Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers
MONITOR, Jakarta – Hubungan diplomatik Indonesia dengan negara Rusia dan Ukraina berjalan baik. Bahkan, Presiden Joko Widodo tak segan menghubungi langsung pemimpin dua negara tersebut yang tengah terlibat dalam konflik.
Pada Rabu 27 April, Jokowi menuturkan dirinya berkomunikasi melalui telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Dari pembicaraan itu, Jokowi menegaskan Indonesia siap untuk memberikan bantuan kemanusiaan atas imbas peperangan.
“Saya menegaskan bahwa konstitusi dan prinsip politik luar negeri Indonesia melarang pemberian bantuan persenjataan kepada negara lain. Namun saya menyampaikan kesiapan Indonesia untuk memberikan bantuan kemanusiaan seraya berharap agar perang segera berakhir dan solusi damai melalui perundingan dapat dikedepankan,” ujar Jokowi dalam keterangan persnya, Jumat (29/4/2022).
Jokowi pun mengundang Presiden Zelenskyy untuk hadir dalam KTT G20. Tidak hanya Ukraina, Jokowi juga melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis, 28 April, untuk mendapatkan perkembangan terkini.
“Saya kembali tekankan pentingnya perang segera diakhiri dengan damai dan Indonesia siap berkontribusi untuk upaya damai tersebut. Presiden Putin juga menyatakan kesediaan untuk menghadiri undangan KTT G20,” ujar Jokowi.
Orang nomor wahid di Indonesia ini berharap dapat menyatukan G20, jangan sampai ada perpecahan. Menurut Jokowi, perdamaian dan stabilitas adalah kunci bagi pemulihan dan pembangunan ekonomi dunia.
MONITOR, Jakarta - Indonesia dan Arab Saudi terus berupaya meningkatkan kerja sama yang komprehensif di…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan merespons keluhan para nelayan akibat…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menggelar Forum Konsultasi Publik (FKP)…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mengecam keras kasus kekerasan…
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak semua elemen bangsa dan seluruh masyarakat…
MONITOR, Bali - Direktur Center for Inter-Religious Studies and Traditions (CFIRST) Arif Mirdjaja ikut berkomentar…