HUMANIORA

Dorong Kewirausahaan, Rokhmin Dahuri minta ITP2I kembangkan Prodi Ilmu Teknologi Terapan

MONITOR, Pelalawan – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS memberikan Perkuliahan Umum Mahasiswa/i Institut Teknologi Perkebunan Pelalawan Indonesia (ITP2I) dan Politeknik Negeri Padang (PNP) Kelas Pelalawan di Gd Daerah, Area Kantor Bupati Pelalawan, Provinsi Riau, Rabu (16/3/2022).

Pada kesempatan itu, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut mendorong mahasiswa untuk terjun berwirausaha menciptakan lapangan kerja jika kelak lulus dari masa studi di Kampus. Menurutnya, jumlah wirausahawan Indonesia terendah di Asia Tenggara.

“Singapura angkanya 8 persen, artinya jumlah kewirausahaan di negara tersebut mencapai 8 persen dari jumlah penduduk. Disusul Malaysia 5 persen, Thailand 4 persen, dan Indoesia 3,1 persen. Global Entrepreneurship Index, hingga 2019, Indonesia berada di urutan ke-75  dari 137 negara atau peringkat ke-6  di ASEAN,” ujarnya.

Rendahnya jumlah wirausahawan terang Prof Rokhmin membuat produktivitas bangsa Indonesia masih  rendah.  Ini tercermin pada TFP (Total Factor Productivity), yang menggambarkan tingkat produktivitas perekonomian suatu bangsa.

Berdasarkan data Bank Dunia, pada 2019, TFP di ASEAN, Singapura di peringkat-1 (1,51) diikuti Malaysia (1,23), Thailand (1,09), Kamboja (0,78), Laos (0,76), dan Indonesia (0,7),” kata Ketua Masyarakat Akuakultur (MAI) itu.

Mengutip data UNCTAD dan UNDP (2021), Rokhmin mengemukakan, implikasi dari rendahnya kualitas SDM, kapasitas riset, kreativitas, inovasi, dan entrepreneurship adalah proporsi ekspor produk manufaktur berteknologi dan bernilai tambah tinggi hanya 8,1 persen; selebihnya (91,9 persen) berupa komoditas (bahan mentah) atau SDA yang belum diolah.  Sementara, Singapura mencapai 90 persen, Malaysia 52 persen, Vietnam 40 persen, dan Thailand 24 persen. 

“Jika ingin menjadi bangsa maju, adil-makmur, dan berdaulat,  Indonesia harus mampu memproduksi barang dan jasa (goods and services) berupa pangan, sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan, transportasi, rekreasi, dan energi untuk memenuhi kebutuhan nasional  maupun ekspor secara berkelanjutan. Secara potensial, mestinya bangsa Indonesia mampu untuk melakukan hal tersebut,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dosen Kehormatan Mokpo National University itu juga memberikan masukan untuk ITP21 diantaranya pendirian program studi (Prodi) baru: (1) “Agribisnis” dan (2) “Ilmu, Teknologi, dan Manajemen Lingkungan” terutama “Science and Technology of Changing Planet”. 

Kemudian, penambahan Mata Kuliah baru yang wajib diikuti oleh semua Prodi: (1) Teknologi dan Ekonomi Digital (Digitalisasi, IoT, AI, Blockchain, Robotics, Big Data, Cloud Computing, dan Metaverse); (2) Ekonomi Hijau (Green Economy), dan Ekonomi Pancasila.

Recent Posts

Dasco Pastikan DPR Bahas RUU Perampasan Aset, Tunggu Finalisasi KUHAP

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad menegaskan DPR berkomitmen membahas Rancangan…

1 jam yang lalu

Gelar Audiensi, Pimpinan DPR Respon Aspirasi Perwakilan Organisasi Kemahasiswaan

MONITOR, Jakarta - Pimpinan DPR RI menerima sejumlah perwakilan mahasiswa dari 16 organisasi kemahasiswaan di…

3 jam yang lalu

Mahasiswa Minta Bebaskan Peserta Aksi yang Ditahan, Pimpinan DPR Akan Koordinasi dengan Polri

MONITOR, Jakarta - Perwakilan mahasiswa yang diterima di DPR menyampaikan desakan langsung dalam forum penyampaian…

5 jam yang lalu

234 Abstrak Terpilih untuk Dipresentasikan pada AICIS+ di UIII

MONITOR, Jakarta - The 24th Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+) atau…

5 jam yang lalu

DPR Sepakat Lakukan Reformasi Menyeluruh, Dipimpin Langsung Puan

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menegaskan bahwa pimpinan DPR telah…

5 jam yang lalu

DPR Akan Bahas 17+8 Tuntutan Rakyat, Dasco Sebut Tunjangan Rumah Sudah Disetop

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat…

6 jam yang lalu