Senin, 29 April, 2024

Sukses KKM 2023, Prof Rokhmin apresiasi UMC wujudkan Desa Wisata Unggul di Jabar

MONITOR, Cirebon – Tokoh Cirebon yang juga Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) Prof. Rokhmin Dahuri mengagumi capaian Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) dalam beberapa tahun terakhir, khususnya dalam konsep pengembangan desa wisata yang bisa menjadi contoh nasional.

Hal ini disampaikan Prof Rokhmin dalam sambutan saat penutupan sekaligus Loka Karya Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Muhammadiyah Cirebon 2023 dengan tajuk ” Eksplorasi Eduwisata dan Desa Bebas Stunting Berbasis Community Service Untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Menuju Jabar Juara” di Gedung Djuanda UMC, Sabtu (16/9/2023).

Menurut Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut mewujudkan desa wisata menjadi tantangan terbesar dalam pembangunan nasional. Pasalnya desa yang menjadi bagian penting dari pembangunan nasional seringkali dinilai tidak mampu berkembang dan masih bergantung kepada negara.

“Dana desa yang merupakan realisasi dari Program Nawacita menjadi kesempatan emas bagi seluruh desa di Indonesia untuk memulai pembangunan desa, meningkatkan pemberdayaan masyarakat desa, dan mewujudkan desa unggul di bidang wisata,” terangnya.

- Advertisement -

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB itu menuturkan bahwa keberadaan UMC di Ciayumajakuning, menjadi salah satu faktor penting dalam mendorong pembangunan desa wisata.

“UMC punya peran penting dalam mewujudkan desa-desa di Jabar yang potensial di bidang wisata.Jawa Barat ini memiliki 5.312 desa. Dari 5.312 desa, dominasi desanya memiliki panorama alam yang indah. Ini jadi modal bagus, sekalian saya endorse yah, hayuk kuliah di UMC yah,” tuturnya.

Dosen Kehormatan Mokpo National University Korea Selatan ini pun mengimbau, melalui KKM ini, UMC mengurai syarat desa wisata yang mencakup keunikan desa, alam, budaya, serta tempat wisata buatan, supaya bisa menarik minat wisatawan dan memajukan perekonomian masyarakat setempat.

Lantas, Prof Rokhmin juga membeberkan bahwa desa yang perekonomiannya bisa sukses dalam bidang kreativitas pun bisa diangkat menjadi desa wisata. Contohnya, desa dengan kerajinan tangan atau desa penghasil kopi, mangga gincu dan hasil sumber daya alam lainnya. Untuk mewujudkan desa wisata, tentu sarana prasarana serta infrastrukturnya harus bagus.

“Promosi desa wisata sudah gencar, via medsos, baliho, spanduk dan perangkat marketing lainnya. Tapi jalan menuju ke desa tersebut rusak, gersang. Belum lagi banyak yang minta-minta sehingga membuat wisatawan risih. Hal ini menjadi catatan bersama, tidak hanya bertumpu pada pemerintah. Inilah tugas kita warga kampus hadir memberikan solusi, mengajak semua pihak untuk menjawab dinamika yang ada,” ucap Penasehat Menteri KKP saat ini.

Desa Wisata dan Stunting

Lebih lanjut, Prof Rokhmin bilang bahwa jika desa wisata ini ditangani serius, maka dampaknya adalah perbaikan ekonomi warga setempat. Otomatis, ini line dengan penuntasan masalah stunting.

Penyebab utama stunting adalah malnutrisi dalam jangka panjang (kronis). Kekurangan asupan gizi ini bisa terjadi sejak bayi masih di dalam kandungan karena ibu tidak mencukupi kebutuhan nutrisi selama kehamilan. Meski data menunjukan prevalensi stunting di jabar menurun, namun masih menduduki posisi pertama dengan angka balita stunting paling tinggi di Indonesia.

“Jika masyarakat sejahtera, Insha Allah tak ada lagi soal stunting. Perbaiki ekonomi warga sehingga mereka pun terhindari dari berbagai problematika, termasuk stunting,” terangnya.

Selanjutnya, Prof Rokhmin mendorong peningkatan kerjasama dengan pihak-pihak terkait, seperti BKKBN, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan media massa, untuk mendukung pelaksanaan dan diseminasi program-program yang berkaitan dengan pencegahan stunting di masyarakat.

Seain itu, Pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat, 16 Nopember 1958 ini mendorong penelitian dan pengabdian masyarakat yang berfokus pada isu-isu eduwisata dan stunting berbasis masyarakat, serta memberikan fasilitas dan insentif bagi dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Membangun jejaring dengan universitas-universitas lain yang memiliki program serupa, baik di dalam maupun di luar negeri, untuk saling bertukar informasi, pengalaman, dan best practice.

