MONITOR, Jakarta – Beras Porang adalah salah satu bentuk olahan porang yang termasuk dalam jenis Beras Analog. Komoditas yang sedang hits ini mengandung kadar glukomanan tinggi yang dipercaya baik untuk kesehatan.
Menurut Dr. apt. Kintoko dalam Webinar Propaktani Series Episode ke 76 hari Sabtu (28/8) yang disiarkan melalui Youtube ProPaktani TV mengatakan bahwa beras Porang termasuk dalam jenis beras analog.
“Beras ini salah satu bentuk diversifikasi makanan pokok yang diolah dengan penambahan zat tertentu untuk memperbaiki kualitas makanan pokok,” ujarnya.
Kintoko menyebut Beras Porang dapat membantu menurunkan berat. Pasalnya kandungan kalorinya tidak sebanyak kandungan dalam nasi putih atau sumber karbohidrat lainnya. Selain sehat, Beras Porang juga akan membuka pasar industri menjadi lebih besar lagi.
Porang merupakan komoditi yang sedang hangat diperbincangkan belakang ini. Porang sebelumnya hanya dianggap sebagai tanaman liar kini dianggap sebagai komoditi potensial yang memilki nilai ekonomi tinggi. Sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Korea, Cina, Vietnam, Australia, dan lainnya, mengandalkan porang asal Indonesia. Saat ini, kebutuhan dunia terhadap tepung dan chip umbi porang baru terpenuhi sekitar 20 persen saja.
Porang disebut-sebut akan menjadi makanan masa depan karena low calorie, low carbs dan juga rendah kadar gula. Porang dapat diolah menjadi berbagai macam produk turunan di antaranya berupa beras dan mi shirataki, kwetiau, bakso, sosis, es krim, tepung, chips bahkan dapat diolah menjadi beras.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi pada kesempatan tersebut mengatakan kini saatnya untuk meningkatkan nilai tambah dari produk-produk porang menjadi hilir baik untuk pasar dalam negeri dan luar negeri.
“Sesuai dengan arahan Pak Presiden dan Bapak Menteri Pertanian ketika melakukan Kunjungan Kerja ke Caruban, Madiun. Hal tersebut harus didukung dengan pengembangan kawasan porang yang ada saat ini harus terintergrasi dengan industri hilir dan harus berbentuk end product,” ujarnya.
Guna mencapai hal tersebut pihak Kementerian Pertanian melakukan klasterisasi setiap wilayah-wilayah seperti Madiun, Trenggalek, Ngawi, Kabupaten Bandung, Tasikmalaya, Sidrap, Pangkep, NTB, NTT, Riau dan Aceh untuk dikembangkan dan dikonsolidasikan dalam skala – skala ekonomi, setiap luasan tertentu misalkan 500 hektar diintergrasikan dengan pabrik, baik pabrik yang sudah ada atau pabrik yang kita tumbuhkan bersama investor.
“Saat ini hal yang paling penting adalah memperkenalkan produk hilir dari porang yang kita ketahui memiliki manfaat yang luar biasa pada bidang kesehatan dan industri lainnya untuk di-branding serta dikenalkan kepada publik atau konsumen dan diharapkan tidak hanya konsumen dalam negeri namun juga konsumen luar negeri,” tuturnya.
Kuncinya terdapat pada branding bagaimana membuat porang menjadi konsumsi favorit untuk pasar, konsumen milenial, kelas-kelas konsumen tertentu yang sudah terbiasa mengkonsumsi produk-produk lokal.
MONITOR, Nganjuk - Setelah mengunjungi Daerah Irigasi Siman di pagi hari, Menteri Pekerjaan Umum (PU)…
MONITOR, Jakarta - Timnas Futsal Putri Indonesia berhasil meraih kemenangan gemilang atas Myanmar dengan skor…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal memastikan berita dibukanya lowongan kerja Pendamping…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir menyambut terpilihnya calon pimpinan KPK dan…
MONITOR, Jakarta - Isu kemiskinan dan kelaparan menjadi isu yang sama-sama diserukan oleh Ketua DPR…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo meminta Pemerintah untuk…