INDUSTRI

Aromatika Indofest 2025 Wangikan Industri Minyak Atsiri Hingga Pasar Global

MONITOR, Jakarta – Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi atas suksesnya penyelenggaraan Aromatika Indofest 2025. Ajang ini mempertemukan pelaku industri, komunitas kreatif, akademisi, dan pemerintah dalam satu wadah kolaboratif untuk membangun ekosistem industri aroma nasional yang kuat dan berdaya saing global.

“Ini merupakan momentum penting untuk menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam industri wewangian berbasis kekayaan hayati dan budaya lokal,” ujar Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dalam sambutannya pada penutupan Aromatika Indofest 2025 di Jakarta, Jumat (11/7/2025).

Wamenperin juga menyampaikan selamat kepada para pemenang kompetisi parfum dan penerima Aromatika Award 2025. Menurutnya, karya-karya yang ditampilkan mencerminkan kreativitas tinggi serta membuktikan bahwa bahan baku lokal Indonesia dapat diolah menjadi produk unggulan secara estetika dan teknis.

“Penghargaan ini kami harapkan menjadi semangat baru untuk terus berinovasi dan memperkuat posisi aroma Indonesia di pasar global,” tegasnya.

Adapun para penerima penghargaan untuk Kompetisi Parfum, untuk Kategori Alcohol, yaitu Juara I (Sonny Yanuar Rakhmadi dengan nama produknya Rona-Rona Rambutan), Juara II (Aahmes Adam Filoni, produk: Sambac Noir), dan Juara III (Muhtadil Hakim, produknya: Father’s Heart). Selanjutnya, Kategori Alcohol – Free, Juara I (Fahmi Syakir, produknya: Puspa Sahaja), Juara II (Bayu Bambang Saputra, produknya: Stay Hi), dan Juara III (Fauzan Bahanan, produknya: Edanur).

Sementara itu, untuk penerima penghargaan Kompetisi Aromaterapi, pada kategori Health, yaitu Juara I (Energia Nature Made, produknya: Tara-Tara), dan Juara II (Syarifah Nadiratuzzahrah, produknya: Aromatic Hot Balm). Berikutnya, Kategori Beauty, Juara I (Yuli Sumantri, produknya: Beevi Naturally) dan Juara II (Endang Kintamani, produknya: Andaliman Face Oil Skin Anti Aging). Selain itu, Kategori Pleasure, Juara I (Agung Nurfaika, produknya: Aroma Jakarta) dan Juara II (Wiska Wildia, produknya: Srikandi).

Wamenperin menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh pemenang kompetisi atas prestasi dan kreativitas luar biasa yang telah ditunjukkan. “Semoga pencapaian ini menjadi inspirasi bagi kemajuan industri wewangian nasional. Dan bagi para finalis yang belum meraih juara, teruslah berkarya karena kontribusi Anda tetap sangat berarti,” ungkapnya.

Wamenperin juga memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah ikut berkontribusi dalam mendukung kegiatan ini. “Semoga Aromatika Indofest 2025 menjadi momentum penting dalam memperkenalkan dan memajukan produk-produk unggulan Indonesia, khususnya industri berbasis minyak atsiri, ke pasar global,” ujarnya.

Faisol menambahkan, industri atsiri Indonesia masih memiliki sejumlah tantangan yang harus diatasi. Beberapa isu yang menjadi perhatian, di antaranya keberlanjutan dan standarisasi bahan baku, kurangnya diversifikasi produk hilir, kebutuhan peningkatan kompetensi SDM, serta terbatasnya akses pasar global.

Sebagai respons atas tantangan tersebut, Kemenperin akan menggulirkan sejumlah program strategis, antara lain penyusunan roadmap pengembangan industri atsiri nasional, penyusunan database nasional minyak atsiri, dorongan dan fasilitasi indikasi geografis untuk minyak atsiri indonesia, penguatan pusat flavor and fragrance (PFF) di Sumatera Barat dan Bali, serta kompetisi wewangian daerah di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.

“Langkah-langkah ini akan menjadi fondasi penting dalam membangun industri minyak atsiri yang berdaya saing, berkelanjutan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” jelasnya.

Wamenperin juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam membangun ekosistem industri aroma dari hulu ke hilir. Di tingkat hulu, perlunya pendampingan petani, regenerasi penyuling, dan penguatan koperasi harus menjadi prioritas.

Sedangkan di sektor antara dan hilir, perlu inovasi teknologi, formula, dan desain agar produk aroma Indonesia mampu bersaing secara global. Selanjutnya, di sektor pemasaran, strategi branding kolektif dan penguatan diplomasi dagang dinilai penting untuk membawa aroma Indonesia ke panggung dunia.

Faisol optimistis, dengan semangat gotong royong, Indonesia dapat menciptakan ekosistem aroma yang inklusif bagi seluruh pelaku, berbasis kearifan lokal dan ilmu pengetahuan, berorientasi ekspor, dan berkelanjutan secara lingkungan dan sosial.

“Saya mengajak seluruh pelaku usaha, akademisi, peneliti, komunitas, serta rekan-rekan media untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran dan menjalin kemitraan strategis demi memajukan pembangunan industri minyak atsiri dalam negeri,” ucapnya.

Recent Posts

Direktur Operasi dan Layanan Jasa Marga Terima Kunjungan Kerja Asdep Kemenko Bidang Perekonomian RI

MONITOR, Cikampek - Direktur Operasi dan Layanan Jasa Marga Fitri Wiyanti terima kunjungan kerja Asisten…

2 jam yang lalu

Menperin Tunjukkan Cinta Produk Dalam Negeri di World Expo Osaka 2025

MONITOR, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menunjukkan komitmennya dalam mencintai dan…

4 jam yang lalu

Tunjangan Profesi 227.147 Guru Bukan ASN Binaan Kemenag Naik Rp500Ribu

MONITOR, Jakarta - Tunjangan profesi bagi ratusan guru bukan ASN (Aparatur Sipil Negara) binaan Kementerian…

9 jam yang lalu

Sekjen Partai Gelora Yakin Suatu Saat Nanti akan Tercipta Perdamaian di Tanah Palestina

MONITOR, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik meyakini, bahwa tanah…

10 jam yang lalu

Tilawati Kukuhkan Standar Baru Guru Al-Qur’an Lewat LSP dan JAMHATI

MONITOR, Jakarta - Gerakan pendidikan Al-Qur’an di Indonesia memasuki babak baru. Melalui Silaturahim Tilawati Nasional…

14 jam yang lalu

Guru Besar UIN Jakarta Soroti Tiga Dimensi Strategis Asta Protas Kementerian Agama

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama meluncurkan delapan program prioritas bertajuk Asta Protas untuk periode 2024–2029.…

15 jam yang lalu