KEAGAMAAN

Di Konferensi Antaragama G20, Menag Ungkap Prinsip Universal Pendiri Bangsa

MONITOR, Jakarta – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan pidato secara virtual pada Konferensi Antaragama G20 yang dipusatkan di Italia. Menag menyampaikan komitmen Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia dan mengungkap kembali prinsip yang ditawarkan para pendiri bangsa untuk memperkuat tatanan internasional.

“Sebagai penduduk asli Hindia Belanda dan telah mengalami diskriminasi sistematis, penghinaan, dan ketidakadilan yang dilakukan kolonialisme Belanda, para pendiri kami berusaha untuk membangun sistem pemerintahan yang didasarkan pada prinsip penghormatan terhadap hak dan martabat yang sama untuk setiap manusia,” jelas Menag, Senin (13/9/2021).

Sejalan dengan itu, pada tahun 1945, para pendiri bangsa Indonesia mengembangkan, dan menawarkan kepada dunia, seperangkat prinsip universal yang dapat membantu melestarikan dan memperkuat tatanan internasional.

Pertama, memperlakukan orang lain secara adil dan setara — tanpa memandang suku atau agama; tanpa permusuhan atau kebencian; dan tanpa berusaha untuk meminggirkan atau menghilangkan orang lain. Kedua, menerima dan menghormati negara bangsa yang berdaulat sebagai sistem politik yang mengikat rakyat setiap bangsa, tanpa menyebarkan atau mengejar agenda supremasi vis-a-vis bangsa lain.

“Ketiga, menerima dan menghormati hukum suatu negara yang mengikat seluruh penduduknya, yang tidak memberikan ruang bagi siapa pun untuk menyebut agama sebagai pembenaran untuk menghasut kekerasan dan/atau ikut serta dalam pemberontakan bersenjata terhadap otoritas negara bangsa yang sah,” ujar Menag.

“Keempat, melestarikan dan memperkuat tatanan internasional berbasis aturan yang didirikan di atas keadilan, kebebasan, dan perdamaian abadi,” lanjutnya.

Dengan prinsip-prinsip ini, para pendiri Indonesia menunjukkan komitmen mereka untuk melestarikan peradaban Islam besar yang didirikan oleh para pendahulu, yang berakar pada prinsip-prinsip rahmah (cinta dan kasih sayang universal), keadilan, dan nilai-nilai luhur agama lainnya. “Ketika Forum Antaragama G20 diselenggarakan tahun depan di Indonesia, visi dan prinsip-prinsip ini akan menjadi inti dari agendanya dan menjadi kontribusi kita dalam membentuk peradaban global di abad ke-21,” tegas Menag.

Menag juga mengpresiasi tema Konferensi Antaragama G20 tahun ini, yaitu: “Kami tidak akan saling membunuh. Kami tidak akan saling membenci. Kita akan saling memaafkan”. Menurutnya, tema ini relevan dengan visi masyarakat Indonesia.

Recent Posts

Duga Ada Kontraktor Kakap di Balik OTT KPK, LSAK: Segera Tangkap

MONITOR, Jakarta - Peneliti Lembaga Studi Anti Korupsi (LSAK) Ahmad A. Hariri mendesak Komisi Pemberantasan…

1 jam yang lalu

Tren Perokok Remaja Meningkat, Puan Soroti Dampak Sosial dan Hak Anak

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti tingginya jumlah perokok di kalangan remaja.…

1 jam yang lalu

Cerdas Otak, Tulus Hati! Kementan Tanamkan Semangat Swasembada Pangan Lewat Pramuka

MONITOR, Depok - Kementerian Pertanian terus memperkuat komitmennya dalam membangun ketahanan pangan nasional melalui pemberdayaan…

2 jam yang lalu

Peringati Tahun Baru Hijriah, Panglima TNI: Hijrah Membuat Hidup TNI Lebih PRIMA

MONITOR, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menghadiri acara ceramah rohani Islam dalam…

4 jam yang lalu

Warning DPR Soal Kerja Sama Penyadapan Kejagung-Operator Dinilai Penting untuk Penegakan Hukum

MONITOR, Jakarta - DPR memberi peringatan agar kerja sama antara Kejaksaan Agung (Kejagung) dengan sejumlah…

5 jam yang lalu

380 Ribu Kendaraan Kembali ke Jabotabek Pada H+1 s.d H+2 Libur Tahun Baru Islam 1447H, Jasa Marga: Total 1,3 Juta Kendaraan Terlayani Optimal

MONITOR, Jakarta - Direktur Utama Jasa Marga Rivan Achmad Purwantono menyampaikan sebanyak 380.721 kendaraan kembali…

6 jam yang lalu