MONITOR, Jakarta – Pengamat Ekonomi, Yanuar Rizki, mengingatkan pemerintah untuk tidak terjebak dalam permainan kekuasaan, melainkan fokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
Dalam pernyataannya, Rizki menyorotig kondisi masyarakat yang semakin tertekan, terutama akibat meningkatnya utang melalui pinjaman online (pinjol).
“Pinjol begitu naik. Coba teman-teman bayangin tahun lalu pinjol Rp 54 triliun, kemarin angka yang keluar dari OJK Rp 74 triliun. Gila nggak? enam bulan Rp 27 triliun sendiri,” kata Yanuar Rizky dalam acara Diskusi Kawal Sinergi BUMN dengan tema Evaluasi Kinerja Menteri BUMN Jokowi-Ma’ruf di Jakarta Kamis 17 Oktober 2024.
Yanuar menekankan, banyak warga yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan mengandalkan pinjol.
Dia khawatir, fenomena ini akan menimbulkan keresahan di kalangan kelas menengah dan bawah, yang semakin terdesak secara ekonomi.
“Orang bilang daya beli kita bagus, pendidikan naik, kita masih bisa bayar. Tapi, lihat pinjolnya berapa,” kata bekas Komisaris PT Pupuk Indonesia ini.
Kemudian, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga melaporkan penurunan nilai tabungan bagi nasabah yang memiliki simpanan di atas 100 juta.
“Ini adalah fenomena yang bisa disebut ‘makan tabungan,’ yang menunjukkan betapa mendesaknya situasi keuangan masyarakat,” ujar Yanuar.
Oleh sebab itu, Yanuar menekankan pentingnya perhatian pemerintah terhadap kondisi ini agar kesejahteraan rakyat dapat terjaga.
“Anda boleh saja di atas sibuk dengan kekuasaan, tapi lihatlah di bawah. Kelas menengah mulai menggerogoti tabungan, kelas bawah bergantung pada pinjol, sementara bantuan sosial hanya menjadi solusi sementara,” pungkas dia.