Kamis, 14 November, 2024

Ketua Umum PBNU Tegaskan ASEAN IIDC Jadi Konsolidasi Peradaban Bangun Harmoni

MONITOR, Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (IIDC) 2023 sebagai inisiasi untuk memulai terciptanya konsolidasi peradaban dalam membangun harmoni.

ASEAN IIDC diselenggarakan atas inisiasi PBNU atas kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Agama, serta didukung penuh oleh Presiden Joko Widodo.

“Konferensi ini sebagai inisiasi untuk memulai konsolidasi dari konstituensi peradaban besar yang dapat mendorong tumbuhnya harmoni. Semoga bisa menginspirasi dunia internasional secara keseluruhan,” kata Gus Yahya dalam Pembukaan ASEAN IIDC di Hotel Ritz-Carlton Jakarta, dilansir dari situs resmi NU, Senin (08/08/2023).

Gelaran ASEAN IIDC ini, lanjutnya, bersamaan dengan status Indonesia yang saat ini memegang posisi sebagai Ketua ASEAN dan menjadi Tuan Rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN.

- Advertisement -

Kemudian, Gus Yahya melihat bahwa masyarakat di lingkungan ASEAN dan Indo Pasifik telah mewarisi peradaban yang sama. Hal itu menjadi modal besar bagi masyarakat ASEAN untuk membangun perdamaian.

“Kita mewarisi satu nilai peradaban bersama yang tumbuh jauh ke belakang sejak abad ke-3. Ini modal besar karena berarti masyarakat ASEAN dan Indo Pasifik adalah konstituen dari warisan budaya bersama. Lebih luar biasa lagi memiliki ciri utama berupa nilai-nilai harmoni dan toleransi,” jelas Gus Yahya.

Lebih lanjut, Gus Yahya menjelaskan bahwa tema KTT ASEAN adalah Epicentrum of Growth. Kemudian, PBNU melalui forum dialog antarbudaya dan antaragama ini mendukung agenda ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan itu dengan wacana menjadikan ASEAN sebagai Epicentrum of Peace, Tolerance, and Harmony.

Gus Yahya menuturkan bahwa kepemimpinan Presiden Jokowi selama hampir 10 tahun telah memberikan inspirasi-inspirasi bedsr bagi vanga Indonesia, khususnya bagi NU.

“Inspirasi itulah yang mendorong NU untuk lebih keras berupaya memberikan kontribusi di dalam berbagai aganda yang bersifat pemenuhan pelayanann terhadap hajat-hajat rakyat, kemanusiaan, baik dalam lingkingan domestik maupun internasional,” tuturnya.

Gus Yahya berharap, ASEAN IIDC sebagai inisiasi PBNU ini dapat memberi sumbangan yang bermakna bagi kehidupan masyarakat ASEAN dan Indo Pasifik.

“Selanjutnya bisa memiliki makna di dalam memperjuangkan peradaban bersama bagi umat manusia,” katanya.

Gus Yahya juga menjelaskan bahwa pada November 2022 lalu, PBNU telah menyelenggarakan Forum Religion of Twenty (R20). Forum antaragama ini masuk ke dalam bagian dari rangkaian KTT G20.

Di forum itu, PBNU mengundang tokoh agama dari negara-negara anggota G20. Para pemimpin agama secara keseluruhan mengekspresikan diri untuk mengupakayan agar nilai-nilai agama dapat ikut berkontribusi dalam pergulatan ekonomi dan politik.

“Para tokoh agama itu memiliki kesadaran untuk mengupayakan hal itu dengan cara kredibilitas agama harus dipulihkan. Khususnya hal-hal yang terkait dengan kecenderungan untuk saling bertentangan, dan bahkan mungkin memicu kontlik, harus bisa diatasi agar agama-agama bisa hidup berdampingan dengan damai,” pungkasnya.

Pada pembukaan ASEAN IIDC ini hadir Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Harsono, Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri, dan para duta besar negara sahabat.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER