MONITOR, Jakarta – Suasana haru menyelimuti peringatan Hari Disabilitas Internasional yang digelar Kementerian Agama di Jakarta Pusat. Helmi Halimatul Udhma Penasihat Dharma Persatuan Wanita (DWP) tak kuasa menahan air mata saat mendengar lagu bertajuk ‘Bunda’ dan ‘Jangan Menyerah’ yang dibawakan oleh anak-anak disabilitas.
“Tuhan menciptakan mereka dengan banyak kelebihan di balik kekurangannya. Untuk anak-anakku, tetap semangat ya. Ibu percaya Allah lebih sayang kepada kalian,” ucap sosok yang akrab disapa Emy Nasaruddin ini.
Dalam pidatonya, Emy menyoroti pentingnya hak pendidikan bagi anak-anak penyandang disabilitas. Ia menegaskan bahwa madrasah wajib memberikan layanan prima kepada seluruh peserta didik, tanpa terkecuali.
“Adalah zalim jika kita tidak memberikan layanan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak kita semua,” ujar Emy dengan penuh keyakinan.
Ia juga mengapresiasi terbitnya Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 2024, yang mewajibkan madrasah memberikan akomodasi layak bagi penyandang disabilitas. “PMA ini adalah langkah besar untuk menjadikan madrasah sebagai rumah bagi semua anak, termasuk anak-anak istimewa,” katanya.
Emy mengingatkan bahwa sejarah telah mencatat banyak tokoh besar yang lahir dengan keterbatasan fisik tetapi mampu memberikan kontribusi luar biasa. “Kita tidak menafikan bahwa banyak tokoh disabilitas yang terkadang lebih maksimal dalam memberikan kontribusinya terhadap peradaban bangsa,” tuturnya.
Ia menyebut nama-nama besar seperti Gus Dur, Albert Einstein, dan Steve Jobs sebagai bukti nyata kekuatan potensi disabilitas.
Emy Nasaruddin berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya pendidikan inklusif. “Setiap manusia, dengan segala kondisi, terlahir dalam keadaan mulia. Tidak ada yang tidak mulia. Hak mereka adalah kewajiban kita untuk memenuhinya,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut anak-anak disabilitas menyematkan langsung selendang penobatan Bunda Inklusif kepada Emy Nasaruddin.