POLITIK

Ketum Forum Satu Bangsa Yakini Pemerintah Inginkan NU Utuh

MONITOR, Jakarta – Ketua Umum Forum Satu Bangsa, Hery Haryanto Azumi, mengapresiasi seruan Wakil Presiden Prof Dr. KH. Maruf Amin agar Muktamar NU mengedepankan musyawarah dalam pengambilan keputusan. Seruan ini kembali menyadarkan bahwa NU bukan organisasi biasa, tetapi organisasi ulama yang diharapkan menjadi tauladan bagi publik.

“Ini juga menepis keraguan sebagian kalangan bahwa Pemerintah terlibat secara aktif dalam memenangkan calon kandidat tertentu, sekaligus menunjukkan tekad agar NU tetap utuh apapun hasil Muktamar nanti,” tegas kader muda NU yang akrab disapa Mas Hery itu dalam keterangan tertulisnya Sabtu (13/11/2021).

NU yang utuh, menurut Mas Hery sangat penting bagi Bangsa dimana tidak dipungkiri, keberadaan NU telah meletakkan landasan paling penting bagi model berbangsa dan bernegara yang mengedepankan konsensus dalam keberagaman.

“Para tokoh NU bersama tokoh-tokoh lain telah berhasil menjadikan musyawarah sebagai model penyelesaian ketegangan pada awal-awal Republik Indonesia berdiri, alih-alih pertimbangan mayoritas-minoritas, dalam menentukan apakah Indonesia akan menjadi Negara Agama atau Negara Nasional. Sekalipun Islam adalah agama mayoritas, tetapi Indonesia tidak menjadi Negara Islam,” terangnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqiel Siraj meminta agar Pemerintah bersikap netral dalam Muktamar NU di Lampung ini. Pernyataan tersebut disampaikan di sela-sela silaturrahim PBNU dengan Transmedia, Kamis 11 November 2021.

Pernyataan ini, dalam pandangan Mas Hery yang juga mantan Ketua Umum PMII itu selaras dengan ajakan musyawarah dari Wakil Presiden KH. Maruf Amin yang juga mantan Rais ‘Aam PBNU ini.

“Sebenarnya, Kyai Said dan Kyai Maruf sama-sama mengajak agar para muktamirin kembali kepada model bermusyawarah untuk mufakat yang merupakan gaya berorganisasi yang khas sedari awal berdirinya NU,” jelas Hery.

Banyak pihak memang mengkhawatirkan ketegangan rivalitas antara para calon kandidat pimpinan NU berdampak terhadap keutuhan NU.

“Selama musyawarah menjadi cara pengambilan keputusan tertinggi, independensi dan keutuhan NU tidak perlu dikhawatirkan karena ulama pasti lebih jernih dalam melihat kemaslahatan publik”, pungkas mantan Wakil Sekjen PBNU ini.

Recent Posts

Kemendes Pastikan Info Rekrutmen PLD 2024-2025 di Medsos Hoaks

MONITOR, Jakarta - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal memastikan berita dibukanya lowongan kerja Pendamping…

3 menit yang lalu

Adies Kadir Sebut Pimpinan KPK Terpilih Berdasarkan Pengalaman Penegakan Hukum

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir menyambut terpilihnya calon pimpinan KPK dan…

27 menit yang lalu

Kesamaan Pesan Puan dan Prabowo di Forum G20 Jadi Orkestrasi Komitmen RI Perangi Kelaparan

MONITOR, Jakarta - Isu kemiskinan dan kelaparan menjadi isu yang sama-sama diserukan oleh Ketua DPR…

45 menit yang lalu

Komisi VII DPR Soroti Digitalisasi Hingga Harga Transportasi ke Tempat Wisata

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo meminta Pemerintah untuk…

1 jam yang lalu

Keterbukaan Informasi Publik Elemen Penting dalam Penegakan Hukum

MONITOR, Jakarta - Keterbukaan informasi publik menjadi elemen penting dalam penyelenggaraan pemerintahan demokratis. Keterbukaan informasi…

3 jam yang lalu

Jasa Marga Raih Dua Penghargaan pada Ajang Indonesia Most Trusted Companies Award 2024

MONITOR, Jakarta – PT Jasa Marga (Persero) Tbk. kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih dua…

3 jam yang lalu