Sabtu, 27 April, 2024

Semarak Milad dan Hari Anak, PPNA Gelar Skrining Kesehatan Mata dan Telinga

MONITOR, Jakarta – Kementerian Kesehatan melaporkan data jumlah penyandang Penyakit Tidak Menular (PTM) semakin meningkat, kasusnya sering terjadi pada usia produktif dan lansia, bahkan usia yang lebih muda. Bahkan keberlangsungan pandemi Covid-19 selama kurun waktu dua tahun turut memberikan dampak pada kesehatan anak-anak, terutama kesehatan penglihatan dan pendengaran.

Sebagai bentuk aksi nyata, Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah menyuguhkan gerakan bakti sosial Skrining Kesehatan Penglihatan dan Pendengaran bagi Murid. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 12-13 Juli 2023 ini diselenggarakan di Perguruan Muhammadiyah Tebet Timur, Jakarta Selatan.

Ketua panitia Maulinda menyatakan, kegiatan skrining kesehatan ini menyasar sebanyak 950 peserta skrining penglihatan dan 109 peserta skrining pendengaran dari murid SD Muhammadiyah 06 Tebet Timur dan SMA Muhammadiyah 5 Tebet Timur.

“Jumlah peserta skrining pendengaran ada 10 orang yang terindikasi, dari 109 murid yang mengisi google form. Untuk skrining mata, jumlah pesertanya 950 dan berlangsung selama dua hari,” terang Maulinda dalam sambutannya di Aula Perguruan Muhammadiyah Tebet Timur, Kamis (13/7/2023).

- Advertisement -

Maulinda menjelaskan kegiatan bakti sosial skrining kesehatan ini merupakan rangkaian semarak Milad ke-95 Nasyiatul Aisyiyah serta sebagai kontribusi menyemarakkan peringatan Hari Anak pada 23 Juli mendatang.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI, Eva Susanti, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas penyelenggaraan bakti sosial skrining penglihatan dan pendengaran oleh PP Nasyiatul Aisyiyah sebagai upaya promotif dan preventif untuk pencegahan gangguan penglihatan dan pendengaran pada anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa.

“Dengan dilakukan skrining gangguan penglihatan dan pendengaran diharapkan dapat menemukenali gejala dan tanda penyakit secara dini, sehingga dapat dilakukan intervensi dini,” ucap Eva Susanti.

Melalui kegiatan ini, ia berharap anak-anak dapat memiliki kualitas penglihatan dan pendengaran yang optimal sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang juga optimal.

“Hal ini berkontribusi pada tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang mandiri, sehat, dan berkualitas,” ujarnya.

Apresiasi juga disampaikan Ketua Bidang Pendidikan, Ketenagaan, Sarana dan Sosial, Humas Gabungan Pengusaha Optik Indonesia (Gapopin), Muhammad Arif. Mewakili Ketua Gapopin, ia menyebut kolaborasi aksi sosial ini sering dilakukan Gapopin di sekolah-sekolah.

Arif berpesan agar para guru memberikan perhatian kepada anak didiknya apabila menemukan penurunan prestasi dikarenakan adanya gangguan kesehatan, terutama penglihatan.

Professional Relationship General Manager PT. Kasoem Hearing/Kasoem Hearing Center, Agung Berlian Wakito, juga menyatakan pihaknya memiliki visi misi yang sama dengan Nasyiatul Aisyiyah. Kasus lemahnya pendengaran, menurut Agung perlu diberikan perhatian khusus.

Ia pun mengajak semua kalangan untuk meningkatkan kepedulian sosial serta kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan.

“Kami senantiasa menunjukkan sikap ramah, sopan santun kepada para pasien. Kami juga mengadakan edukasi, dan bersinergi dengan semua kalangan untuk memberikan pelayanan yang terbaik,” ucapnya.

Selanjutnya Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tebet Timur, Ahmad Lutfi, juga mengapresiasi kegiatan skrining kesehatan Nasyiatul Aisyiyah.

“Kami sangat mengapresiasi kegiatan skrining kesehatan yang diadakan PPNA. Kegiatan ini sebagai bentuk edukasi kepada anak-anak karena memberikan hal positif bagi kita semua, terkait upaya menjaga kesehatan,” ucap Lutfi.

Dalam hal kesehatan penglihatan, Lutfi juga menyoroti tingginya jumlah kasus anak pengidap gangguan penglihatan selama masa pandemi Covid-19.

“Harus kita lihat adanya pandemi Covid-19 lalu memberikan dampak sangat besar, anak-anak tidak boleh keluar rumah, dipaksa belajar pakai gagdet, penglihatan melebihi batas waktu yang ditentukan yaitu bisa sampai 5 (lima) jam paxa masa Covid,” pungkasnya.

Pada akhir acara, ada sesi penyerahan cinderamata kepada Kepala SD dan SMA Muhammadiyah Tebet Timur, Gabungan Pengusaha Optik Indonesia (Gapopin), Kasoem Hearing Center, serta dilanjutkan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Gapopin, Kasoem Hearing Care, SD Muhammadiyah 6, dan SMA Muhammadiyah 5 (secara simbolis).

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER