Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin
MONITOR, Jakarta – Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin mengapresiasi kiprah yang telah dijalankan Majelis Hukama Muslimin (MHM) dalam menguatkan toleransi dan koeksistensi. Kamaruddin bersyukur, MHM telah menjadi salah satu perangkat sosial di Indonesia.
Hal ini disampaikan Kamaruddin Amin saat memberikan sambutan pada Interfaith Iftar atau Buka Puasa Bersama Tokoh Lintas Agama di Jakarta, Minggu (23/3/2025). Hadir, pendiri dan anggota MHM M Quraish Shihab, Menag (2014 – 2019) Lukman Hakim Saifuddin, Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Indonesia Abdullah Salem Obaid Salem Aldhaheri, Duta Besar Mesir untuk Indonesia Osama Hamdi, serta Duta Besar Bahrain, Jordania, Maroko, Singapura, dan Palestina.
Hadir juga perwakilan dari kedutaan Malaysia, Filiphina, Kamboja, Myanmar, Kuwait, Pakistan, dan Kazakhstan. Tampak hadir juga, Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija, Dirjen Bimas Buddha Supriyadi, tokoh agama dari MUI, NU, Muhammadiyah, PGI, KWI, PHDI, Walubi, Permabudhi, dan Matakin.
“Ini patut kita syukuri dan kita telah bekerja sama dengan MHM dalam beberapa program kegiatan,” sebutnya.
Dikatakan Kamaruddin, forum perjumpaan lintas agama yang diinisiasi oleh MHM sangat penting dalam rangka merawat kedamaian. Menurutnya, tidak ada kedamaian dalam sebuah bangsa tanpa kedamaian antaragama. Tdak ada kedamaian antaragama tanpa dialog antaragama. Tidak ada dialog antaragama tanpa pengetahuan mendalam tentang agama.
“MHM menciptakan suasana kondusif untuk saling berbagi tentang agama masing-masing,” sebutnya.
Indonesia adalah bangsa religius. Karenanya, ujar Kamaruddin, peran agama sangat sentral dan fundamental dalam berbangsa. Diskursus apapun, jika dikemas dalam bahasa agama, akan sangat efektif. Ini sangat tepat untuk menyampaikan sebuah pesan baik, pembangunan, keumatan, kebangsaan, termasuk tentang peran tokoh agama dalam kehidupan berbangsa yang sangat penting.
“Eksistensi MHM sangat dibutuhkan di tengah dinamika global di berbagai belahan dunia. Mudah-mudahan MHM Indonesia bisa merefleksikan kemaslahatan dan bisa jadi model kerukunan dan eksistensi di Indonesia bagi negara lain,” tandasnya.
Direktur MHM kantor cabang Indonesia, Muchlis M Hanafi, melaporkan bahwa Interfaith Iftar sudah dua kali digelar sebagai ruang perjumpaan tokoh lintas agama. Menurutnya, setiap kali berkumpul bersama tokoh lintas agama, terasa tumbuh harapan baru bahwa di tengah dunia yang makin terbelah, masih ada ruang perjumpaan yang hangat, damai, dan tulus.
“Kita hadir bukan sekedar untuk berbuka puasa, tapi dengan semangat kemanusiaan untuk merajut tenun kemanusiaan, untuk saling mengenal lebih dalam, serta untuk menyalakan cahaya harapan di tengah dunia yang kerap diliputi sakwa sangka,” paparnya.
“Perbedaan bukan halangan tapi panggilan untuk saling memahami, serta jembatan yang menghubungkan menuju kebijaksanaan dan kedewasaan kolektif,” tandasnya.
Dalam kesempatan ini, dilangitkan doa yang dipanjatkan secara bergantian oleh perwakilan tokoh agama Islam, Katolik, Buddha, Kristen, Hindu, dan Khonghucu.
MONITOR, Jakarta - Dalam rangka menyambut Mudik Lebaran Tahun 2025, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody…
MONITOR, Jakarta - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), organisasi mahasiswa Islam terkemuka, menyerukan umat Islam…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan pihaknya belum menerima Surat Presiden (Surpres)…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR Puan Maharani meminta aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas teror…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani mengucapkan selamat menyambut Hari Raya Idul Fitri…
MONITOR, Jakarta - Sejumlah Anggota DPR menunjukkan dukungannya kepada kantor Media Tempo yang mendapat teror…