, konflik geopolitik, peperangan, serta gangguan rantai pasok terus memperlihatkan rapuhnya pasar pangan dunia. Di sisi lain, penyakit terkait pola makan seperti obesitas, diabetes, dan kekurangan mikronutrien semakin meningkat, sementara ratusan juta orang masih menderita kelaparan dan malnutrisi. Urbanisasi yang cepat, peningkatan pendapatan, serta perubahan demografi juga mengubah pola konsumsi masyarakat global.  

Menurutnya, tantangan tersebut saling terkait sehingga solusi yang ditempuh juga harus terintegrasi. “Sistem pangan berkelanjutan tidak dapat dibangun hanya dengan meningkatkan hasil panen, tidak pula dengan hanya berfokus pada gizi, atau sekadar mengedepankan teknologi,” tegasnya.  

Prof. Rokhmin Dahuri menekankan perlunya transformasi holistik yang menyatukan berbagai aspek penting: gizi, kesehatan, keadilan, inovasi teknologi, pengelolaan lingkungan, serta ketahanan ekonomi. “Sistem tersebut harus lahir dari sebuah transformasi holistik yang menyatukan gizi, kesehatan, keadilan, inovasi teknologi, pengelolaan lingkungan, serta ketahanan ekonomi,” ujarnya.  

Prof. Rokhmin menambahkan bahwa tanpa langkah menyeluruh, dunia akan terus menghadapi ketidakstabilan pangan yang berimplikasi pada keamanan, perdamaian, dan kesejahteraan global. Oleh karena itu, ia menyerukan kolaborasi internasional yang lebih erat dalam penelitian, perdagangan, investasi, dan tata kelola pangan.

“Pidato ini menegaskan bahwa ketahanan pangan global tidak hanya bergantung pada produksi, tetapi juga pada keadilan sosial, pemberdayaan masyarakat, serta kelestarian lingkungan. Dengan inklusivitas dan pengelolaan ekosistem yang berkelanjutan, dunia dapat membangun sistem pangan yang lebih tangguh, adil, dan berdaya saing,” pungkas Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu.

Recent Posts

UMM dan UiTM Malaysia Hidupkan Permainan Tradisional Jawa untuk Audiens Global

MONITOR, Malang - Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali menunjukkan komitmennya dalam…

2 jam yang lalu

BDI Jakarta dan DWP Kemenperin Rilis Empat Brand Fesyen Unggulan

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian memperkuat kolaborasi bersama Bank Indonesia, HIPMI Jakarta Selatan, dan pelibatan…

3 jam yang lalu

KSKK Madrasah Publikasikan Pedoman Pendidikan Inklusif, Ini Respon Masyarakat

MONITOR, Jakarta - Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah mempublikasikan pedoman pendidikan inklusif…

5 jam yang lalu

DPR Harap Pemulihan Infrastruktur Aceh dan Sumatera Dipercepat, Waspada Bencana Akhir Tahun

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Andi Iwan Darmawan Aras berharap Pemerintah…

6 jam yang lalu

Menteri Imipas Resmi Lepas Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Bencana Alam Sumatra

MONITOR, Jakarta - Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto, secara resmi melepas bantuan kemanusiaan…

7 jam yang lalu

Jelang LPDP Tutup Buku 2025, Kemenag Lakukan Percepatan Penyaluran Beasiswa

MONITOR, Jakarta - Pusat pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (PUSPENMA), Sekretariat Jenderal Kementerian Agama…

8 jam yang lalu