Kabar Haji

Menag Gelar Rapat Teknis Perdana Bersama Delegasi Amirulhajj 2025

MONITOR, Jakarta – Menteri Agama Nasaruddin Umar selaku Amirulhajj Indonesia 1446 H/2025 M menggelar rapat teknis perdana bersama delegasi Amirulhajj, setibanya di Arab Saudi, Jumat (30/5/2025). Rapat digelar di Kantor Urusan Haji (KUH) Jeddah dan diikuti Naib Amirulhaj Romo Syafi’i beserta anggota dan tim sekretariat Amirulhajj.

Hadir pula jajaran eselon I dan II Kementerian Agama, perwakilan Badan Pengelola Haji (BPH), serta para Musytasyar Dini. Dalam pertemuan tersebut, Menag menekankan pentingnya sinergi dan koordinasi antartim untuk memastikan seluruh layanan jemaah berjalan optimal.

“Ini bukan hanya kunjungan biasa. Kita mengemban amanah negara untuk memastikan jemaah mendapat pelayanan terbaik. Kita harus satu langkah, satu strategi, dan satu komitmen,” tegas Menag dalam arahannya, Jumat (30/5/2025).

Menag mengingatkan bahwa tugas Amirulhajj bukan hanya mengawasi, tetapi juga membangun diplomasi, memperkuat reputasi pelayanan haji Indonesia, serta merespons setiap dinamika lapangan secara cepat dan bijak.

“Keberadaan kita harus dirasakan manfaatnya, bukan hanya simbolis. Mari kita buktikan bahwa Amirulhajj bukan hanya nama, tapi amanah,” pesan Menag.

Ada beberapa topik yang dibahas dalam rapat tersebut. Pertama, kesiapan mobilisasi jemaah dari hotel ke Arafah, lalu ke Muzdalifah dan Mina. Menag meminta perhatian penuh pada titik-titik krusial yang kerap menimbulkan kemacetan dan risiko kelelahan bagi jemaah, khususnya lansia dan difabel.

“Kita akan bahas tuntas skema murur, tanazul, dan safari wukuf. Ini bentuk komitmen kita untuk memberi perlindungan bagi jemaah rentan, terutama lansia dan jemaah sakit,” ujar Menag.

Kedua, Menag juga menyampaikan hasil koordinasi dengan delapan syarikah dan Wakil Menteri Haji Arab Saudi. Pemerintah Saudi disebut akan melakukan intervensi langsung jika terjadi kendala teknis dari pihak penyedia layanan.

“Ada kesepahaman yang baik. Tapi kita juga harus paham batasan hukum nasional Saudi. Maka komunikasi dan koordinasi lintas tim menjadi sangat penting,” katanya.

Ketiga, turut dibahas peran 22 Musytasyar Dini yang menyertai Amirulhajj, sebagian di antaranya adalah ulama perempuan. Menag menekankan perlunya pendekatan fikih yang responsif dan sensitif terhadap kebutuhan jemaah perempuan.

“Kita harus hadir untuk menjawab persoalan privat yang selama ini sulit diungkapkan. Kehadiran ulama perempuan sangat penting,” ujar Menag.

Recent Posts

Meriahnya Nobar Film Pembangunan di Pigapu, Roti dan Susu Jadi Penghangat

MONITOR, Timika - Suasana kebersamaan tampak kental saat Satuan Tugas (Satgas) TNI Manunggal Membangun Desa…

17 menit yang lalu

Gulirkan Program ‘Berkurban 2025’, HKTI Lumajang Tegaskan Komitmen Wujudkan Keadilan Pangan

MONITOR, Lumajang – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Lumajang kembali menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan…

2 jam yang lalu

Jasa Marga Catat 157 Ribu Kendaraan Kembali ke Jabotabek Pada H+2 Libur Kenaikan Yesus Kristus 2025

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatat sebanyak 157.763 kendaraan kembali ke wilayah…

2 jam yang lalu

PKM Prodi Hukum Keluarga Islam UID Kupas Kepatuhan Pencatatan Nikah Pasca PP No. 48 Tahun 2014

MONITOR, Depok - Program Studi Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syariah Universitas Islam Depok (UID) kembali…

3 jam yang lalu

Kemenag Tegaskan Belum Ada Informasi Terkait Pembukaan Visa Furoda

MONITOR, Makkah – Viral di media sosial bahwa ada kemungkinan dibukanya kembali penerbitan proses visa…

4 jam yang lalu

Progres Pembangunan Gedung UNIPI Persis Bandung Capai 41 Persen

MONITOR, Bandung - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tengah menyelesaikan pembangunan beberapa Gedung Universitas, yang dimaksudkan…

7 jam yang lalu