BISNIS

Rokhmin Dahuri: Soal Garam Harusnya Kita Tidak Perlu Impor Lagi

MONITOR – Guru Besar IPB University, Prof Rokhmin Dahuri mengatakan dengan potensi tambak garam yang ada dan teknologi yang tersedia, Indonesia harusnya mendorong produktivitas garam industri agar tidak bergantung terus pada impor.

“Sejak tahun 2004 untuk aspek produksinya (bukan pengelolaannya) produksi garam menjadi tupoksi kementerian kelautan dan perikanan (KKP),” katanya saat menjadi narasumber kegiatan Seminar Nasional Perikanan (Semnaskan) UGM XVIII yang digelar secara virtual, Senin (26/7/2021).

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu menerangkan bahwa sejak tahun 2010 berdasarkan data yang ada untuk produksi garam konsumsi secara nasional sudah swasembada.

“Artinya untuk produksi nasional garam konsumsi sudah lebih tinggi dari demand atau konsumsinya. Yang masih banyak defisitnya itu untuk garam industri kita masih sangat bergantung pada impor kurang lebih sekitar 2 juta ton,” terangnya.

“Nah kadang kala ada juga importir ini yang impor garam konsumsi, ini yang merugikan,” tegas Ketua DPP PDIP Bidang Kelautan dan Perikanan itu.

Menurut Prof Rokhmin, untuk meningkatkan produksi garam industri seharusnya tidak terlalu sulit. “Dengan kondisi tersebut mestinya kita sudah tidak perlu impor garam lagi kuncinya kan tidak susah-susah amat hanya persoalan NaCl saja,” ujar Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu.

“Jadi definisi garam industri adalah kalau kandungan NaCl-nya lebih besar dari 97 persen, dan itu caranya gampang sekali hanya tinggal bagaimana meningkatkan atau memperpanjang masa penguapan dan seterusnya. Disitulah saya melihat potensi-potensi tambak garam yang masih belum dikembangkan bisa untuk meningkatkan produksi garam industri dengan teknik geomembran, dengan teknik ulir dan segala macam,” jelasnya.

Dengan jurus tersebut, Prof Rokhmin meyakini kedepan kita tidak perlu impor garam lagi yakni dengan meningkatkan produktivitas persatuan luas dan penerapan teknologinya.

“Apalagi kalau di Tiongkok sudah ada teknik “mining” bukan penguapan lagi. Nah mungkin ahli-ahli geologi kita bisa menguide kita lahan-lahan tanah pesisir kita di tanah air ini yang cocok untuk lahan tambak garam ini,” pungkasnya.

Recent Posts

Hari Ibu, Menag Harap Kaum Perempuan Makin Berdaya

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengucapkan selamat Hari Ibu kepada para ibu di…

26 menit yang lalu

Wamen Faisol Acungi Jempol Komitmen PT MMKI Penuhi TKDN

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengapresiasi komitmen PT Mitsubishi Motors Krama…

28 menit yang lalu

Erick Thohir Pastikan Laga Lawan Bahrain Berlangsung di Stadion GBK

MONITOR, Jakarta - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memastikan pertandingan ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia…

7 jam yang lalu

KKP Enam Tahun Beruntun Raih Predikat Informatif

MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan menambah capaian penghargaan di akhir tahun 2024. Terbaru,…

9 jam yang lalu

Minyak Jelantah Jadi Biofuel, Pertamina Patra Niaga Hadirkan Green Movement UCO

MONITOR, Jakarta - Pertamina Patra Niaga meluncurkan program Green Movemement UCO yaitu program pengumpulan Used…

11 jam yang lalu

Wamen PU: Bendungan Jlantah di Karanganyar Siap Diresmikan Januari 2025

MONITOR, Jateng - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus melakukan…

12 jam yang lalu