MEGAPOLITAN

Gus Yahya jadi Ketum PBNU, Amarta: Pluralisme Bakal Terjaga

MONITOR, Jakarta – Yahya Cholil Staquf atau akrab disapa Gus Yahya resmi terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU) periode 2021-2026.

Dalam pemilihan secara demokratis melalui Muktamar ke-34 NU yang digelar di Lampung, Gus Yahya berhasil mendapat 337 suara dukungan. Sementara, petahana Said Aqil Siradj hanya memperoleh 210 suara.

Ketua Aliansi Masyarakat Jakarta (Amarta), M Rico Sinaga, telah memprediksi Gus Yahya akan mampu mengungguli petahana. Ia berkeyakinan, dalam masa kepemimpinan Gus Yahya, pluralisme dan kedamaian akan semakin terjaga di Indonesia.

“Gus Yahya ini orang dekat yang juga menjadi juru bicara Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang dikenal sebagai Bapak Pluralisme Indonesia,” ujarnya melalui keterangan tertulis, yang diterima MONITOR, Jumat (24/12).

Rico menjelaskan, dirinya bersama Bondan Gunawan di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) serta Marsilam Simanjuntak dan kawan-kawan pernah bersama-sama dengan Gus Dur semasa awal berdirinya Forum Demokrasi (Fordem). Sehingga, pemikiran-pemikiran Gus Dur sangat membekas betul.

“Saya yakin dan optimistis, Gus Yahya ini dapat melanjutkan pemikiran dan gagasan Gus Dur untuk menjadikan Indonesia rumah bagi semua. Saya yakin cita rasa humor ala Gus Dur juga dikuasai Gus Yahya, intelektual yang juga humoris serta bersahabat,” terang Rico yang juga Ketua Dewan Pakar Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) DKI Jakarta.

Menurutnya, sosok Bondan Gunawan yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Negara saat Gus Dur menjadi presiden serta Gus Yahya adalah tokoh-tokoh yang sangat moderat dan menghargai kebhinekaan.

“Gus Yahya yang merupakan kakak dari Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas
adalah sosok tepat untuk membawa NU yang adaptif dengan perkembangan zaman. Kapabilitas anggota Dewan Pertimbangan Presiden Joko Widodo periode 2014-2019 ini tidak perlu diragukan,” bebernya.

Rico berharap, Gus Yahya juga bisa merangkul seluruh komponen Nahdlatul Ulama agar terus bisa bersatu pasca-muktamar ini dan tidak ada lagi polarisasi pendukung Gus Yahya atau Said Aqil Siradj.

“Kita ingin NU semakin solid, besar dan terus menjadi bagian penting sejarah perjalanan bangsa. Selamat saya ucapkan kepada sahabat saya Gus Yahya, semoga bisa menjalankan amanah ini dengan baik,” pungkasnya.

Recent Posts

KAI Wisata Bagi-Bagi Merchandise e-Porter di Musim Nataru

MONITOR, Jakarta - PT Kereta Api Pariwisata (KAI Wisata) menghadirkan program apresiasi bagi pelanggan layanan…

48 menit yang lalu

Menag Pastikan Negara Hadir untuk Pendidikan Korban Banjir

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan komitmen pemerintah untuk terus mendampingi masyarakat, khususnya…

3 jam yang lalu

Mahfuz Sidik Sebut Anak Muda Perlu Pemahaman Geopolitik Sejak Dini

MONITOR, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik mengatakan, upaya…

8 jam yang lalu

Didukung KemenPPPA, PSIPP Gandeng Gen Z Perkuat Kampus Bebas Kekerasan Berbasis Gender

MONITOR, Jakarta - Peringatan Hari Ibu dimaknai secara reflektif oleh Pusat Studi Islam, Perempuan, dan…

10 jam yang lalu

Hadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Nataru di Monas, Jasa Marga Pastikan Koordinasi Lintas Sektor Berjalan Optimal

MONITOR, Jakarta - Dalam rangka memastikan kelancaran, keselamatan, dan kenyamanan perjalanan masyarakat selama periode Natal…

10 jam yang lalu

Kemenag Salurkan Bantuan untuk 11.772 Mahasiswa PTKN dan PTKIS Terdampak Bencana Aceh-Sumatra

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama Republik Indonesia menyalurkan bantuan bagi 11.772 mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan…

15 jam yang lalu