Senin, 29 April, 2024

Dukung Gerakan Penyelamatan Anak Bangsa, Wali Kota Depok Tekankan Kolaborasi

MONITOR, Depok – Wali Kota Depok, Mohammad Idris menjadi keynote speaker atau pembicara utama Sarasehan dengan tema Gerakan Penyelamatan Anak Bangsa dari Penyimpangan yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok.

Usai acara, Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan, seminar dan sarasehan itu melibatkan pemikiran-pemikiran yang relevan dari sejumlah unsur penggiat perlindungan anak di Kota Depok.

Seperti, Komisi Penanggulangan AIDS, Kepala Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), psikolog dan konselor Puspaga Harmoni, perwakilan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI), HIPMI Kota Depok, tokoh agama dari FKUB, tokoh pendidikan, tokoh pemuda, Forkla Kota Depok dan lain-lain.

Dari seminar dan sarasehan ini, Idris berharap muncul hasil rekomendasi terhadap Gerakan Penyelamatan Anak Bangsa di tengah peristiwa kekerasan dalam rumah tangga, misalnya.

- Advertisement -

“Sebab kalau tidak ada rekomendasi nanti sifatnya hanya sekadar diskusi biasa,” kata Idris, usai seminar dan sarasehan tersebut di Aula Lantai 10, Dibaleka 2, Balai Kota Depok, dikutip Selasa (07/08/2023).

Idris melihat ada tiga kata kunci dalam mendukung Gerakan Penyelamatan Anak Bangsa dari Penyimpangan.

“Saya melihat ada gerakan, ada penyelamatan, dan ada kata anak, ini yang akan jadi fokus kita,” ungkapnya.

Maka dari itu, ia ingin semua pihak terkait berkolaborasi, termasuk pengusaha di Kota Depok agar ikut mendukung Gerakan Penyelamatan Anak Bangsa dari Penyimpangan ini.

“Karena anak-anak bangsa ini calon pemimpin kita di masa datang, kalau mereka rusak ya hancur nanti negara kita,” jelasnya.

Lanjut Idris, komitmen dari pejabat pemerintahan untuk mendukung Gerakan Penyelamatan Anak Bangsa dari Penyimpangan juga dibutuhkan.

Oleh sebab itu, para pejabat negara harus bisa menjadi teladan bagi anak-anak bangsa, mereka harus memperlihatkan juga hal-hal yang baik.

Jangan sampai pemerintah daerah sudah menggaungkan gerakan ini, bahkan sudah ada istilah Kota Layak Anak, dengan berbagai kategorinya, jangan sampai diruntuhkan dengan sikap-sikap para pejabatnya yang buruk.

“Ini yang kita maksudkan kolaboratif, kesadaran bersama kepada kita para pemimpin-pemimpin negara,” ungkap Idris.

Selanjutnya, bagi orang tua jika memiliki kekhawatiran terhadap anak yang mengalami kekerasan, tentu Pemerintah Kota (Pemkot) Depok berupaya memfasilitasi hal tersebut, seperti melalui UPTD Perlindungan Perempuan Dan Anak (PPA) Kota Depok maupun Pusat Pembelajaran (PUSPAGA) Harmoni Kota Depok yang menghadirkan konseling online gratis.

“Konsultasi saja, itu semuanya dirahasiakan, kesiapan pemerintah membuat fasilitas seperti itu,” bebernya.

“Kita sudah menggerakkan gerakan antisipatif untuk pencegahan, misalnya seperti Sekolah Pranikah, Sekolah Ayah Bunda, ini salah satunya” sambungnya.

“Tidak mungkin kita mengcover semua permasalahan anak dan keluarga dengan program ini, makanya tadi harus ada kolaborasi, misalnya perusahaan ini membuat sekolah yang sama seperti Ayah Bunda, atas biaya mereka, nanti cari relawan para pengajar dan sebagainya,” ungkapnya.

Perlu diketahui, dalam acara ini Pemkot Depok juga menggelar Gala Premier Film Kembali Meniti Cahaya tentang dinamika keluarga.

“Cukup menyentuh dan bagus untuk tontonan keluarga, tapi orang tua harus siap setelah nonton ini harus memperbaiki diri,” tuntasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER