PARLEMEN

Outlook Agriculture KAHMI 2025, Prof Rokhmin Dorong Indonesia Fokus Tingkatan Pangan Domestik

MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi IV DPR RI, Prof Rokhmin Dahuri menyampaikan pandangannya yang sangat relevan tentang pentingnya sektor pangan bagi kemajuan sebuah bangsa, terutama Indonesia. Pertumbuhan populasi dunia yang terus meningkat menyebabkan permintaan terhadap pangan juga semakin besar.

Demikian disampaikan Prof Rokhmin Dahuri saat menjadi narasumber pada acara ‘Outlook Agriculture KAHMI 2025’ yang berlangsung secara luring di KAHMI Center, Jakarta, dan daring yang diikuti peserta dari berbagai daerah di Indonesia, Kamis (30/1/25).

Seharusnya, tutur Prof Rokhmin dengan potensi besar yang dimiliki, Indonesia dapat menjadi negara yang mampu tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, tetapi juga dapat berperan lebih besar dalam dunia pangan global. 

“Tentunya, untuk mencapai hal tersebut, diperlukan upaya yang maksimal dalam pengelolaan dan pengembangan sektor pertanian dan pangan Indonesia,” terang Wakil Ketua Dewan Pakar Majelis Daerah (MD) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) itu.

Prof Rokhmin mendorong agar Indonesia segera fokus pada peningkatan produktivitas pangan domestik, dengan memanfaatkan seluruh potensi yang ada dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Hal ini sangat penting untuk menciptakan ketahanan pangan yang kokoh, yang pada gilirannya dapat mendorong tercapainya swasembada pangan dan peningkatan kualitas.

Sebelumnya, Ketua Bidang Agrikultur MN KAHMI Ato’ Ismail mendukung kebijakan Presiden Prabowo Subianto membuka lahan baru seluas 20 juta hektar untuk swasembada pangan dan energi. Menurutnya alasannya adalah karena luas hutan di Indonesia pada akhir 2023 masih sangat besar mencapai 125 juta hektar.

Lebih lanjut Ato’ mengatakan pembukaan lahan itu berpotensi membuka 10 juta lapangan pekerjaan baru dengan program hilirisasi agrobisnis. Menurutnya pembukaan lahan itu juga berpotensi meningkatkan Produk Domestik Bruto.

Pria asal Pontianak ini juga mengungkapkan Indonesia juga berpotensi jadi lumbung pangan dunia dan lumbung agrobisnis dunia. Menurut Ato, kehilangan luas sawah 90.000 hektar per tahun dapat ditutupi dengan membuka lahan sawah oleh perusahaan swasta yang disubsidi terbatas seperti petani sehingga punya nilai ekonomi bagi pengusaha swasta.

Recent Posts

Pastikan LPG 3 Kg Aman, Pertamina Patra Niaga Lakukan Pengecekan Pangkalan

MONITOR, Jakarta - PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) melakukan pengecekan pangkalan…

19 menit yang lalu

INH Distribusikan 20.000 Buku Sekolah Gratis Pada Anak-anak Gaza di Mesir

MONITOR, Jakarta - Lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung…

2 jam yang lalu

IPW laporkan Penyidik Polres Kubar ke Mabes Polri

MONITOR, Jakarta - Indonesia Police Watch (IPW) melaporkan penyidik Satreskrim Polres Kutai Barat (Kubar) Polda…

2 jam yang lalu

Menteri PU dan World Bank Perkuat Kolaborasi untuk Swasembada Pangan dan Infrastruktur Berkelanjutan

MONITOR, Jakarta - Dalam upaya memperkuat kerja sama pembangunan infrastruktur dan mendukung terwujudnya Asta Cita,…

2 jam yang lalu

Pangkoops Udara II Ikuti Rapim TNI-Polri Tahun 2025

MONITOR, Jakarta - Panglima Komando Operasi Udara II Marsda TNI Deni Hasoloan S., mengikuti kegiatan…

3 jam yang lalu

MITI: Kinerja Sektor Energi 100 Hari Kerja Pemerintah Prabowo Belum Memuaskan

MONITOR, Jakarta - Kinerja 100 hari Pemerintahan Prabowo di sektor energi dinilai Pembina Masyarakat Ilmuwan…

4 jam yang lalu