BERITA

ITB-AD Jakarta Dorong Kemandirian Perempuan Nelayan Maluku melalui Model TABP

MONITOR, Jakarta – Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta menegaskan komitmennya dalam penguatan ekonomi perempuan nelayan di Provinsi Maluku melalui penerapan model Teologi Al-Ma’un Berperspektif Perempuan (TABP). Komitmen tersebut disampaikan langsung oleh Rektor ITB-AD Jakarta, Dr. Yayat Sujatna, usai penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara ITB-AD Jakarta, Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dan Universitas Muhammadiyah Maluku, Senin (1/12/2025).

Penandatanganan MoU ini menjadi rangkaian dari penyelenggaraan kuliah umum yang menyoroti isu penguatan ekonomi perempuan pesisir. Kerja sama tersebut berfokus pada pengembangan kapasitas usaha bagi perempuan nelayan, mulai dari peningkatan keterampilan pengolahan hasil laut, pemasaran, hingga penguatan kelembagaan usaha mikro.

Program ini merupakan inisiasi dari Pusat Studi Islam, Perempuan dan Pembangunan (PSIPP) ITB Ahmad Dahlan Jakarta, yang didukung oleh PT Unilever Indonesia sebagai bentuk kolaborasi dunia usaha dalam pemberdayaan perempuan dan pembangunan ekonomi pesisir berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Yayat menegaskan bahwa perguruan tinggi tidak boleh berjarak dari problem sosial di akar rumput.

“Perguruan tinggi harus menjadi bagian dari solusi atas kerentanan ekonomi perempuan pesisir. Mereka menghadapi beban ganda: pekerjaan domestik yang berat dan kontribusi ekonomi yang besar, namun pengakuan terhadap peran mereka masih rendah,” ujarnya.

TABP, lanjut Yayat, menjadi instrumen dalam merumuskan intervensi yang lebih tepat bagi perempuan nelayan. Pendekatan ini mengutamakan observasi lapangan, pemetaan desa berbasis gender, serta pendampingan usaha yang disesuaikan dengan kebutuhan nyata perempuan pesisir.

“Ini bukan pemberdayaan karitatif. Ini strategi membangun kemandirian,” tegasnya.

Sebagai tindak lanjut, ITB-AD akan mengerahkan tim akademik untuk bekerja bersama UM Maluku dan Kementerian UMKM. Tahapan awal program meliputi identifikasi kelompok perempuan nelayan, penyusunan kebutuhan alat produksi, pelatihan kapasitas usaha, serta pengembangan skema pendampingan jangka panjang.

Rektor UM Maluku, Prof. Faris Al-Fadhat, mengapresiasi inisiatif kolaboratif ini dan menekankan pentingnya peran kampus dalam membuka akses lanjutan bagi keberlanjutan usaha perempuan pesisir.

“Pendampingan tidak boleh berhenti pada pelatihan semata. Akses pasar, teknologi, dan dukungan berkelanjutan harus disiapkan,” ujarnya.

Recent Posts

Puan Dorong KADIN Bangun Kekuatan Ekonomi Nasional dan Kesejahteraan Rakyat

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia…

14 menit yang lalu

Dukung Ketahanan Pangan, Menteri Agus Komitmen Ubah Lahan Idle Jadi Lahan Produktif

MONITOR, Jakarta - Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, meninjau program ketahanan pangan di Lapas…

1 jam yang lalu

Pelda Yudi Gunardi Gugur Saat Menolong Warga Terdampak Banjir dan Longsor

MONITOR, Jakarta - Pelda Yudi Gunardi, anggota Subdenpom XX/E Padang Panjang, akhirnya ditemukan dalam keadaan…

4 jam yang lalu

Respons Cepat Bencana Sumatra, Manag Ajak Media Perkuat Pesan Ekoteologi

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa Kementerian Agama bergerak cepat dalam merespons…

4 jam yang lalu

Humas Award 2025, Menag Serahkan Bantuan Rp155,5 Miliar untuk Korban Bencana Alam

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menghadiri Humas Kemenag Award 2025 dan menyerahkan bantuan…

5 jam yang lalu

Jasa Marga Lakukan Perbaikan Cepat Jalan Tol Terdampak Bencana Banjir di Medan

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasamarga Kualanamu Tol…

6 jam yang lalu