PERTANIAN

Kementan Dorong Penguatan Puskeswan untuk Optimalkan Layanan Kesehatan Hewan

MONITOR, Jakarta – Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) merupakan unit terdepan pelayanan kesehatan hewan dalam mencegah, mendeteksi, dan merespon berbagai  ancaman penyakit hewan, serta berperan dalam peningkatan status kesehatan hewan Indonesia.

Hal itu disampaikan Nuryani Zainuddin, Direktur Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementan di Jakarta, 2/8.

“Kita terus mendorong penguatan layanan kesehatan hewan oleh Puskeswan yang merupakan tulang punggung layanan kesehatan hewan Indonesia,” ungkapnya.

Menurut Nuryani, saat ini Indonesia memiliki 1.691 Puskeswan di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, ada 88% kabupaten/kota yang memiliki Puskeswan. Sementara hanya 21% kecamatan yang menyediakan fasilitas Puskeswan aktif.

“Jumlah Puskeswan perlu ditambah, supaya pelayanan pengobatan, vaksinasi, penanganan reproduksi, dan pengamanan produk asal hewan dapat menjangkau unit wilayah administrasi terkecil di Indonesia,” tambahnya. 

Lebih lanjut Nuryani menjelaskan, berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64 Tahun 2007, wilayah kerja Puskeswan meliputi 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) kecamatan. Dengan jumlah kecamatan di Indonesia sebanyak 7.094, dan rata-rata 1 (satu) Puskeswan melakukan pelayanan untuk 2 (dua) kecamatan, maka jumlah ideal Puskeswan di Indonesia adalah sebanyak 3.547 unit.

“Ini artinya, Indonesia masih perlu tambahan sebanyak 1.800-an unit Puskeswan di seluruh Indonesia,” imbuhnya.

Nuryani menyadari bahwa untuk mencapai jumlah tersebut akan memerlukan waktu, oleh karena itu dibutuhkan peta jalan penguatan Puskeswan Indonesia, untuk pembangunan yang terencana.

“Tidak hanya infrastrukturnya, tetapi perlu juga diperhatikan penguatan kapasitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta penguasaan teknologi dan manajemen,” tegasnya.

Nuryani berharap bahwa pembangunan dan peningkatan kapasitas Puskeswan dapat bersinergi dengan dukungan pendanaan baik dari APBN maupun APBD. Dia menyakini bahwa penambahan jumlah dan kapasitas Puskeswan akan memberikan kontribusi yang signifikan untuk pelayanan kesehatan hewan di Indonesia.

Dijelaskannya bahwa pada tahun 2022, Kementan merencanakan untuk menambah dan merenovasi Puskeswan di wilayah sentra peternakan, serta mengalokasikan dukungan operasional untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan.

“Saya harapkan pemerintah daerah juga  memberikan perhatian lebih bagi Puskeswan, khususnya di daerah sentra peternakan, juga di daerah dengan ancaman kesehatan hewan yang tinggi,” pungkasnya.

Recent Posts

Panglima TNI Hadiri Penganugerahan Pangkat Istimewa dan Pelantikan Menteri Kabinet Merah Putih

MONITOR, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menghadiri penganugerahan pangkat istimewa kepada masing-masing…

2 jam yang lalu

Jasa Marga Masuk Daftar 100 Perusahaan Terbesar Versi Fortune Indonesia

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk menempati peringkat ke-47 dalam daftar Fortune Indonesia…

5 jam yang lalu

Jasa Marga Raih Penghargaan Top 50 Emiten Kapitalisasi Pasar Terbesar di Ajang The 16th IICD CG Award 2025

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk kembali mencatat prestasi dengan meraih penghargaan Top…

5 jam yang lalu

Singgung Aksi Scammer dan Hoax, DPR Nilai Wacana Satu Warga Satu Akun Bisa Cegah Kriminalitas

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta menyoroti maraknya penyalahgunaan nomor telepon…

6 jam yang lalu

DPR Minta Produk Kesehatan Bermasalah Segera Tindaklanjut dan Sanksi Tegas

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher menyoroti laporan Badan Pengawasan…

8 jam yang lalu

Menteri HAM Usulkan Penyediaan Ruang Demonstrasi, DPR Sambut Baik

MONITOR, Jakarta - Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya menyambut baik usulan Menteri HAM…

10 jam yang lalu