HUMANIORA

Orasi Ilmiah Wisuda Universitas Al-Ghifari, Prof Rokhmin: Jadilah Entrepreneur

MONITOR, Bandung – Lulusan Perguruan Tinggi harus berani menjadi wirausahawan, menciptakan lapangan-lapangan kerja baru. Patut dicatat, jumlah wirausahawan menjadi salah satu indikator kemajuan suatu bangsa. Demikian disampaikan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Prof Rokhmin Dahuri saat memberikan orasi Ilmiah pada acara Wisuda Sarjana Universitas Al-Ghifari, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/11).

“Salah satu syarat bagi suatu negara untuk maju dan makmur adalah jumlah wirausahawannya minimal 7% total penduduknya merujuk Bank Dunia.  Sebagai perbandingan, jumlah entrepreneur di Amerika Serikat mencapai 14%, Singapura 8%, Malaysia 5%, dan Thailand 4%,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Guru Besar IPB tersebut berharap lulusan Universitas Al-Ghifari nantinya akan lebih banyak menjadi wirausahawan ketimbang sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan atau bekerja pada orang lain atau perusahaan. “Seorang entrepreneur yang sukses pasti memberikan banyak manfaat kepada sesama. Iniliah sebaik-baik manusia dalam pandangan Allah SWT,” terang Prof Rokhmin.

Menurut Prof Rokhmin, Indonesia saat ini juga masih menghadapi tantangan rendahnya kapasitas literasi, inovasi, dan produktivitas tenaga kerja. Muara dari semua hal di atas adalah rendahnya daya saing dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia.  ‘Pada 2020, daya saing Indonesia pada tataran dunia hanya di peringkat ke-50 dari 141 negara yang disurvei, dan urutan ke-4 di kawasan ASEAN dibawah Singapura (3), Malaysia (23), dan Thailand (32),” paparnya.

Dalam hal IPM, pada tingkat global, Indonesia baru mencapai nilai 72 atau peringkat ke-107 dari 189 negara yang disurvei.  Nigeria merupakan negara dengan IPM terendah di dunia.  “Di antara negara-negara ASEAN, Indonesia menempati peringkat ke-6 di bawah Singapura ke-9, Malaysia (39), Brunei Darussalam (57), Thailand (83), dan Pilipina (113).  Persyaratan untuk menjadi negara maju dan makmur, IPM-nya harus diatas 80 merujuk UNESCO,” ungkap wakil Ketua Dewan Pakar ICMI Pusat itu.

Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu juga mengemukakan, sejak memasuki abad-21 (tahun 2000), terdapat lima kecenderungan global (key global trends) yang sangat berpengaruh terhadap maju-mundurnya sebuah bangsa dan kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Pertama, jumlah penduduk yang terus bertambah dan gaya hidup yang hedonis serta konsumtif.  

Kedua, pencemaran lingkungan (environmental pollution) dan pengikisan keanekaragaman hayati (biodiversity loss) yang kian meluas dan masif, serta perubahan iklim global (global climate change) atau global warming.   

Ketiga, lahirnya generasi teknologi di era Revolusi Industri Keempat (Industry 4.0) dan perkembangannya yang super cepat. ”Teknolologi yang dimaksud meliputi internet of things, artificial intelligent, big data, cloud computing, blockchain, 3D dan 5D printing, robotics, human – machine interface, bioteknologi, dan nanoteknologi,” kata Rokhmin.

Keempat, dunia yang semakin terhubungkan (highly interconnected) dan bercirikan  volatile, uncertain, complex, dan ambiguous (VUCA) telah mengakibatkan hampir semua aspek kehidupan tidak menentu. 

Kelima, pandemi Covid-19 yang bermula dari Wuhan, China pada Desember 2019 yang sampai sekarang belum bisa dipastikan kapan berakhirnya.  ”Pandemi ini bukan hanya telah merusak atau mendisrupsi bidang kesehatan, tetapi juga ekonomi dan hampir seluruh aspek kehidupan manusia,” tuturnya.

Ditengah tantangan dan problematika diatas tersebut, Duta Besar Kehormatan Jeju Island Korea Selatan itu menegaskan bahwa profil dan karakter alumni perguruan tinggi yang dibutuhkan saat ini yakni memiliki imtaq, kompetensi iptek (hard skills) sesuai dengan bidang ilmu atau program studi yang dipelajari, cerdas, cakap, terampil, kreatif, inovatif, berpikir kritis, mampu menganalisis masalah secara tepat dan benar, mampu memecahkan masalah, fleksibel dan adaptif, mampu bekerja sama (teamwork), dan berjiwa wirausaha (entrepreneurship).

“Kuasai iptek, khususnya information technology (penggunaan komputer dan teknologi digital) dan bahasa asing (Inggris, Arab, dan Mandarin). Dan lebih penting lagi dari itu semua adalah tanamkan etos kerja yang unggul seperti rajin, ulet, tampil maksimal, dan disiplin, dan berakhlak mulia termasuk jujur, amanah, toleransi, sabar, penyayang, dan ikhlas,” tegasnya.

Recent Posts

Puan Tegaskan Tak Boleh Ada Toleransi Sedikitpun untuk Kekerasan Seksual di Kampus

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan tidak boleh ada toleransi bagi praktik…

1 jam yang lalu

Tarif Listrik Melonjak Pasca Kebijakan Potongan, DPR Pertanyakan Transparansi Subsidi

MONITOR, Jakarta - Belakangan ramai keluhan dari masyarakat yang mengaku tagihan listrik bulan ini melonjak…

3 jam yang lalu

Di Forum Parlemen Dunia, Wakil Ketua BKSAP Dorong Optimalisasi Peran Perempuan pada Proses Perdamaian

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antara Parlemen (BKSAP) DPR RI, Irine Yusiana…

5 jam yang lalu

Timnas RI U-17 Lolos ke Piala Dunia, Puan: Garuda Muda Harapan dan Kebanggaan Seluruh Rakyat Indonesia

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan kebanggaannya atas prestasi Timnas Sepak Bola…

5 jam yang lalu

Diapresiasi, Dukungan DPR untuk Isu Krisis Kemanusiaan Myanmar di Forum Global

MONITOR, Jakarta - Inisiasi DPR RI melalui Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) terkait isu krisis…

6 jam yang lalu

Prof Rokhmin Ingatkan Kepala Daerah Jujur dan Akurat Laporkan Stok Pangan ke Presiden RI

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, mengingatkan para kepala daerah,…

6 jam yang lalu