Ketua Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah
MONITOR, Abu Dhabi – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menjadi salah satu organisasi masyarakat yang diundang pada ajang Zayed Award for Human Fraternity Summit di Abu Dhabi Pada Hari Senin-Kamis, 3-5 Februari 2025.
Ya, Ketua Umum PP Fatayat NU, Margaret Aliyatul Maimunah menjadi salah satu delegasi PBNU pada acara bergengsi tersebut bersama Wakil Sekjen PBNU Muhammad Najib Azca.
Kegiatan Zayed Award for Human Fraternity Summit tahun 2025 ini merupakan penyelenggaraan yang ke-6 dan akan berlangsung selama 3 hari dengan berbagai rangkaian kegiatan. Tahun lalu, NU bersama Muhammadiyah menerima penghargaan Zayed Award.
Pada Hari pertama, telah dilaksanakan Pembukaan di Abrahamic Family House dan dilanjutkan dengan Majelis Persaudaraan Kemanusiaan yang menghadirkan sejumlah tokoh dunia. Menyampaikan Pidato Kunci dalam kesempatan Yang Mulia Jose Ramos Horta, Presiden Republik Timor Leste dan penerima Nobel Persamaian pada 1996.
Salah satu sesi bertopik Legacies of Peace: Zayed Award for Human Fraternity and Nobel Peace Laureates for Global Fraternity. Najib Azca menjadi pembicara dalam sesi tersebut bersama dg Dr. Imam Addaruqutni dari PP Muhammadiyah, Prof Magdi Yakoub, serta dua penerima Nobel Perdamaian yaitu Dr. Ira Helfand dan Leymah Gbowee. Helfand merupakan Presiden The Prevention of Nuclear War sedang Gbowee merupakan aktivis dan pendiri lembaga perdamaian Gbowee.
Sedang Kegiatan pada hari kedua merupakan seremonial pemberian penghargaan bernama “Zayed Award for Human Fraternity” yang digelar di Museum the Founder dan dilanjutkan dg acara Gala Dinner yang digelar di Emirates Palace.
Agenda pada hari ketiga adalah Diskusi Meja Bundar, sebuah diskusi yg terbatas oleh perwakilan pemimpin dr berbagai negara dan para penerima penghargaan Zayed Award tahun 2025, dan dilanjutkan dg penutupan yang akan dilaksanakan di hotel St. Regis, Abu Dhabi.
Margaret Aliyatul Maimunah memberikan apresiasi atas penyelenggaraan pemberian penghargaan ini. Ia pun mendukung bahwa persaudaaran kemanusiaan dan perdamaian tidak lahir dg sendirinya atau bisa d wujudkan oleh satu orang/komunitas. Namun, pencapaian akan hal tersebut tentu membutuhkan kolaborasi oleh berbagai pihak dan stakeholders yg kuat dan lebih luas. Untuk itu, upaya-upaya perlu terus dilakukan untuk membangun kesadaran banyak pihak untuk selanjutnya memiliki komitmen melakukan upaya2 mencapainya.
“Kegiatan ini sangat menginspirasi untuk selanjutnya dpt kita internalisasikan dan implementasikan dalam program kerja di Fatayat NU. Dalam mewujudkan ini, tentu Fatayat NU sebagai bagian dr NU, sebuah organisasi yg memiliki prinsip dan nilai, yaitu mendorong Ukhuwah Basyariyah selain Ukhuwah Islamiyah yang sudah senafas dg prinsip dan nilai dalam penyelenggaraan Zayed Award for Human Fraternity tidak memulai dr nol,” Kata Margaret.
“Fatayat NU tentu tinggal melanjutkannya dalam realisasi program kerja organisasi. Menguat Bersama, Maju Bersama untuk Perempuan Indonesia dan Peradaban Dunia tanpa batas perbedaan apapun, baik suku, agama, dan lain-lain,” Tutupnya.
MONITOR, Jakarta - Pelunasan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) bagi jemaah haji khusus akan ditutup…
MONITOR, Jabar - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto melaksanakan peninjauan langsung program pemberian Makan…
MONITOR, Jakarta - Panglima Komando Operasi Udara II Marsda TNI Deni Hasoloan Simanjuntak memimpin pembukaan…
MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. menegaskan komitmennya dalam mendukung upaya sistematis penanganan…
MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menekankan perlunya perluasan…
MONITOR, Jakarta - Memastikan ketersediaan LPG 3 kg bagi masyarakat, Pertamina Patra Niaga menyalurkan tambahan…