PERTANIAN

NTP Pertanian Naik 1,43 Persen, Kementan Pacu Produksi Padi dan Jagung

MONITOR, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) merilis Nilai Tukar Petani (NTP) Pertanian periode Oktober 2023 mengalami kenaikan sebesar 1,43 persen dibanding September 2023. Sedangkan NTP Tanaman Pangan (NTPP) di Oktober ini mengalami kenaikan 2,68 persen dibanding bulan lalu. Pertumbuhannya merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan NTP subsektor lain.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan, kenaikan NTP dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani (1,67 persen), khususnya untuk komoditas padi dan jagung, serta kenaikan indeks harga yang dibayar petani (0,24 persen) khususnya untuk komoditas beras.

Sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman agar fokus meningkatkan produksi padi dan jagung. Bulan November ini sudah mulai hujan sehingga saatnya memacu luas tanam dan mengejar target tanam pada MT-I Oktober 2023-Maret 2024 seluas 65 persen dari luas tanam setahun.

Strategi yang ditempuh antara lain: pertama, peningkatan indek pertanaman (PIP) dari biasanya tanam satu kali setahun menjadi dua kali setahun, dari biasanya dua kali menjadi tiga kali setahun, bahkan ada yang empat kali tanam dan panen dalam setahun. Kedua, perluasan areal tanam (PAT) pada lahan tidur, lahan kosong, terlantar, bekas tambah, tumpangsari hutan /kebun, Ketiga menanam di lahan rawa lebak dan rawa pasang surut, Keempat meningkatkan produktivitas dengan benih varietas unggul bermutu (VUB), pupuk berimbang, mekanisasi, pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), penyuluhan intentif” hal ini disampaikan Suwandi pada saat Dialog secara live pada program Squawk Box di CNBC Senin 6 November 2023.

“Kami terus melakukan upaya peningkatan produktivitas padi. Diantaranya dengan pergantian varietas. Selama rentang waktu 2019-2021 terjadi pergantian varietas dari Ciherang ke Inpari 32,” tutur Suwandi.

Selain itu, dioptimalkan juga dengan penggunaan benih berserifikat, penggunaan pupuk berimbang, ketersediaan air, pengamanan serangan OPT dan DPI, serta memfasilitasi bantuan alat panen dan pasca panen.

Adapun alokasi bantuan alat panen selama lima tahun terakhir, diantaranya combine harvester besar dan multiguna sebanyak 1.424 unit, combine harvester sedang sebanyak 240 unit dan power thresher sebanyak 6.948 unit. Sedangkan bantuan alat pasca panen 5 tahun diantaranya dryer 10 ton sebanyak 109 unit, dan RMU sebanyak 115 unit.

“Kami juga akan melakukan optimas lahan rawa tadah hujan 1 juta hektare melalui intensifikasi dan ekstensifikasi dengan sebaran sekitar 10 provinsi” pungkas Suwandi.

Recent Posts

PT BSIS Tandatangani PPJT Ruas Bogor-Serpong, Dukung Konektivitas Kawasan Permukiman Bogor dan Kawasan Komersial Tangerang

MONITOR, Jakarta - PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT)…

3 jam yang lalu

Terobosan Jitu! Kemendikdasmen Gelar TKA SMA agar Siswa Makin Kuasai Skill Akademik

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tengah menyiapkan Tes Kemampuan Akademik (TKA)…

8 jam yang lalu

UU BUMN Baru Larang Rangkap Jabatan, Legislator Sebut Perkuat Komitmen

MONITOR, Jakarta - DPR RI telah mengesahkan Undang-Undang tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 19…

8 jam yang lalu

Kemenhaj RI Inisiasi Kolaborasi dengan KPK, Perkuat Integritas Penyelenggaraan Haji

MONITOR, Jakarta - Kementerian Haji dan Umrah Republik Indonesia (Kemenhaj RI) melakukan audiensi dengan Komisi…

11 jam yang lalu

Puan Dianggap Tunjukkan Kerendahan Hati Saat Ingatkan DPR

MONITOR, Jakarta - Pidato Ketua DPR RI Puan Maharani dalam rapat paripurna khusus yang mengingatkan…

12 jam yang lalu

Kiai NU Tak Terima Kasus Kuota Haji Diframing Keterlaluan

MONITOR, Jakarta - Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Cilandak, Jakarta Selatan, KH Muhyidin Ishak menanggapi…

13 jam yang lalu