HUKUM

KPK Laporkan Pelaku Aksi Penembakan Laser, Pengamat: Sudah Tepat!

MONITOR, Jakarta – Langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melaporkan Greenpeace Indonesia atas pelaku aksi tembakan laser dengan sebuah tulisan “Berani Jujur, Pecat!” muncul ke gedung KPK ke Kepolisian dinilai sudah tepat dan sama sekali tidak bisa dimaknai sebagai anti kritik.

Sebab, aksi penembakan laser ke gedung merah putih dimalam hari sangat tidak normal, terlebih itu dilakukan tanpa izin dan itu tidak bisa dimaknai sebagai kebebasan berpendapat, tapi seperti aksi kriminal. Karena pada aksi tersebut, kami tidak memotret makna apapun kecuali melanggar hukum karena tak berizin.

Menanggapi hal itu, Pengamat sekaligus Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing mengatakan tidak ada yang aneh dengan upaya KPK melapornakan Greenpeace Indonesia ke kepolisian. Menurutnya, jika ada pihak-pihak yang bingung melihat pelaporan tersebut itu lebai.

“Hadapi saja dari aspek hukum positif di setiap tahapan proses hukum. Karena itu, para pihak “bertarunglah” di pengadilan sampai akhirnya hakim mengeluarkan keputusan hukum tetap,” ujar Emrus kepada Media, Rabu (21/7).

“Menurut hemat saya, laporan ke Kepolisian hal yang wajar, sebuah peristiwa hukum biasa, kedewasaan hukum, dan kecerdasan demokrasi yang dilakukan oleh KPK. Sekaligus menunjukkan bahwa KPK bukan anti kritik, tetapi menghargai kritik dengan pendekatan normatif sebagai landasannya. Mengapa?,” imxbuh Emrus.

Lebih lanjut Emrus mengatakan, dalam hal kritik, menurutnya KPK cuku menghormati kemerdekaan menyampaikan pendapat yang dimiliki setiap warga negara Indonesia. Baik secara langsung maupun tidak langsung, baik perseorangan sebagai pakar maupun kelompok atau serikat. Terlebih, perlindungan kebebasan berpendapat diatur secara spesifik dalam Pasal 28E ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat”.

“Faktanya halaman gedung KPK merah putih sangat terbuka untuk kelompok, organisasi atau serikat yang ingin menyampaikan gagasan, informasi, kritik melalui aksi demonstrasi ataupun dialog dengan Kehumasan atau perwakilan KPK. Bahkan lapangan gedung KPK merah putih adalah medan pertemuan semua gagasan, kritik, masukan dan aksi demonstrasi,” ungkap Emrus.

“KPK selalu mendengar dan menerima. Gagasan, informasi, kritik, masukan disampaikan dengan cara-cara nyentrik, simbolik, ikonik dan itu adalah seni kebebasan berpendapat yang KPK sangat pahami. Secara tak langsung, KPK selalu mendengar dan terbuka dengan masukan para pakar baik melalui artikel ataupun kritik dimedia massa,” nilainya.

Recent Posts

Menag Ajak Kepala Daerah Perkuat Dukungan ke Penyuluh Agama

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengajak para kepala daerah untuk memperkuat dukungan…

1 jam yang lalu

Transformasi Babek TNI Menjadi Balog TNI, Perkuat Sistem Logistik

MONITOR, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) resmi menandai babak baru dalam sistem dukungan logistik…

11 jam yang lalu

Puan Bangga Petenis Janice Tjen Torehkan Prestasi di US Open 2025, Inspirasi Atlet Perempuan Indonesia

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani turut bangga atas prestasi petenis putri Indonesia,…

13 jam yang lalu

DPR Soroti Penurunan Mahasiwa Baru di PTS, Dorong Pemerintah Tinjau Ulang PTNBH

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani menyoroti dampak serius…

13 jam yang lalu

DPR Sahkan Revisi UU Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah

MONITOR, Jakarta - DPR mengesahkan revisi Undang-Undang tentang Perubahan Ketiga Atas UU Nomor 8 Tahun…

14 jam yang lalu

Indonesia Resmi Menjabat Ketua BIMP-EAGA Periode 2025-2028

MONITOR, Bali - Indonesia resmi memegang kursi keketuaan Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philippines – East…

16 jam yang lalu