Categories: INDUSTRI

Making Indonesia 4.0, Kemenperin Tetapkan Tujuh Sektor Prioritas

MONITOR, Jakarta – Akselerasi revolusi industri 4.0 yang dicanangkan melalui Peta Jalan Making Indonesia 4.0 terus berjalan. Sektor manufaktur didorong bertransformasi menggunakan teknologi digital di seluruh rantai nilai industrinya. Momen ini harus dimanfaaatkan sebaik-baiknya oleh Indonesia yang memiliki keunggulan dalam hal kuatnya faktor permintaan, kerangka kelembagaan yang kuat, serta perdagangan dan investasi global yang baik.

“Perkembangan teknologi adalah keniscayaan dan pasti akan terjadi. Negara-negara yang menerapkan industri 4.0 meyakini pentingnya dukungan kebijakan pemerintah yang holistik sebagai pilar penting keberhasilan implementasi kebijakan ekonomi digital,” kata Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Iklim Usaha dan Investasi, Andi Rizaldi di Jakarta, Minggu (3/7/2022).

Ia menyampaikan, pemerintah telah menetapkan inisiatif Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah peta jalan yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi, dengan aspirasi besar membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi dunia di tahun 2030. Resiliensi perekonomian Indonesia yang cukup baik juga dinilai sebagai salah satu potensi yang dapat dioptimalkan lewat penerapan Industri 4.0. Hal tersebut ditunjukkan oleh pertumbuhan yang lebih tinggi pada 2019 dan kontraksi yang lebih kecil pada 2020 dibanding peer countries.

Potensi selanjutnya adalah menghasilkan peluang pekerjaan baru yang lebih spesifik untuk
mengakomodasi jumlah tenaga kerja yang besar. Revolusi Industri 4.0 tidak akan menghilangkan lapangan pekerjaan, melainkan menawarkan jenis pekerjaan baru yang memungkinkan migrasi dari satu profesi ke profesi lainnya.

“Nantinya akan ada pergeseran profesi seseorang ke arah lebih baik yang justru akan mengangkat harkat dari pekerja itu sendiri,” ujar Andi.

Dalam Making Indonesia 4.0, Kemenperin telah menetapkan tujuh sektor prioritas yakni makanan dan minuman, otomotif, kimia, tekstil dan produk tekstil, elektronika dan alat kesehatan. Ketujuh sektor ini dipilih karena dapat memberikan kontribusi sebesar 70 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) manufaktur, 65 persen ekspor manufaktur, dan 60 persen pekerja industri.

Proporsi tenaga kerja di tujuh sektor prioritas dalam program Making Indonesia 4.0 pada lima tahun terakhir menunjukkan tren meningkat yang mana pada tahun 2015 sebesar 5,02 persen dan pada tahun 2020 sebesar 5,70 persen, meski sempat dihadapkan pada kondisi pandemi Covid-19.

“Melihat data peningkatan tersebut, tentunya memberikan harapan bahwa adopsi teknologi di tujuh sektor prioritas berpotensi meningkatkan kapabilitas ekonomi nasional,” tuturnya.

Recent Posts

INTANI – IMP168 Kerjasama gandeng Forum Bumdes untuk Swasembada Pangan Berkelanjutan

MONITOR, Yogyakarta - Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan (INTANI) menjalin kerjasama (MoU) dengan PT Indoraya…

3 jam yang lalu

Hutama Karya Siap Serap SDM Unggul Melalui Program Rekrutmen Bersama BUMN 2025

MONITOR, Jakarta - PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) membuka pintu bagi generasi muda untuk…

5 jam yang lalu

Dirjen PHU Ingatkan Petugas Haji Agar Hilangkan Ego Sektoral saat Bertugas

MONITOR, Jakarta - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (2014-2017) Abdul Djamil mengingatkan seluruh petugas haji…

7 jam yang lalu

Kemenperin Bersama Industri TPT Menghadapi Tantangan Global

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus berupaya membangkitkan kembali kinerja industri tekstil dan produk tekstil…

13 jam yang lalu

Kemenag Perpanjang Pelunasan Biaya Haji Reguler Hingga 25 April 2025

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama memperpanjang Tahap II pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) Reguler…

15 jam yang lalu

Panglima TNI: Revisi UU TNI Berdasarkan Prinsip Demokrasi dan Supremasi Sipil

MONITOR, Jakarta - Dinamika lingkungan strategis menuntut TNI untuk selalu beradaptasi dan semakin profesional dalam…

17 jam yang lalu