HUKUM

Partai Gelora Soroti Sikap Dirut Kimia Farma Diagnostik yang Enggan Minta Maaf

MONITOR, Jakarta – Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menyayangkan pernyataan Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostik Adil Fadhilah Bulqini yang menolak untuk meminta maaf setelah lima karyawannya kedapatan menjual rapid test Covid-19 bekas di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara (Sumut) dalam jumpa pers pada Rabu (28/4/2021) lalu

Padahal tindakan tersebut sangat berbahaya bisa meningkatkan ancaman lonjakan kasus positif selanjutnya dan menyangkut kepercayaan publik pada sistem testing Covid-19.

Polda Sumut telah menetapkan lima tersangka yang telah mendaur ulang stik swab test antigen untuk digunakan lagi dengan cara mencuci dan digunakan kembali kepada calon penumpang di Bandara Kualanamu.

Mereka adalah PM sebagai Branch Manajer Laboratorium Kimia Farma, berperan sebagai penanggungjawab laboratorium dan yang menyuruh melakukan penggunaan cutton buds swab antigen bekas. Kemudian tersangka SR; DJ; M dan R dengan peran masing-masing.

“Pernyataan menolak meminta maaf meski karyawannya tertangkap basah menjual rapid test bekas menunjukkan, yang bersangkutan kurang tanggap betapa merusaknya kejadian tersebut pada tingkat kepercayaan publik terhadap fasilitas-fasilitas testing yang ada,” kata Styandari Hakim, Ketua Bidang Pelayanan Masyarakat DPN Partai Gelora Indonesia dalam keterangannya, Sabtu (1/4/2021).

Menurut Tyan – sapaan Styandari Hakim, pimpinan dan pembuat kebijakan harus paham betul bahwa penanganan Covid-19 ini urusan hidup dan penghidupan. 

“Bayangkan berapa banyak nyawa manusia yang terdampak akibat ulah orang-orang tidak bertanggungjawab ini, belum lagi kerugian ekonominya jika terjadi lonjakan kasus positif akibat kegagalan screening,” ujarnya.  

Karena itu, Partai Gelora meminta agar pemerintah menegaskan kembali sense of urgency (keterdesakan) dalam penanganan pandemi Covid-19 terutama dalam menghadapi resiko kembali terjadinya surge atau lonjakan kasus positif Covid-19 pada masa libur Hari Raya Idul Fitri 1442 H ini. 

Partai Gelora mengingatkan situasi lonjakan kasus positif di India yang tidak terkendali telah mencapai 18 juta lebih dengan jumlah kematian dua ratus ribu lebih orang sebagai sebuah peringatan bagi Indonesia agar tidak bernasib seperti India. 

“Pada hari Rabu (28 April 2021) saja kasus positif di India bertambah 379 ribu orang, menunjukkan betapa ganasnya Covid-19 jika tidak ditangani dengan baik. Apalagi dengan adanya varian-varian baru dari virus tersebut yang semakin memudahkan penularan dan mempersulit testing,” tandas Tyan.

Singapura saja, lanjut Tyan, juga baru mengumumkan terjadi  pertambahan kasus positif di komunitas melonjak dalam seminggu terakhir ini. 

Sehingga pemerintah Singapura sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan kembali pembatasan aktivitas dan karantina wilayah. 

“Ini menunjukkan bahwa kita tidak bisa menganggap remeh potensi lonjakan kasus positif yang mungkin terjadi,” kata Ketua Bidang Yanmas DPN Partai Gelora Indonesia ini.

Partai Gelora menilai upaya vaksinasi yang dijalankan pemerintah sejauh ini sudah sangat baik. Namun, sangat disayangkan jika upaya itu tidak dibarengi oleh disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Disamping itu, diperlukan adanya tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang secara tidak bertanggungjawab berusaha mencari keuntungan pribadi di tengah pandemi, termasuk juga para pimpinan dan pengambil keputusan yang tidak memiliki sense of urgency dalam menangani pandemi ini. 

Partai Gelora juga mengusulkan agar pemerintah dapat mempertimbangkan untuk memfokuskan vaksinasi pada wilayah-wilayah zona merah dengan melakukan vaksinasi pada penduduk di wilayah-wilayah tersebut tanpa memandang kategori agar dapat mengejar target penurunan tingkat infeksi di sana. 

“Penduduk di wilayah-wilayah tersebut sangat berpotensi menularkan Covid-19 ke daerah lain sehingga perlu dijadikan sebagai prioritas vaksinasi dikarenakan besarnya resiko lonjakan pasca liburan lebaran kali ini,” ujarnya.

Tyan mengajak seluruh untuk terus menjaga disiplin menjalankan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi agar pandemi Covid-19 dapat cepat diatasi. 

“Masyarakat juga harus memiliki sense of urgency dalam mendukung dan melaksanakan program-program penanganan pandemi Covid-19 ini jika kita ingin melindungi orang-orang yang kita cintai dan kembali beraktivitas seperti biasa,” pungkasnya.

Recent Posts

Maxim Salurkan Ratusan Paket Makanan bagi Warga Terdampak Banjir Sumut

MONITOR, Jakarta - Maxim menunjukkan kepedulian kepada masyarakat dengan menyalurkan ratusan paket makanan bagi warga…

1 jam yang lalu

DPR Minta Mahasiswa Terdampak Bencana Diberi Dispensasi Akademik Hingga Keringanan UKT

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati menyampaikan keprihatinan mendalam…

3 jam yang lalu

Kemenag Salurkan Bantuan Rp250 Juta untuk Korban Banjir dan Longsor Sumbar

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama menyalurkan bantuan kemanusiaan sebesar Rp250 juta untuk masyarakat Sumatera Barat…

3 jam yang lalu

Kemenimipas Gercep Mitigasi Bencana Banjir sesuai Arahan Prabowo

MONITOR, Jakarta - Berbagai wilayah di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat tengah dilanda…

6 jam yang lalu

Peserta Olimpiade PAI 2025 Doakan Penyintas Banjir Aceh dan Sumatra

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tengah menggelar Olimpiade Pendidikan Agama Islam (PAI). Direktur Jenderal Pendidikan…

7 jam yang lalu

Insentif Untuk Melindungi Tenaga Kerja Dalam Ekosistem Industri Otomotif

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian menilai industri otomotif saat ini sangat membutuhkan insentif guna memperkuat…

9 jam yang lalu