Kepala PSIPP ITB Ahmad Dahlan Jakarta, Yulianti Muthmainnah. (Ist)
MONITOR, Depok – Kekerasan di lingkungan pendidikan masih menjadi persoalan serius yang perlu mendapat perhatian bersama. Baik dalam bentuk perundungan, pelecehan seksual, maupun kekerasan verbal dan struktural, kasus-kasus tersebut dapat menghambat tumbuh kembang anak serta menciderai nilai dasar pendidikan Islam. Menjawab tantangan itu, Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bogor menyelenggarakan kegiatan Sekolah Ramah Anak di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Sawangan, Depok, Sabtu (18/10/2025).
Kegiatan yang diikuti oleh guru-guru sekolah Muhammadiyah se-Jawa Barat ini bertujuan memperkuat kapasitas pendidik dalam mencegah dan menangani kekerasan di sekolah dan madrasah, sekaligus membangun budaya sekolah yang aman, inklusif, dan berperspektif perlindungan anak.
Salah satu sesi utama menghadirkan Kepala Pusat Studi Islam, Perempuan dan Pembangunan (PSIPP) ITB Ahmad Dahlan Jakarta, Yulianti Muthmainnah, yang membawakan materi berjudul “Penanganan Kekerasan, Pelecehan Seksual, dan Perundungan di Sekolah dan Madrasah.”
“Sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang perlindungan. Guru dan tenaga pendidik harus menjadi garda depan dalam mencegah segala bentuk kekerasan. Islam mengajarkan pendidikan dengan kasih sayang, bukan dengan ketakutan,” ujar Yulianti Muthmainnah dalam pemaparannya.
Program ini juga menjadi bagian dari inisiatif PSIPP ITB Ahmad Dahlan Jakarta Goes to Muhammadiyah Islamic Boarding School and Muhammadiyah Senior–Junior High School, yang dilaksanakan bekerja sama dengan PT Unilever Indonesia Tbk. Melalui kegiatan ini, Muhammadiyah berupaya memperkuat sinergi antara lembaga pendidikan dan masyarakat dalam membangun lingkungan belajar yang aman, ramah anak, dan berbasis nilai Islam berkemajuan.
“Upaya pencegahan kekerasan harus dilakukan secara sistematis, bukan hanya dengan pelatihan, tetapi juga dengan membangun budaya sekolah yang menumbuhkan empati, keadilan, dan tanggung jawab sosial,” tambah Yulianti.
Dengan komitmen ini, Yuli berharap lembaga pendidikan Muhammadiyah terus menjadi pelopor dalam menghadirkan sekolah yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga menjunjung tinggi martabat kemanusiaan dan perlindungan terhadap anak.
MONITOR, Jakarta - Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian merasa prihatin atas terulangnya kembali…
MONITOR, Serang - Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten melalui Pusat Moderasi…
MONITOR, Jakarta - Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Muhyiddin Ishaq…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama bekerja sama dengan Microsoft Indonesia mengadakan program pelatihan kecerdasan buatan…
MONITOR, Jakarta - Menteri Haji dan Umrah Republik Indonesia, Mochamad Irfan Yusuf, melakukan kunjungan resmi…
MONITOR, Jakarta - Satu tahun sudah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming…