MONITOR, Jakarta – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), organisasi mahasiswa Islam terkemuka, menyerukan umat Islam dari seluruh lapisan masyarakat untuk bersatu memboikot 25 brand global asing sebagai bentuk protes terhadap kelanjutan genosida Israel di Gaza, Palestina.
“PMII hari ini secara resmi mengeluarkan daftar boikot sebagai panduan bagi umat Islam dalam gerakan boikot global, yang bertujuan untuk mendukung perjuangan umat Muslim yang tertindas di Gaza, Yaman, dan Lebanon,” ujar Sekretaris Jenderal PMII, M. Irkham Tamrin, dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Jumat (25/3).
“Daftar boikot ini mencakup 25 brand global asing yang beroperasi di negara-negara Muslim dan memiliki keterkaitan langsung atau tidak langsung dengan perekonomian Israel. Keberadaan bisnis besar ini juga turut memperkuat kebijakan luar negeri Amerika Serikat dan Eropa, yang secara nyata menyengsarakan umat Islam, seperti yang dapat kita saksikan saat ini di Yaman dan Lebanon,” tambahnya.
Sekretaris Jenderal PMII, M. Irkham Tamrin, menegaskan bahwa daftar boikot ini mencerminkan aspirasi murni dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indoensia yang menolak diam di tengah agresi biadab yang menargetkan negara-negara Islam. Dalam pernyataannya, beliau mengungkapkan bahwa pembantaian di Gaza pada awal pekan ini telah merenggut lebih dari 400 nyawa, mayoritas di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.
“Di saat umat Islam Indonesia sibuk menyiapkan takjil dan sahur, di Gaza, pembantaian keji berlangsung dalam waktu hanya 48 jam. PMII dengan tegas menolak untuk menganggap ‘normal’ kebiadaban yang terjadi di Gaza, Yaman, dan Lebanon. Oleh karena itu, kami mengeluarkan daftar boikot dan mendesak umat Islam di seluruh Indonesia, dari kota hingga desa, dari anak-anak hingga orang dewasa, untuk bersatu memboikot produk-produk global yang kami identifikasi berkontribusi pada perekonomian Israel dan kebijakan luar negeri negara-negara Barat,” ujar Sekretaris Jenderal PMII.
M. Irkham Tamrin juga menegaskan bahwa boikot adalah bentuk solidaritas dan perlawanan yang sah, yang terbukti dapat memberikan tekanan finansial pada merek- merek asing. Menurutnya, boikot yang tidak terorganisir selama setahun terakhir telah memberikan dampak yang signifikan terhadap bisnis internasional. “Dengan adanya daftar boikot ini, PMII berharap gerakan ini dapat diperluas dan memberikan dampak yang lebih besar terhadap Israel dan perusahaan-perusahaan asing,” tuturnya.
Seruan boikot PMII juga didorong oleh gelombang kegelisahan yang semakin meluas di kalangan umat Islam, termasuk dukungan dari ulama dan organisasi keagamaan besar di Indonesia.
Ketua Umum PMII, M. Shofiyulloh Cokro, mengungkapkan, “PMII mencermati kegundahan besar di kalangan umat Islam. Setelah Fatwa Boikot Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 2023 dan 2024 yang diterima positif oleh banyak lapisan masyarakat, PMII juga melihat sikap tegas dari dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, MUI dan PBNU, yang mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.”
Ketua Umum PB PMII, M. Shofiyulloh Cokro, menambahkan, “Seruan boikot terhadap 25 merek asing ini bukan hanya berdasarkan prinsip keagamaan, tetapi juga sesuai dengan amanat konstitusi Indonesia yang menolak penjajahan, sebagaimana ditegaskan oleh Ketua Umum MUI, KH Anwar Iskandar, dan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf.”
Ia melanjutkan, PMII memandang dukungan MUI dan PBNU selaras dengan sejarah panjang Indonesia yang sejak era Presiden Soekarno konsisten membela Palestina.
“Oleh karena itu, kami tegaskan bahwa seruan boikot ini adalah aspirasi murni umat Islam. Tuduhan bahwa gerakan boikot ini hanya untuk kepentingan bisnis dan tidak berdampak nyata adalah upaya untuk meredam aspirasi umat Islam yang ingin membantu Palestina dan memperbaiki nasib umat Islam di berbagai negara,” tegasnya.
Sebagai bagian dari upaya ini, Ketua Umum PB PMII menyerukan umat Islam untuk secara konsisten dan istiqomah memboikot produk-produk yang terafiliasi dengan Israel dan perusahaan-perusahaan global asing.
“Bahwa atas kajian di internal kami dan masukan dari akar rumput maka kami menyerukan boikot produk ter afiliasi Israel. Daftar boikot yang diterbitkan oleh PB PMII telah melalui riset dan diskusi mendalam dengan berbagai pihak, termasuk komponen pergerakan mahasiswa Islam di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Daftar tersebut kata Shofiyulloh disusun berdasarkan bukti dan argumen kuat mengenai keterkaitan perusahaan-perusahaan tersebut dengan dukungan terhadap Israel.
Adapun daftar boikot 25 brand global asing yang dikeluarkan PB PMII mencakup 5 kategori produk yakni Produk Rumah Tangga Indonesia yang harus diboikot karena terafiliasi dan dukungan dengan Israel meliputi produk makanan minuman hingga perawatan tubuh.
“Kami juga mendorong umat Islam untuk turut berkontribusi pada perjuangan Palestina melalui donasi langsung. Namun, di tengah kondisi ekonomi yang sulit, boikot adalah langkah terbaik yang bisa diambil,” pungkas Shofiyulloh Cokro.
MONITOR, Jakarta - Pertamina Patra Niaga memastikan kelancaran distribusi LPG 3 Kg untuk memenuhi kebutuhan…
MONITOR, Makassar - Panglima Komando Operasi Udara II Marsda TNI Deni Hasoloan S., didampingi oleh…
MONITOR, Jakarta - Dalam semangat Ramadan menjalin silaturahmi dan berbagi keberkahan bersama Anak Yatim, Pertamina…
MONITOR, Jakarta - Tahap II pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) Reguler 1446 H/2025 M…
MONITOR, Jakarta - Fenomena keberadaan organisasi kemasyarakatan (ormas) yang meresahkan dunia usaha dan permintaan tunjangan…
MONITOR, Jakarta - Dalam rangka menyambut Mudik Lebaran Tahun 2025, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody…