PEMERINTAHAN

Sebanyak 2.302 Relawan Moderasi Dikukuhkan, Menag: Harus Berada di Tengah-tengah

MONITOR, Jakarta – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menghadiri pengukuhan 2.302 Relawan Moderasi Beragama yang selanjutnya disebut dengan Relawan Moderasi, di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalam kesempatan itu, Menag mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTB tersebut.

Menag pun berpesan dua hal untuk para relawan ini. “Saya tidak panjang lebar, karena saya hanya ingin menyampaikan dua hal. Pertama, menjadi Relawan Moderasi itu tidak mudah. Ini ada dua kata, relawan dan moderasi. Relawan itu kadang rela kadang melawan,” ujar Menag Yaqut di Mataram, Selasa (26/12/2023).

Ia mengingatkan, untuk melakukan moderasi itu juga tidak mudah. “Moderasi itu harus berada di tengah. tidak boleh ikut yang kiri, tidak boleh ikut yang kanan. Harus ada di tengah-tengah, mengikuti arahan pimpinan,” tegasnya.

Gus Men, begitu ia biasa disapa, juga menambahkan bahwa hari ini masyarakat dihadapkan pada satu situasi di mana ada sekelompok orang yang mengklaim sebagai pemegang otoritas keagamaan, pemegang otoritas kebenaran.

“Bahwa yang berhak menentukan kebenaran adalah kelompok mereka,” terangnya.

“Oleh karena itu saya berharap, Relawan Moderasi ini mampu berada di tengah-tengah untuk menjembatani semua situasi yang ekstrim dan memoderasi semua hal yang mereka merasa memiliki otoritas atas kebenaran,” imbuhnya.

Selanjutnya, Gus Men mengingatkan bahwa Indonesia ini negara majemuk. “Takdir Indonesia ini takdir keragaman, takdir keberagaman, takdir keberbedaan. Namun, keperbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia ini selalu menjadi kekuatan dan berhasil memerdekaan negara yang kita cintai,” tegasnya.

Pj. Gubernur NTB yang diwakili Sekda Provinsi NTB Fathurrahman, juga hadir dalam pengukuhan Relawan Moderasi. Beliau mengapresiasi langkah-langkah yang sudah dilakukan Kemenag yang berkomitmen mewujudkan moderasi beragama.

“Adanya Relawan Moderasi ini kami harap dapat menjadi solusi konkret untuk melawan intoleransi. Khususnya dalam momen politik ini, mari kita meneguhkan komitmen bersama untuk menjaga ketenangan dalam pemilu,” ujarnya.

“Politik, tidak boleh merusak kerukunan yang telah kita bangun bersama. Mari kita jadikan pemilu sebagai panggung untuk penugat persatuan, bukan pemecah belah,” ajaknya.

Sementara itu, Kakanwil Kemenag Provinsi NTB, H. Zamroni Aziz, menyampaikan bahwa Relawan Moderasi ini diambil dari 1.000 lebih desa di Provinsi NTB. Mereka diambil dari berbagai unsur, mulai dari ASN Provinsi NTB, perwakilan tokoh agama, perwakilan aparat keamanan, hingga penyuluh agama serta petugas KUA di wilayah NTB.

“Relawan akan bekerja sama dengan seluruh staker holder untuk menjaga kerukunan umat beragama, agar terjamin kehidupan yang nyaman di NTB,” kata H. Zamroni.

Recent Posts

KKP Prioritaskan Izin Usaha Penangkapan Ikan di Sumatra

MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus melakukan layanan terbaik kepada nelayan dan…

53 menit yang lalu

Kementerian UMKM Berkolaborasi dengan ADKASI Perkuat Ekosistem Usaha

MONITOR, Jakarta - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjalin kolaborasi strategis dengan Asosiasi…

3 jam yang lalu

75 Awardee LAPP Siap Terbang ke Kampus Dunia

MONITOR, Malang - Sebanyak 75 calon penerima Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) Kementerian Agama dinyatakan siap…

4 jam yang lalu

Ketua KIP Apresiasi Kemajuan Signifikan PTKN dalam Keterbukaan Informasi

MONITOR, Jakarta - Penguatan budaya transparansi di lingkungan Kementerian Agama kembali mendapat pengakuan nasional. Ketua…

8 jam yang lalu

Kemenag dan 11 PTKIN Raih Anugerah Badan Publik Informatif 2025, Naik 120 Persen

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama mencetak hattrick dalam prestasi keterbukaan informasi publik. Kemenag kembali meraih…

14 jam yang lalu

Hadapi Lonjakan Lalu Lintas Libur Nataru, Jasa Marga Berkolaborasi Hadirkan Layanan Prima

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan resmi menggelar…

14 jam yang lalu