MONITOR, Pekalongan – Ganjar Pranowo kembali menggelar Musrenbang Wilayah pada Selasa, 19 April 2022. Musrenbang ini dilaksanakan setelah 2 tahun tidak digelar antaran pandemi Covid-19.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggelar Musrenbang tersebut berdasarkan per eks karesidenan. Musrenbang diselenggarakan di Pendapa Kabupaten Pekalongan.
Peserta Musrenbang berasal Karesidenan Semarang, yakni Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Kota Salatiga, Purwodadi dan Kota Semarang), dan Petanglong (Kabupaten Pekalongan, Batang, dan Kota Pekalongan).
Dalam kesempatan itu, Ganjar meminta semua kepala daerah fokus pada dua hal dalam penyusunan pembangunan untuk 2023 mendatang. Dua hal itu adalah kebangkitan ekonomi pascapandemi dan penanganan kemiskinan ekstrem.
“Kalau dulu setiap Musrenbang biasanya kepala daerah itu selalu saja mengusulkan pekerjaan fisik. Itu memang penting, tapi saya minta itu diusulkan saja. Saat Musrenbang ini saya minta fokus pada dua hal, yakni peningkatan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan,” katanya.
Hal itu, lanjut Ganjar, yang juga sejalan dengan arahan presiden. Ganjar mengatakan, presiden sudah memberikan arahan jelas, daerah harus bisa berkontribusi dalam membangun dan membangkitkan ekonomi negara pascapandemi.
“Apalagi sekarang selain pandemi, ada gangguan geopolitik dunia. Energi pasti terganggu, pangan terganggu. Kita semua harus siap dengan skenario-skenario yang ada,” jelasnya.
Untuk itu Ganjar meminta semua bupati/ wali kota menyiapkan diri. Banyak hal yang bisa dilakukan, di antaranya optimalisasi UMKM, pengembangan sektor investasi, peningkatan infrastruktur, dan sebagainya.
“Kalau itu sudah dilakukan, maka isu kedua tentang pengentasan kemiskinan bisa ikut menggelinding. Kalau ekonomi bangkit, maka angka kemiskinan juga pasti turun,” jelasnya.
Ganjar mengatakan, daerah tidak akan bisa berjalan sendiri-sendiri untuk menyelesaikan ini. Semua harus bergandengan tangan dan berkolaborasi aktif.
“Daerah harus berkolaborasi, mencari solusi untuk bersama-sama menyelesaikan. Di Musrenbang inilah kita harap inovasi dan kreativitas kabupaten/ kota pada dua isu ini bermunculan,” pungkasnya.
Sejumlah bupati/wali kota menyampaikan pandangannya terkait persoalan ini. Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq mengatakan akan mengoptimalkan sektor investasi dan UMKM. Kabupaten Pekalongan merupakan daerah sentra pembuatan batik dan jeans.
“Kami sudah melakukan pendampingan kepada pelaku UMKM. Selain itu, kami juga mengoptimalkan perusahaan-perusahaan besar yang bisa menyerap tenaga kerja,” katanya.
Sementara itu, Bupati Batang dan Kendal sepakat akan mengoptimalkan sektor investasi. Adanya kawasan industri besar di dua daerah itu diyakini mampu menjadi pendongkrak pertumbuhan ekonomi.
“Kami juga sudah mempersiapkan dukungan, yakni membuat Balai Latihan Kerja (BLK) untuk menampung warga agar siap bekerja di kawasan industri itu,” kata Bupati Batang, Wihaji.
Banyak inovasi dan kreasi yang muncul dari bupati/wali kota dalam Musrenbang itu. Di antaranya Semarang Raya telah bersepakat untuk meningkatkan kerja sama di bidang pariwisata, ekonomi, dan lainnya.
“Kami sudah bertemu dengan bupati wilayah aglomerasi. Kami sepakat untuk bersama-sama mengelola sektor pariwisata sebagai salah satu penopang ekonomi daerah selain sektor lain yang juga akan kami kerjasamakan,” kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.