MONITOR, Papua – Pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di kawasan ekonomi kreatif Gresik, Jawa Timur, dinilai menyakiti hati masyarakat Papua. Ketua Karang Taruna Papua Barat, Armando Rilon Idorway, menyebut pemerintah justru menambah kesenjangan ekonomi dan sosial terhadap Papua.
Meski baru dalam masa konstruksi, proyek tersebut telah menyerap sebanyak 40.000 tenaga kerja.
“Pemindahan smelter milik PT Freeport yang terjadi di Gresik Jawa Timur, itu jelas melukai hati dan hak hidup orang Papua,” kata Armando dalam diskusi online bertajuk ‘Tudingan Rasis dan Pelanggaran HAM di Papua’, Jumat (22/10/2021).
Menurut Armando, upaya pemerintah merekrut sebanyak 40 ribu orang pekerja di luar Papua, bahkan tanpa melibatkan Papua merupakan bentuk pelanggaran HAM.
“Ini melanggar HAM, entah sudah kesekian kali,” tegas Armando.
Selain itu, Armando juga menyoroti minimnya dukungan pembangunan fasilitas pendidikan seperti pendidikan kedokteran bagi masyarakat Papua. Ia berharap kesenjangan dalam sektor apapun tertangani guna meningkatkan kualitas SDM Papua.
“Ketika pemerintah membangun sejumlah fasilitas olahraga, dan melaksanakan kegiatan PON di Papua kami sangat bangga. Akan tetapi dari sisi lain, kami mohon untuk pengembangan SDM Papua agar setara dengan orang Indonesia lainnya di wilayah barat, misalnya sekolah kedokteran,” tandasnya.
MONITOR, Nganjuk - Setelah mengunjungi Daerah Irigasi Siman di pagi hari, Menteri Pekerjaan Umum (PU)…
MONITOR, Jakarta - Timnas Futsal Putri Indonesia berhasil meraih kemenangan gemilang atas Myanmar dengan skor…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal memastikan berita dibukanya lowongan kerja Pendamping…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir menyambut terpilihnya calon pimpinan KPK dan…
MONITOR, Jakarta - Isu kemiskinan dan kelaparan menjadi isu yang sama-sama diserukan oleh Ketua DPR…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo meminta Pemerintah untuk…