Jumat, 22 November, 2024

Kenang Ibu Ageng, SBY: Beliau Memiliki Darah Pejuang

MONITOR, Jakarta – Keluarga besar Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hadir dalam prosesi pemakaman Hj. Sunarti Sri Hadiyah binti Danu Sunarto (Ibu Ageng) ke tempat peristirahatan terakhir di Taman Makam Keluarga di Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Dalam sambutannya, mewakili keluarga besar Almarhum Jenderal Sarwo Edhie Wibowo, SBY menceritakan bahwa Ibu Ageng sudah terlibat aktif dalam perjuangan mempertahankan kedaulatan negara di usia yang masih sangat muda.

“Ibu Ageng memiliki darah pejuang. Sebagai istri prajuit, Ibu Ageng selalu setia mendampingi sang suami dalam perang gerilya dan perang kemerdekaan. Tentu tidak sebagai kombatan, tetapi melakukan sesuatu untuk melindungi sang suami dari pengejaran dan pencarian tentara kolonial,” ujar SBY.

Diceritakan SBY, tahun 1960-an, almarhum Ibu Ageng pernah mengenyam pendidikan, pelatihan, dan penggemblengan sebagai sukarelawati untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI di tahun 1960-an.

- Advertisement -

Berbagai tantangan sebagai istri dari suami seorang prajurit juga dihadapi Ibu Ageng. Kondisi ekonomi yang terbatas, tetapi Almarhumah tidak menyerah dengan keadaan sambil mengasuh dan membesarkan tujuh putra-putrinya.

“Ibu Ageng telah menjadi contoh, menjadi role model, bagaimana seorang istri prajurit memiliki ketangguhan, ketegaran, dan semua sifat-sifat yang mulia,” ujar SBY.

Menurut SBY, nilai kehidupan yang diwariskan oleh Almarhum Jenderal Sarwo Edhie Wibowo dan Ibu Ageng telah memberi manfaat yang sangat tinggi bagi keluarga, mengingat banyak putra-putri kedua mereka yang kemudian juga menjadi prajurit, memulai karier dari dunia keprajuritan, atau menjadi istri-istri prajurit.

“Oleh karena itu, contoh nyata bagaimana ketangguhan ketabahan Ibu Ageng menghadapi berbagai persoalan sebagai istri prajurit, keluarga prajurit, itu sangat-sangat berguna bagi keluarga besar yang memilih profesi di dunia keprajuritan,” terang SBY.

Lebih lanjut, SBY mengantarkan doa untuk Almarhumah Ibu Ageng. “Hiduplah dengan tenang dan damai di sisi Allah, dan semoga Allah mempertemukan Ibu Ageng dengan kedua orang tua, dengan suami tercinta, belahan jiwa Ibu Ageng, dengan putri Ibu Ageng, Almarhumah Hj. Kristiani Herrawati, belahan jiwa saya, dan dengan putra Ibu Ageng, H Pramono Edhie Wibowo, yang keduanya telah berpulang ke rahmatullah pada tahun 2019 dan tahun 2020,” tutup SBY.

Sementara itu Putra SBY, AHY yang juga menjabat Ketua Umum Partai Demokrat, mengatakan, sebagai seorang cucu, ia memiliki banyak kenangan dengan Almarhumah. Di usia Almarhumah yang panjang, 91 tahun, AHY merasa bersyukur bisa memiliki banyak waktu bersama dengan sang nenek.

“Saya dan keluarga juga pernah tinggal bersama di Cijantung waktu itu, jadi tahu persis bahwa Ibu Ageng adalah sosok penyayang, benar-benar mendorong keluarganya, anak-anak, dan cucu-cucunya untuk maju, sukses dalam pendidikan, sukses dalam karier, selalu mendoakan, selalu puasa untuk keberhasilan kita, dan seterusnya,” kenang AHY.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER