HUKUM

GP Ansor Karawang Kritik Sikap Ngotot 75 Pegawai KPK Tak Lolos TWK

MONITOR, Jakarta – Polemik Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menuai pro kontra dan menjadi sorotan publik. Seolah tak ingin tinggal diam, GP Ansor Karawang pun turut menyoroti ihwal yang membuat publik gaduh tersebut.

Ketua GP Ansor Karawang, Ade Permana mengatakan polemik TWK KPK yang membuat gaduh media dan mengganggu publik ditengah pandemi tersebut tak terlepas dari ulah kelompok pegawai KPK yang tidak lulus TWK. Pasalnya statement-statement 75 orang tersebut dan kelompoknya dinilai telah keluar dari akar permasalahan dan hanya ingin memperpanjang polemik atas TWK KPK.

Padahal kata Ade, jika dilihat kronologi kegaduhan yang kini ada, para pegawai yang tidak lolos TWK itulah yang dari menetang UU No.19/2019 dengan dalih pelemahan KPK.

“Dengan giat dan lantang mereka mengkritik UU itu sebagai pelemahan KPK dan menolak isinya tentang status pegawai KPK yang dialihkan menjadi ASN. Namun dalam kenyataannya, mereka mengikuti proses pengalihan pegawai KPK menjadi ASN yang dilaksanakan melalui TWK tersebut. Tetapi kemudian, berkoar-koar memprotes kembali ketika dinyatakan TMS (Tidak Memenuhi Syarat). Jadi tiba-tiba ingat kata Cak Lontong, MIKIR…!,” tegas Ade Permana melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (5/7).

Ironisnya lagi, lanjut Ade sekarang malah menyalahkan juga kepada mereka yang telah lulus. Pengukuhan dan Pengambilan Sumpah penyelidik dan penyidik pasca peralihan serta dilantik ASN juga diprotes dengan disebut sebagai PPNS, padahal itu tidak mungkin karena dalam UU no 19 tahun 2019 hanya disebutkan Penyelidik dan Penyidik. Jadi bagaimana membangun narasi PPNS?

“Polemik TWK di tubuh KPK harus segera disudahi. Pemberantasan korupsi, baik pencegahan dan penindakan, harus terus konsisten dilaksanakan sebagai tugas dan fungsi KPK sebagaimana amanat undang-undang,” imbuh Ade.

“Siapa pun yang telah, sedang, dan terus berkontribusi dalam upaya pemberantasan korupsi, harus didukung dan diapresiasi karena pemberantasan korupsi cita-cita dan keinginan seluruh bangsa. Sebab itu kami menolak sikap-sikap yang merasa paling berjasa, merasa benar dan menganggap dirinya satu-satunya kebenaran, serta tujuannya hanya mengganggu upaya pemberantasan korupsi,”tutupnya.

Recent Posts

Menteri Maman Tegaskan Sertifikasi dan Standar Mutu Jadi Kunci Daya Saing UMKM Kuliner

MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa sertifikasi…

2 jam yang lalu

Andreas Ungkap DPR Rekomendasikan TPGF Demi Beri Keadilan Bagi Eks Pemain Sirkus OCI

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XIII DPR Andreas Hugo Pareira menanggapi laporan Kementerian Hak…

3 jam yang lalu

LPDB Salurkan Pembiayaan, Wamenkop Dorong Koperasi Kopi Jadi Motor Ekonomi Desa

MONITOR, Bandung - Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) menyalurkan pembiayaan dana bergulir kepada Koperasi Produsen…

3 jam yang lalu

Rakor Protas, Menteri Agama Ajak Jajaran Pendidikan Islam Maknai Ekoteologi dan Cinta Dalam Lahirkan Program

MONITOR, Jakarta - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar agenda Rapat Koordinasi…

4 jam yang lalu

Rusuh Napi di Musi Rawas, Ketua Komisi DPR Tekankan Pentingnya Reformasi Tata Kelola Lapas

MONITOR, Jakarta - Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya menyoroti kerusuhan yang terjadi di…

4 jam yang lalu

Jasa Marga Raih Penghargaan Gold Award 4 Star Excellent dalam Ajang Indonesia Sales Marketing Award 2025

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. berhasil meraih Gold Award predikat Excellent 4…

4 jam yang lalu