PERTANIAN

Amankan Produksi Padi, Kementan Gerak Cepat dan Masif Lakukan Pengendalian Tikus

MONITOR, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan penanganan cepat dan masif terhadap pengendalian hama tikus dan jamur yang menyerang pertanaman padi. Ini guna menjamin produksi padi 2024 dengan hasil yang optimal sehingga ketersediaan beras melimpah.

“Hari ini Tim Gerdal (gerakan pengendalian) tikus dan jamur Kementerian Pertanian kemarin turun ke lapangan di Jawa Timur khususnya Kabupaten Madiun. Pengendalian tikus yang dilakukan dengan membangun rubuha atau rumah burung hantu dan resep Mbah Yoso yaitu ramuan Biyoso, pestisida berbahan alami,” demikian dikatakan Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Rachmat di Jakarta, Sabtu (9/3/2024).

Ia menyebutkan standing crop tanaman padi di Kabupaten Madiun saat ini adalah seluas 28.873 ha. Keadaan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di Kabupaten Madiun saat ini terdapat beberapa populasi/serangan hama, salah satu diantaranya adalah hama tikus dimana pada periode Februari II seluas 18,5 ha yang tersebar di 9 kecamatan, yaitu Kecamatan Balerejo (11,2 ha), Kartoharjo 0,7 ha, Kecamatan Madiun 5,05 ha, Sawahan (0,45 ha) dan Wungu (1 ha).

“Serangan hama tikus terluas ada di Kecamatan Balerejo. Dari 11,2 hektar serangan hama tikus di Kecamatan Balerejo, terdapat serangan Puso di Desa Kedungrejo seluas 2 hektar dan Desa Garon 0,37 hektar,” sebutnya.

Terkait pemberitaan adanya serangan penyakit jamur pada tanaman padi, Rachmat mengungungkapkan hasil verifikasi Pengendali Organisme Penggangu Tanaman (POPT) di lokasi menyatakan bahwa hal tersebut tidak benar. Tanaman padi yang terlihat kekuningan hingga kecoklatan disebabkan oleh serangan tikus.

“Gigitan tikus yang tidak sempurna mematahkan batang padi menyebabkan batang padi masih berdiri, namun akan berwarna kekuningan dan akhirnya mengering. Jadi dapat disimpulkan untuk serangan penyakit jamur tidak benar adanya,” tegasnya.

Lebih lanjut Rachmat mengatakan Kementan bersama pemerintah daerah dan berbagai stakeholder terus melakukan upaya pengendalian tikus guna menjamin pertanaman padi untuk menghasilkan gabah produksi tinggi. Pengendalian dari pra hingga pasca panen

“Pengendalian pra tanam dengan gropyokan dan pengendalian pasca tanam dengan pemasangan rumah burung hantu dan pemasangan umpan. Upaya pengendalian yang dilakukan melalui aplikasi bubur belerang dan MOL ferinsa (fermentasi urin sapi),” jelasnya.

Recent Posts

Cuaca Saudi Panas, Ini Pesan Menag Yaqut ke Jemaah Haji Indonesia

MONITOR, Jakarta - Jemaah haji Indonesia akan mulai berangkat ke Arab Saudi pada 12 Mei…

53 menit yang lalu

Berharap Capai 10 Juta Mahasiswa, DPR Dorong Penambahan Dana Beasiswa KIP Kuliah

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI Sofyan Tan menyoroti kebutuhan mendesak untuk meningkatkan…

1 jam yang lalu

437 Petugas Berangkat ke Saudi, Irjen Kemenag: Kepuasan Jemaah Haji Harus Meningkat

MONITOR, Jakarta - Sebanyak 437 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi diberangkatkan hari ini,…

2 jam yang lalu

DPD RI Usulkan Adanya UU Anti Money Politic

MONITOR, Jakarta - Untuk mewujudkan pemilu bersih perlu adanya UU Anti Money Politic dan penguatan…

2 jam yang lalu

Sebanyak 437 Petugas Haji Indonesia Segera Diberangkatkan ke Tanah Suci

MONITOR, Jakarta - Sebanyak 437 petugas haji Indonesia dalam hitungan jam akan segera diberangkatkan ke…

3 jam yang lalu

Kini, Pelatihan Reguler Dilayani secara Digital

MONITOR, Jakarta - Layanan pelatihan regular atau tatap muka yang diselenggarakan Kementerian Agama melalui Pusdiklat…

3 jam yang lalu