MONITOR, Sidrap – Gubernur Kalimantan Utara, Zainal Arifin Paliwang berkunjung di perkebunan porang PT.Alfatih Porang Indonesia di Kecamatan Wattang Sidenreng Kabupaten Sidrap (20/03).
Kunjungan ini bermaksud melihat budidaya tanaman porang yang dikelola kelompok tani semangat Milenial Binaan Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan Syaharuddin Alrif. Pensiunan Jenderal Bintang I Polisi Republik Indonesia (Polri) itu mengatakan porang adalah komoditas ekspor yang sangat luar biasa.
“Saya lihat di media sosial, porang tumbuh subur di Sidrap, makanya kami ke Sulsel dan berkunjung langsung ke perkebunan porang sidrap ini, sangat luar biasa ini” jelas mantan Wakapolda Kaltara ini
Oleh karena itu, ucap Zainal Arifin Paliwang, pihaknya juga akan mengembangkan pertanian porang tersebut. Kita belajar di Sidrap yang kini menjadi pioner.
“Potensi pengembangan porang jelas besar karena kita memiliki lahan yang luas. Budidaya porang ini komoditas ekspor. Apalagi Pak Menteri Pertanian sudah pernah kelokasi ini juga,” tutupnya
Porang atau nama latinnya Amorphophallus muelleri Blume akhir-akhir ini menjadi tren dan dilirik banyak negara. Saat ini ada hampir 20.000 hektare lahan di Indonesia yang ditanami porang dan terus bertambah. Porang ini sudah diekspor ke 16 negara dengan negara tujuan terbesar Tiongkok, Thailand, Taiwan, Myanmar dan Vietnam dalam bentuk chips, tepung dan olahan lainnya sehingga nilai tambah lebih tinggi.
Menurut Direktur jenderal Tanaman Pangan, Suwandi tanaman porang menjadi komoditas yang saat ini sedang dikembangkan. Ekspor komoditas porang pada tahun 2020 mencapai 20,5 ribu ton, dengan nilai sekitar Rp 821 milyar. Nilai tersebut naik atau surplus sebanyak 8,9 ribu ton dibanding tahun 2019, yang ekspornya pada waktu itu hanya 11,7 ribu ton.
Komoditas terbesar dikirim dari Jawa Timur yaitu sekitar 81% dari ekspor nasional tahun 2020, sedangkan daerah lain juga melakukan eksportasi seperti Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Sulawesi. Saat ini yang diekspor berbentuk cips/ kepingan kecing atau serbuk. Dan pemerintah memang membatasi bahkan melarang ekspor dalam bentuk umbi, dengan maksud melindungi plasma nutfah.
Lebih lanjut Suwandi mengatakan bahwa tahun ini Kementan memiliki program bantuan budidaya porang seluas 100 hektar tanaman porang menjadi komoditas yang saat ini sedang gencar gencar untuk di ekspor. Sebelumnya bantuan Kementan tahun 2020 seluas 17 ribu hektar.
Selanjutnya Suwandi berharap ekspor komoditas pertanian terus meningkat sehingga produk lokal yang sudah memiliki pasar ekspor harus dipacu atau didorong supaya ekspornya bisa berkelanjutan dan meningkat secara kuantitas maupun kualitas.