MONITOR, Jakarta – Di dunia yang kian berkembang, penting untuk merayakan pencapaian dan cerita perjuangan para perempuan. Mereka telah berhasil menerobos batas dan bergerak membuat perubahan. Banyak hal terjadi berkat peran dan kontribusi perempuan meski harus melewati pelbagai keterbatasan dan tantangan.
Ayu Kartika Dewi dan Najwa Shihab membahas tentang tantangan yang dihadapi dan strategi untuk memperkuat perempuan. Ayu menyampaikan kadang perempuan takut bermimpi. Imbasnya, mereka jadi menurunkan standar. Padahal setiap manusia, apa pun jenis kelaminnya, memiliki hak yang sama untuk memperjuangkan standar hidupnya. Ayu melanjutkan bahwa menjadi perempuan itu harus disyukuri dan dirayakan. “Merayakan perempuan itu, pertama, merayakan pilihan dengan sadar. Kedua, merayakan diri sebagai diri sendiri. Bukan hanya fokus pada identitas lain yang dimiliki,” ujarnya.
Ayu juga menyampaikan pesan agar tidak takut mewujudkan mimpi meski merasa takut. “Saya berpesan kepada semuanya, jika punya mimpi dan harus melakukan sesuatu, lakukan saja. Jangan menunggu situasi ideal atau sempurna dulu. Jika merasa takut, tetap lakukan saja. Do it scared,” pungkasnya.
Sementara Najwa Shihab menyampaikan bahwa menjadi perempuan itu rumit dan serba salah dalam masyarakat yang patriarki. Akhirnya para perempuan acapkali membuat batasan pada diri sendiri. Hal ini berimplikasi pada mengikisnya rasa percaya diri karena memandang diri sebagai medioker. Oleh karena itu, merayakan perempuan harus membuat perempuan menjadi raya, menjadi digdaya. Agar digdaya, perempuan harus punya daya. Siapkan amunisi untuk jadi percaya diri, sehingga bisa merayakan diri seutuhnya. Agar terwujud, para perempuan harus melakukan itu bersama-sama.
Hadir pula dalam sesi itu Ratna Susianawati, Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Ratna turut menyampaikan bahwa ‘Merayakan Perempuan’ menjadi salah satu sub-tema dalam Peringatan Hari Ibu ke-95. Menurutnya, perlu ada pelurusan makna bahwa Peringatan Hari Ibu bukanlah Mother’s Day seperti yang dipahami pada umumnya. Peringatan Hari Ibu diawali dengan Kongres Perempuan, maka Hari Ibu sejatinya adalah hari untuk merayakan perempuan. Ayu Kartika Dewi Staf Khusus Presiden
Staf Khusus Presiden Ayu Kartika Dewi (SKP Ayu) merupakan salah satu Staf Khusus Presiden dengan fokus pada topik keberagaman dan perdamaian yang ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo. SKP Ayu Kartika Dewi secara aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah nasional dan lokal, komunitas, anak muda, pihak swasta, dan publik dalam mendorong terwujudnya berbagai inisiatif untuk mendukung upaya merajut perdamaian dan toleransi di Indonesia.
Selain itu, Ayu juga merupakan Managing Director di Indika Foundation. Ayu juga merupakan pendiri berbagai organisasi dan gerakan seperti SabangMerauke, Toleransi.id, Merancang Indonesia, Milenial Islami, dan Perempuan Gagal.
MONITOR, Jakarta - Berikut jadwal sepakbola malam ini menyajikan laga menarik antara Ipswich Town bertemu…
MONITOR, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menjalin sinergi lintas sektor guna meningkatkan efektivitas…
MONITOR, Jakarta - Pertamina Eco RunFest 2024 yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta pada Minggu…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) memberi penghargaan kepada lima qari, qariah, dan hafiz yang…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya mengangkat juara Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) internasional…
MONITOR, Jakarta - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir berterima kasih kepada para sponsor yang makin…