“Meningkatkan kapasitas SDM, baik dosen, mahasiswa, maupun masyarakat, melalui pelatihan, workshop, seminar, diskusi, dan kegiatan lainnya,” pungkas Sesupuh UMC ini.

Kesempatan yang sama, Rektor UMC, Arif Nurudin MT mengapresiasi kehadiran Prof Rokhmin yang konsisten mencerahkan warga Cirebon dan Indramayu. Perhatian Putra nelayan Cirebon Timur ini begitu luar biasa terhadap tanah kelahirannya.

Arif pun mengapresiasi kepada seluruh tamu undangan, peserta KKM 2023 dan dosen UMC yang sudah hadir di KKM 2023 ini.

“Pertama tentu atas nama pimpinan UMC diiringi rasa syukur atas karunia Allah, kami apresiasi kepada LPPM UMC dan tentu kepada jajarannya, Alahmdulillah KKM 2023 telah usai dan berjalan lancar. Alhamdulillah, sebanyak 49 DPL dan 1040 peserta KKM akan menyebar di Kabupaten Cirebon, Majalengka, Kuningan, Indramayu dan Kabupaten Brebes,” ujar Arif yang didampingi oleh Nana Trisovelna M.T (Wakil Rektor 1 UMC) Dr. Badawi (Wakil Rektor II), Wiwi Hartati, S.Kom,. M.Si (Wakil Rektor III), Ketua LPPM UMC Tania Avianda Gusman, Ph.D, Ketua LPPM Divisi Pengabdian Masyarakat, Johan MT dan Yayan Wardiyanto (Ketua KKM 2023).

Tri Darma Perguruan Tinggi

Arif berpesan, KKM merupakan wadah perwujudan dari Tri Darma Perguruan Tinggi kepada masyarakat, dan bentuk dari pengabdian masyarakat mampu membantu pemerintah dalam mempercepat pembangunan di segala bidang.

“Mahasiswa kami sudah terlibat langsung dengan masyarakat. Kami hari ini menggelar loka karya, adalah bagian dari hasil KKM 2023. Ananda sudah memperoleh pengalaman berharga yang tidak akan didapatkan di dunia kampus. Masyarakat tidak bertanya soal IPK tapi apa yang bisa dilakuka buat masyarakat. Anda keluar dari kampus ini, bisa berbuat apa? sebagai agen dakwah Muhammadiyah. Kami menghendaki mahasiswa kami yang hadir dimasyarakat adalah cerminan episentrum keunggulan,” pesan Arif.

Pria kelahiran Sukoharjo, 12 Februari 1977 ini juga mengungkapkan, salah satu jati diri dari warga persyarikatan adalah terus berikhtiar untuk perupaya menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Siapapun yang berada di UMC, hendaknya senantiasa berkomitmen membawakan niat (tujuan) KH Ahmad Dahlan untuk mewujudkan kemaslahatan umat dan bangsa.

Akhirnya, Ayah dari Naufal Imani Akbar dan Putri Azka Azizah Arif kembali mengapresiasi seluruh pihak yang sudah menyukseskan KKM 2023 ini.

“Semoga apa yang kita lakukan di KKM 2023, menjadi ladang dakwah untuk mewujudkan UMC Unggul, Islami, Profesional dan Mandiri. Sampai jumpa di KKM 2024,” tutup Arif.

Perlu disampikan, KKM UMC 2023 ini melibatkan sebanyak 49 DPL dan 1040 peserta dari 1. FE 223 mahasiswa 2. FH: 108 mahasiswa, 3. FAI: 23 mahasiswa 4. FT: 199 mahasiswa 4. Teknik Industri : 61 mahasiswa, 5. FISIP: 110 mahasiswa 6. FIKES = 125 mahasiswa, 7. FKIP = 252 mahasiswa yang akan disebar di 4 Kabupaten, diantaranya Cirebon (12 Kecamatan dan 27 Desa), Kuningan (7 Kecamatan dan 14 Desa), Majalengka (7 Kecamatan dan 14 Desa), Brebes ( 1 Kecamatan dan 1 Desa). Selain itu juga ditambah dengan mahasiswa yang belum masuk kelompok diperkirakan156 serta mahasiswa luar 156 orang. Jadi total sebanyak 1197 peserta. Kegiatan KKM ini telah dimulai pada 5 Agustus – 5 September 2023.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER