NASIONAL

Resmikan Pabrik Baru, PT LCI Perkuat Industri Kimia Nasional

MONITOR, Jakarta – Kementerian Perindustrian terus berupaya mempercepat transformasi dan melakukan penguatan industri kimia nasional melalui peningkatan kapasitas produksi bahan baku, percepatan industrialisasi, dan perluasan investasi strategis di sektor petrokimia. Upaya ini menjadi bagian penting dari agenda pemerintah untuk memperkuat struktur industri nasional agar semakin tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Salah satu wujud nyata dari upaya tersebut yaitu peresmian pabrik baru PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten. Fasilitas baru ini menandai realisasi komitmen investasi jangka panjang dari Lotte Group dan menjadi bukti kuatnya kepercayaan investor terhadap iklim industri di Indonesia, khususnya di sektor kimia dasar.

“Pembangunan pabrik ini menunjukkan Indonesia masih menjadi destinasi utama investasi global di sektor manufaktur, terutama industri kimia dasar,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya setelah acara peresmian pabrik PT LCI oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto di Cilegon, Kamis (6/11).

Menperin menjelaskan, keberadaan pabrik baru ini diharapkan semakin memperkuat sektor industri kimia, terutama petrokimia hulu yang menjadi tulang punggung bagi berbagai industri hilir seperti farmasi, makanan dan minuman, elektronik, hingga otomotif. “Industri kimia memiliki peran strategis sebagai penyedia bahan baku esensial bagi berbagai sektor industri. Karena itu, penguatan kapasitas produksinya menjadi prioritas nasional,” ungkapnya.

Kinerja sektor manufaktur Indonesia terus menunjukkan tren positif di tengah tantangan global. Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Oktober 2025 tercatat sebesar 51,2%, dan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) mencapai 53,50% dengan 22 subsektor mengalami ekspansi. Pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas pada Triwulan – II 2025 juga mencapai 5,6%, sementara sektor industri kimia, farmasi, dan tekstil tumbuh lebih tinggi sebesar 6,7%.

Selain itu, sektor industri manufaktur masih menjadi motor utama ekonomi nasional dengan realisasi investasi mencapai Rp366,6 triliun pada semester I tahun 2025, atau sekitar 38,9% dari total investasi nasional. Sementara dari sisi ekspor, sektor industri pengolahan nonmigas menyumbang 79,9% dari total ekspor Indonesia pada periode Januari–Agustus 2025.

“Data tersebut menegaskan peran vital industri manufaktur, termasuk sektor kimia dasar, dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional,” tuturnya.

Menperin mengungkapkan, kebutuhan bahan kimia nasional pada tahun 2024 mencapai lebih dari 53 juta ton per tahun, dengan 72% di antaranya berbasis migas dan batubara. Namun, kapasitas produksi dalam negeri belum mampu memenuhi seluruh permintaan tersebut, sehingga impor petrokimia masih mendekati USD 11 miliar per tahun dan meningkat sekitar 10% setiap tahunnya.

“Karena itu, pembangunan pabrik Lotte Chemical Indonesia New Ethylene (LINE) menjadi langkah strategis mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan kimia dasar,” ujar Menperin. Dengan nilai investasi hampir Rp60 triliun, proyek LINE menjadi salah satu investasi terbesar di Indonesia sekaligus menghadirkan fasilitas Nafta Cracker kedua di Tanah Air setelah lebih dari 30 tahun.

Selain memberikan multiplier effect bagi industri nasional, pabrik baru PT LCI juga tentu akan membuka peluang bagi tumbuhnya industri turunan baru berbasis produk aromatik dan olefin. “Investasi ini tidak hanya memperkuat rantai pasok nasional, tetapi juga meningkatkan daya saing industri kimia Indonesia di pasar global,” lanjut Menperin.

Menperin menegaskan, pengembangan industri kimia sejalan dengan arah kebijakan pembangunan nasional yang tertuang dalam Asta Cita, khususnya dalam memperkuat struktur industri, meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri, serta memperluas potensi ekspor.

Dalam sambutannya, Chairman LOTTE Group Shin Dong-bin mengatakan, pembangungan pabrik baru ini menjadi simbol kemitraan kuat antara Korea Selatan dan Indonesia, serta landasan penting bagi penguatan industri petrokimia nasional.

“Proyek ini merupakan salah satu investasi terbesar perusahaan Korea di Indonesia, melambangkan kemitraan yang kuat antara kedua negara, serta akan menjadi fondasi penting untuk memperkuat industri petrokimia Indonesia dan daya saing nasionalnya,” ungkapnya.

Kompleks seluas 110 hektare ini memiliki kapasitas produksi naphtha cracker sebesar 3 juta ton per tahun, menghasilkan 1 juta ton etilena, 520 ribu ton propilena, 350 ribu ton polipropilena, 140 ribu ton butadiena, dan 400 ribu ton BTX (benzena, toluena, xilena) setiap tahun. Fasilitas ini mulai beroperasi secara komersial pada Oktober 2025 dan terintegrasi dengan pabrik polietilena (PE) berkapasitas 450 ribu ton yang telah beroperasi sebelumnya, sehingga diharapkan mampu meningkatkan efisiensi rantai produksi.

Dengan teknologi desain mutakhir dari Korea, kompleks ini menggabungkan efisiensi energi tinggi dan sistem rendah karbon. Fasilitas ini juga dirancang untuk menggunakan hingga 50% LPG selain naphtha sebagai bahan baku utama, memungkinkan efisiensi biaya dan operasional yang signifikan. Selain itu, implementasi sistem digital Asset Information Management (AIM) berbasis model 3D juga memperkuat integrasi data dan pemeliharaan preventif, meningkatkan keandalan dan produktivitas fasilitas.

“Dari kompleks ini, LCI diproyeksikan mampu menciptakan nilai ekonomi sekitar USD 2 miliar per tahun, memperkuat rantai pasok industri hilir, sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat dan berkelanjutan,” katanya.

Recent Posts

Humas Kementan: Pimpinan Sudah Menegur Pejabat, Kementan dan Tempo Adalah Cinta Sejati

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan komitmen terhadap integritas dan netralitas aparatur sipil negara…

29 menit yang lalu

DPR Nilai Vonis Kasus Tabrakan Mahasiswa UGM Tak Cerminkan Keadilan

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI Abdullah menilai putusan Pengadilan Negeri Sleman, Yogyakarta…

4 jam yang lalu

Bakamla dan JCG Gelar Pertemuan di Manila Dialogue 2025

MONITOR, Manila - Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Dr. Irvansyah, S.H., M.Tr.Opsla., menggelar pertemuan bilateral…

6 jam yang lalu

IAIN Palangka Raya Resmi Bertransformasi Jadi UIN

MONITOR, Jakarta - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya kini bertransformasi menjadi Universitas Islam…

10 jam yang lalu

Ketua PBNU hingga Sejarawan Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Dosanya Besar

MONITOR, Jakarta - Diskusi publik "IslamiTalk" yang diselenggarakan oleh Islami.co di Outlier Cafe Ciputat, Jakarta,…

14 jam yang lalu

DPR Dorong Evaluasi Kasus Pengembalian Ratusan Ton Udang Oleh AS, Coreng Wajah Pangan RI!

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan mendorong Pemerintah untuk mengevaluasi serius…

19 jam yang lalu