MONITOR, Jakarta – Berdasarkan data yang dirilis BPS pada Senin, 7 November 2022, ekonomi Indonesia pada triwulan III-2022 masih menunjukkan tren pertumbuhan yang impresif, yaitu sebesar 5,72% (yoy) atau tumbuh sebesar 1,8% dari Q2 2022.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pertumbuhan ini terjadi secara merata di seluruh provinsi, dimana Pulau Jawa berkontribusi paling besar, yaitu sebesar 56,30% dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,76% (yoy).
Pada Q3 2022, neraca perdagangan barang Indonesia secara nominal juga kembali mencatatkan surplus, yaitu sebesar USD14,92 miliar atau tumbuh sebesar 12,58% (yoy).
“Ini berarti, neraca perdagangan Indonesia sudah mengalami surplus selama 29 bulan berturut-turut dan pemulihan ekonomi Indonesia masih terus berlanjut, bahkan menguat,” ujar Sri Mulyani dalam keterangannya, Selasa (8/11/2022).
Ia menambahkan capaian baik ini juga didorong oleh pulihnya mobilitas dan daya beli masyarakat yang terus dijaga melalui APBN #UangKita sebagai shock absorber. Hingga Q3 2022, peningkatan realisasi program perlinsos mencapai 12,46% (yoy), sementara peningkatan realisasi subsidi energi BBM mencapai 111,96% (yoy).
“Dengan seluruh capaian ini, kita tetap optimis bahwa predikat “The Bright Spot” dapat terus kita jaga. Namun, kita juga masih harus tetap waspada karena faktor ketidakpastian masih sangat tinggi,” pungkasnya.