Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad. (Ist)
MONITOR, Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) terus mendorong tumbuhnya ekosistem dakwah kreatif yang relevan bagi generasi muda, terutama Gen Z, yang hidup di tengah lanskap digital dan budaya populer. Dakwah tidak lagi dipahami semata sebagai ceramah di mimbar, tetapi sebagai proses komunikasi nilai-nilai Islam melalui berbagai medium yang dekat dengan kehidupan anak muda, seperti film, musik, dan konten digital.
Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad, mengatakan bahwa perubahan perilaku sosial generasi muda menuntut pembaruan strategi dakwah yang lebih kontekstual dan menyentuh realitas keseharian. “Dakwah hari ini tidak cukup disampaikan dengan cara-cara konvensional. Kita harus hadir di ruang-ruang yang akrab dengan mereka, baik di media sosial maupun ruang kreatif lainnya,” ujarnya dalam Talkshow Syiar Budaya Islam yang digelar di Jakarta, Selasa (4/11/2025).
Menurutnya, film dan karya seni memiliki kekuatan unik dalam menyampaikan pesan keagamaan secara emosional dan membumi. “Film itu jembatan antara ajaran dan pemeluknya. Nilai-nilai Islam yang luhur dapat disampaikan melalui narasi yang indah, penuh makna, tanpa harus menggurui. Melalui film, kita bisa menghadirkan wajah Islam yang menyejukkan dan inspiratif,” jelasnya.
“Ekosistem dakwah yang sehat harus mendorong toleransi, memperkuat moderasi, dan membuka ruang kreativitas. Kami ingin Gen Z tidak hanya menjadi penonton perubahan, tapi pelaku utama dalam menebarkan nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” tambahnya.
Plt Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menilai dakwah di era digital menuntut inovasi yang berbasis riset dan pemahaman sosiologis. Menurutnya, generasi muda tidak dapat didekati dengan pendekatan normatif semata, melainkan dengan cara yang partisipatif dan inspiratif.
“Anak muda perlu merasa memiliki ruang dalam dakwah. Ketika mereka diberi kepercayaan untuk berkarya, mereka akan menghadirkan nilai Islam dengan bahasanya sendiri, yang segar dan relevan,” ujarnya.
Direktorat Penerangan Agama Islam kini mengembangkan strategi dakwah lintas medium, termasuk kompetisi film dakwah, festival seni budaya Islam, dan kolaborasi kreatif dengan komunitas muda. “Kita tidak hanya bicara dakwah di level isi pesan, tapi juga pada cara penyampaian. Film, musik, dan media sosial kini menjadi kanal penting bagi penyiaran nilai-nilai keagamaan yang moderat,” katanya.
Kasubdit Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan Islam, Wida Sukmawati, menuturkan bahwa pihaknya kini tengah mengembangkan berbagai program penguatan kapasitas pelaku seni dan budaya Islam di berbagai daerah. Melalui kegiatan seperti Ngaji Budaya, Pamong Budaya, hingga Kompetisi Film Pendek Islam Moderat, Kemenag berupaya memperluas ruang ekspresi bagi komunitas kreatif muda.
“Kami ingin memberi wadah bagi generasi muda untuk menuangkan gagasan dan nilai keagamaan mereka melalui medium yang mereka sukai,” ucapnya.
“Ketika anak muda berkarya dengan membawa nilai kebaikan, toleransi, dan kemanusiaan, sesungguhnya mereka sedang berdakwah dengan caranya sendiri. Itulah wajah baru dakwah Islam Indonesia, indah, moderat, dan membumi,” pungkasnya.
MONITOR, Jakarta - Toleransi, kerukunan, dan cinta kemanusiaan merupakan modal sosial bangsa yang harus terus…
MONITOR, Jakarta - Media memiliki peran strategis dalam membangun pemahaman masyarakat tentang pentingnya toleransi dan…
MONITOR, Jakarta - Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama (Kemenag) tengah mengkaji ulang ketentuan…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR Arzeti Bilbina menyampaikan keprihatinan atas penangkapan 106 warga…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher, menanggapi hasil penelitian Badan…
MONITOR, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi menyatakan perempuan Indonesia…