Penyidik senior KPK Novel Baswedan (dok: Kompas)
MONITOR, Jakarta – Penyidik senior KPK Novel Baswedan mengaku terhina karena dinyatakan gagal melewati proses tes wawasan kebangsaan (TWK) yang menjadi syarat alih status pegawai KPK. Novel menilai gagalnya tes tersebut seolah dirinya dinilai tidak pancasilais.
Padahal, dikatakan Novel, dirinya sering melakukan tes serupa dan sudah cukup menunjukkan kontribusi di bidang pemberantasan korupsi. Hal demikian dia ungkapkan saat talkshow Mata Najwa.
Menurut Novel, proses yang telah dilewati mulai gagalnya tes TWK hingga dianggap memiliki rapor merah sangatlah buruk
“Soal tes ini, kami distigma seolah-olah tidak pancasilais padahal kami sering ikut tes serupa. Kami sudah menunjukan dharma bakti kami. Tapi seolah-olah dibuat kami bermasalah, itu sangat buruk,” ujar Novel Baswedan, selaku Kasatgas Penyidik KPK.
Bahkan, sepupu dari Anies Baswedan ini merasa dirinya sudah direndahkan melalui gagalnya tes wawasan kebangsaan ini. Sebelumnya ia menilai, proses tes yang dilakukan sudah dirancang by design untuk memecat sejumlah target pegawai KPK.
“Apapun posisinya ini seperti menghina. Kami yakin proses tes tidak dilakukan sebagaimana mestinya,” tandas Novel.
MONITOR, Jakarta - Forum Jurnalis Wakaf dan Zakat Indonesia (Forjukafi) turut memeriahkan acara Zakat Wakaf…
MONITOR, Jakarta - Potensi zakat Indonesia diperkirakan mencapai Rp220 triliun per tahun, jauh di atas…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah, mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk…
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyapa dan menemui masyarakat Bali yang terdampak banjir…
MONITOR, Banten - Wujud kepedulian sosial kembali ditunjukkan oleh unsur KN. Tanjung Datu-301 dengan menggelar…
MONITOR, Jakarta - Komisi III DPR RI mendorong agar Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana…