MEGAPOLITAN

Soroti Kesuksesan MotoGP, PSI: Kalau Formula E Butuh Pawang Anggaran

MONITOR, Jakarta – Kehadiran pawang hujan Rara Isti Wulandari dalam perhelatan MotoGP di Sirkuit Pertamina Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (20/4/2022) kemarin ikut andil dalam suksesnya penyelenggaran balapan motor dunia tersebut.

Lantas bagaimana dengan perhelatan Formula E yang akan digelar di Jakarta. Perlukah adanya pawang hujan?

Menjawab hal tersebut, Juru bicara Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sigit Widodo mengatakan, ada persamaan antara perhelatan MotoGP dan Formula E dimana kedua acara ini sama-sama membutuhkan pawang.

“Yang membedakan kalau MotoGP perlu pawang hujan, kalau Formula E perlu pawang anggaran,” ujar Sigit seperti dalam keterangannya seperti dikutip oleh awak media, Senin (21/3/2022).

Sigit beralasan, kenapa dalam perhelatan Formula E, butuh pawang anggaran, hal itu tidak lain untuk mengusir keberadaan tuyul-tuyul anggaran yang diduga sudah mengganggu uang rakyat yang seharusnya bisa digunakan untuk kegiatan yang lebih berguna untuk warga Jakarta di masa pandemi Covid-19.

Menurutnya, kehadiran pawang anggaran dalam Formula E, dibutuhkan untuk menemukan keanehan anggaran yang terus berlanjut sepanjang perencanaan Formula E.

Ketika DPRD DKI menolak membiayai lagi Formula E, Pemprov DKI yang tadinya meminta Rp 2,3 triliun untuk commitment fee 5 tahun tiba-tiba menurunkan jadi Rp 560 miliar, sama dengan jumlah yang diakui sudah ditransfer untuk commitment fee.

Saat Sirkuit Formula E akan dibangun, lanjutnya, keanehan kembali muncul. Tiba-tiba Jakpro mengaku sudah melaksanakan tender untuk pembangunan sirkuit.

“Seketika muncul nama PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama sebagai pemenang tender, padahal di web e-procurement Jakpro hanya disebutkan terjadinya gagal tender,” kata Sigit.

Keanehan terakhir, masih menurut Sigit, terjadi saat pelaksanaan pembangunan sirkuit. Biaya yang sebelumnya hanya Rp 50 miliar untuk pembuatan lintasan sirkuit, tiba-tiba dinaikkan jadi Rp 60 miliar. Padahal kontraktor sudah menghemat biaya dengan mengganti bahan lapisan bawah lintasan dari besi menjadi bambu.

Dengan banyaknya keanehan ini, Sigit berharap warga Jakarta bisa punya pawang sehandal Rara.

“Mbak Rara datang hujan menyingkir. Nah, untuk Formula E butuh pawang anggaran yang begitu datang, tuyul-tuyul anggaran langsung menyingkir,” pungkasnya.

Recent Posts

Menag Dapat Apresiasi Kinerja Tertinggi di Kabinet Merah Putih

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar mendapat apresiasi kinerja tertinggi dari publik berdasarkan survei…

5 jam yang lalu

Bapas Ciangir dan Dinas Pertanian Perikanan Teken MoU Dukung Program Ketahanan Pangan

MONITOR, Tangerang - Badan Pemasyarakatan (Bapas) Ciangir dan Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam hal ini Dinas…

10 jam yang lalu

IPNU-IPPNU Kota Depok Gelar Santri Fest Campaign di CFD Margonda

MONITOR, Depok - Dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Santri Nasional 2025, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan…

11 jam yang lalu

Kemenag Gelar Uji Pengetahuan PPG Daljab 2025, Ratusan Guru Difabel Ikut

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tengah menggelar Uji Pengetahuan (UP) Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam…

15 jam yang lalu

Udang Lokal Masih Sangat Diminati Masyarakat Nusantara

MONITOR, Jakarta - Udang termasuk komoditas perikanan paling diminati oleh masyarakat. Selain kandungan gizi, udang…

17 jam yang lalu

Kementerian UMKM Dorong Mocaf Banjarnegara Bisa Substitusi Gandum Impor

MONITOR, Jateng - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menegaskan pentingnya pengembangan produksi Modified…

19 jam yang lalu